webnovel

POSSESSIVE - Black Motor Girl

Suasana malam ini begitu tenang dan damai, aroma hujan masih sedikit tercium. Semula memang hujan sudah turun dengan cukup deras, tapi sekarang langit sudah mulai kembali cerah.

Waktu sudah larut malam, tapi masih banyak orang yang melanjutkan aktivitasnya, meski jalanan masih basah oleh sisa air hujan yang semula sudah mengguyur bumi.

Rey mengernyitkan keningnya melihat banyak orang yang sekarang tengah berkelahi, dia merasa penasaran dengan hal yang sudah terjadi sampai akhirnya dia merasa tidak asing dengan satu orang yang ada di sana.

Setelah melihat siapa mereka yang berkelahi dan Rey merasa tidak asing dengan satu orang yang menjadi titik pusat dari perkelahian tersebut, Rey ingin menghampiri mereka.

Melihat kalau orang tersebut masih terlihat mampu mengimbangi mereka ber-3, membuat Rey memilih untuk diam, tidak menghampiri orang tersebut.

"Cewek gue jago bela diri."

Mendengar suara tersebut, sontak membuat Retta melirik ke arah di mana dia mendengar suara tersebut sampai akhirnya dia terbengong melihat siapa yang sekarang berada di hadapannya.

"Rey ..." ucap Retta dengan nada bicara yang begitu rendah.

Rey malah mengernyit saat melihat retta yang sekarang terlihat ketakutan, bahkan beberapa kali memilih untuk menundukkan kepalanya saat ditatap olehnya.

"Kenapa takut? Tadi menghadapi mereka bertiga tidak takut?" Rey cukup tanda tanya akan hal ini, karena perubahan ekspresi Retta begitu terlihat.

Gue harus apa sekarang? Sepertinya dia sudah melihat hal tadi.

Retta benar-benar ketakutan saat melihat Rey yang mengetahui semua ini. Kebingungan yang Retta rasakan begitu besar, sehingga dia malah terus menaik turunkan pandangannya.

Perlahan Rey memegangi pundak Retta, perlahan Rey menengadahkan pandangan Retta agar memandang dirinya. Menatap Retta sejenak dengan tatapan yang begitu dalam.

"Gue gak akan memarahi lo, karena lo sudah berbuat hal seperti itu." Rey merasa kalau alasan yang membuat Retta terlihat seperti orang yang kebingungan, karena Retta takut dirinya marah.

Mendengar penuturan Rey, Retta mencoba untuk menatapnya. Memperhatikan Rey sejenak dengan tatapan takut yang masih ada, tapi tidak seperti tadi.

"That's yours."

Dengan santai Rey menganggukkan kepalanya saat Retta terlihat menatap dirinya dengan tatapan yang tanda tanya.

"Lo gak marah atau benci sama gue dengan apa yang sudah lo lihat tadi?" tanya Retta menggunakan nada bicara yang cukup rendah, sebab Retta masih tidak yakin.

Rey menggelengkan kepalanya. "Kenapa harus marah?" tanya balik Rey menggunakan nada bicara yang begitu enteng.

Apakah dia memang tidak marah atau dia tengah menyindir gue?

Sampai saat ini Retta masih tidak mengerti dengan alasan yang membuat Rey bersikap seperti ini, karena dia masih teringat akan sesuatu hal. Hal itu yang menjadi alasan kenapa Retta seperti ini.

"Gue tidak seperti mantan lo."

Di sini Rey cukup tahu kalau alasan yang membuat Retta seperti ini, karena Retta teringat akan mantannya yang cukup besar kemungkinan kalau Retta pernah berada di posisi ini dan Arkan memarahinya.

"Maksudnya?" Retta terlihat seperti orang yang kebingungan, padahal dia sudah tahu apa yang Rey maksud, karena dia yang mengalaminya.

"Lo yang lebih tahu tentang dia," jawab Rey menggunakan nada bicara yang begitu enteng.

Sama sekali Rey tidak ingin membahas atau memperjelas ke mana maksud dari kalimat yang sudah Rey ucapkan, karena jujur dia tidak suka dengan hal tersebut.

"Lo serius gak papa? Lo gak marah atau gak ada niatan untuk memarahi gue gitu?" Retta masih penasaran dengan semua ini.

Rey menggelengkan kepalanya sambil mengukirkan senyumannya dengan begitu lebar. "Gue sama sekali tidak akan marah, karena hal itu."

Meskipun Retta sudah mendengar kalimat ini, dirinya masih tetap tidak percaya dengan hal tersebut. Kejadian masa lalunya masih begitu terbayang dalam ingatannya.

Kejadian demi kejadian banyak beterbangan dalam diri Retta yang membuat dia semakin kesulitan untuk mengontrol perasaannya sekarang, dia kebingungan meluapkannya.

Perlahan Rey menarik Retta ke dalam pelukannya, dia bisa melihat dari ekspresi yang sedang Retta pasang, kalau banyak hal yang membuat Retta seperti ini dan dia kebingungan bagaimana mengutarakan hal yang dia rasakan.

"Be your self."

Dengan nada yang begitu pelan, Rey mengucapkan kalimat itu tepat di samping telingan Retta. Kalimat itu begitu masuk ke hati Retta yang begitu dalam.

Entah kenapa mendengar Rey yang mengucapkan kalimat itu, rasanya ada sesuatu hal yang begitu dia rasakan, tapi sulit untuk dia jelaskan.

*****

Rey memperhatikan logo yang tertera pada jaket yang sekarang tengah Retta gunakan, dia merasa tidak asing dengan logo tersebut, tapi entah apa yang membuat dia ingat akan hal itu.

"Lo anak BMG?" tanya Rey yang terus memperhatikan tulisan yang tertera di atas saku jaket Retta.

Retta melirik ke arah yang sekarang tengah Rey perhatikan. "Seperti yang lo lihat," jawab Retta dengan begitu enteng.

Sudah tidak mungkin Retta menyembunyikan hal ini atau mengelak dengan hal yang lain, karena semuanya sudah tertera dengan begitu jelas dan tidak mungkin Rey tidak tahu akan hal ini.

"Ketuanya sekarang dipegang sama siapa?" Rey mengetahui sedikit kasus tentang geng Black Motor Girl, sehingga Rey ingin mengetahui hal ini.

Mendapatkan pertanyaan itu membuat Retta semakin kebingungan dengan hal ini. "Gue gak bisa jawab."

Kening Rey mengernyit. "Kenapa?" tanya Rey yang kebingungan kenapa Retta tidak sampai menjawab hal ini.

"Sebenarnya BMG itu sekarang kepecah, karena ada kubu lain yang berbeda jalan dengan aturan yang ada dalam BMG. Untuk ketuanya, masih dipegang oleh Kak Florist, tapi dia ada kasus sekarang."

Akhirnya Retta menceritakan hal ini secara singkat pada pacarnya, dibandingkan dia harus terus menyembunyikan semua ini, tapi pada akhirnya ada hal yang membuat Rey tahu semua ini.

"Pembunuhan?" tanya Rey yang begitu dalam saat menatap Retta.

Retta menggelengkan kepalanya. "Gue rasa itu gak bener, karena menurut gue dan juga menurut orang yang masih memegang aturan BMG, Kak Florist itu gak salah."

Memang di saat ada satu pihak yang menganggap tentang hal yang negatif, pasti ada pihak lain yang menangkapnya dari sudut pandang yang positif, meski entah yang mana yang benar.

"Anak-anak yang tadi juga anak BMG?" tanya Rey yang semula sepintas melihat logo BMG yang tertera di salah satu motor orang yang sudah berkelahi dengan Retta.

"Mereka memang anak BMG, cuma mereka kayak menginduk ke Kak Irene. Entah lah, gue bingung sendiri kalau harus jawab mengenai hal ini." Retta mencurahkan sedikit hal yang sedang dia rasakan sekarang.

"Dan kubu yang satunya mengikuti lo?" Rey bertanya dengan penuh keseriusan, dia tidak menaikkan nada bicaranya, tapi tatapan yang Rey berikan begitu serius dan cukup dalam.

Next chapter