webnovel

Prologue-01

Pesan elektronik itu terus berdatangan meski sudah dilabeli sebagai spam oleh Fuu. Dilaporkan kepada pihak provider pun tiada hasil yang memuaskan. Hanya janji kosong untuk menghentikan pesan tersebut, namun nihil yang didapat. Jika boleh diingat, spam tersebut dimulai beberapa hari, setelah /orang itu/ pergi tanpa kabar. Memori akan kepergiannya hanya menambah rasa kesal yang dirasakan gadis berusia 16 tahun ini. Apanya yang akan berpamitan jika akan pergi?

Bullshit.

Kembali ke spam yang terpampang jelas di layar ponsel pintar, Fuu memutuskan untuk menelisik lebih jauh apa sebenarnya isi pesan sampah yang terus menyerbu domain pesan miliknya. Yah, patut diakui Fuu tidak pernah membuka satu pun pesan elektronik itu. Langsung menganggapnya spam dan memindahkannya ke folder yang seharusnya karena dalam sehari, tiga pesan dapat masuk.

Seperti jadwal makan saja.

"Jadi..." kedua manik cokelat miliknya menyipit begitu membaca konten dari pesan itu. "... Quiz?" gumamnya pelan, membaca lebih jauh akan konten pesan. Yang membuat alisnya menekuk semakin dalam.

⌈𝘈𝘳𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘣𝘰𝘳𝘦𝘥 𝘸𝘪𝘵𝘩 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘤𝘶𝘳𝘳𝘦𝘯𝘵 𝘭𝘪𝘧𝘦?⌋

𝘠𝘦𝘴

𝘕𝘰

Memang spam, Fuu membatin. Dari ekspresinya saja sudah jelas kalau ketertarikannya akan isi pesan yang terus menyerang domain pesan elektroniknya selama beberapa waktu itu telah hilang. Layar ponsel menghitam seiring dia menekan tombol kunci di sisi ponsel. Gemuruh membuatnya melirik ke arah langit, di mana awan hitam berkumpul menjadi satu secara perlahan. Aroma hujan samar tertangkap penciuman membuat Fuu mempercepat langkahnya untuk cepat sampai ke kediamannya.

Secangkir cokelat hangat terdengar menyenangkan sebagai temannya malam ini.

❅❅❅

「𝘕𝘰 𝘯𝘦𝘸 𝘮𝘦𝘴𝘴𝘢𝘨𝘦」

"Mau berapa kalipun kamu mengeceknya, aku tidak yakin /orang itu/ akan menghubungimu dalam waktu dekat." Kouga berkomentar, menangkap basah Fuu yang sedang mengecek kotak pesan miliknya. Pemuda berambut hitam itu memamerkan seringai usilnya karena mendapati Fuu memandangnya dengan tatapan sebal. Satu kepuasan tersendiri baginya untuk melihat gadis berkacamata itu kesal karena hal sepele.

"Jika waktunya tiba nanti, /Dia/ juga akan menghubungimu, glasses girl~!" dan Kouga mendapat serangan bantal dari Fuu. Tepat mengenai wajahnya, menghilangkan keseimbangan si pemuda yang langsung menumpahkan soda yang dibawanya. Seringai berpindah ke wajah Fuu mendengar jeritan Kouga karena soda miliknya tumpah. Puas, namun sudut pikirannya mau tidak mau menyetujui apa yang diucapkan si pemuda berambut hitam tersebut. Mengingat bagaimana sifat /orang itu/, dan ini membuat Fuu semakin sebal. Lekukan seringai tergantikan dengan cemberut. Mood yang semakin turun menyebabkan Fuu langsung beranjak dari sofa.

Bantingan pintu yang menutup membuat Kouga sedikit kaget dan menoleh. Fuu telah masuk ke dalam kamarnya. Pemuda tersebut hanya dapat menghela nafasnya. Cukup memaklumi, dan juga cukup terbiasa dengan bagaimana kondisi si gadis jika /orang itu/ pergi tanpa kabar.