webnovel

RETRIBUTION -Cycle of the Rise and the Fall- (Indonesia)

Kebangkitan dan kejatuhan adalah sebuah siklus yang tidak pernah bisa lepas dari kehidupan. Dunia diciptakan dalam keadaan yang sangat baik dan harmonis. Akan tetapi, ada makhluk-makhluk atau kekuatan yang mencoba untuk membawa dunia kepada kehancuran. Dalam dunia seperti itu, kebangkitan tidak akan terjadi tanpa kejatuhan dan kebangkitan akan selalu berlanjut kepada kejatuhan. Ada dua orang bersaudara, Enral seorang kakak laki-laki yang dapat diandalkan dan punya tekad yang kuat serta Enity adik perempuannya yang memiliki kepribadian yang sulit ditebak tapi sangat membantu kakaknya. Di dalam dunia yang selalu berada pada siklus kebangkitan dan kejatuhan, ada sebuah kekuatan yang bersinar. Kekuatan tersebut adalah kekuatan dari sebuah pembalasan atau "Retribution". Dalam cerita ini, kita akan melihat bersama bagaimana Enral dan Enity menjadi pusat dari siklus dunia tersebut, bagaimana perjalanan mereka mengalami pertemuan dan perpisahan, bagaimana mereka melawan hal-hal yang mencoba menghancurkan kehidupan mereka dan bagaimana mereka menjalankan "Retribution" kepada dunia dalam melawan siklus dunia yang tanpa akhir.

Lamia_Amadeus · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

Flame of Hope in the World of Despair

Part 1 "Smile, Swear, Save"

Peristiwa ini terjadi di kerajaan Rahi, tepat tiga hari sebelum aku dan Enity pulang dari petualangan di hutan dan di tempat Druid berada. Lokiy dan Tohr sedang berada di perpustakaan mereka bersama dengan ayah mereka, Odiyn. Di sana, Odiyn menunjukkan sejarah gelap dunia kepada Lokiy dan Tohr. Sejarah gelap dunia adalah ketika kedua kerajaan besar masih belum berdiri. Pada masa itu, kegelapan yang tidak biasa diketahui orang sedang meliputi dunia, dan mereka disebut sebagai Purgatory. Seluruh dunia berada dalam kekacauan, dan ketika itu juga para Holy Knights dan sekelompok orang lain berperang melawan Purgatory. "Wow! Para Holy Knights itu keren!" kata Lokiy dengan penuh semangat. "Apakah kita bisa jadi seperti itu juga ya?" tanya Tohr. Mendengar respons dari kedua anaknya, Odiyn tersenyum dan berkata "kalian berdua tidak perlu menjadi seperti para Holy Knights, ayah tahu kalian akan menjadi kuat dan kekuatan itu perlu kalian pakai untuk melindungi banyak orang, terutama ibu kalian." Mendengar hal tersebut, Lokiy dan Tohr tersenyum di hadapan satu sama lain. Setelah itu, tiba-tiba ada satu jalan terbuka dalam perpustakaan tersebut. Odiyn membuka jalan itu dengan mekanisme rahasia. Setelah beberapa waktu, mereka bertiga sampai pada satu ruangan besar yang juga penuh buku. "Perpustakaan kedua?" tanya Tohr. Odiyn mendengar itu tersenyum dan "bisa dibilang demikian" Odiyn melanjutkan, "buku dan cerita yang ayah sampaikan pada kalian tadi hanya kulit terluar dari keseluruhan ceritanya, dan tempat ini berisi semua hal yang menjadi kelanjutan atau hal-hal yang lebih jelas mengenai perang melawan Purgatory." Mendengar hal itu, Lokiy dan Tohr sangat terkejut juga senang. "Tapi…" bisik Odiyn. Lokiy yang mendengar hal itu langsung merespons, "tapi?" Tohr juga langsung melihat ke arah ayahnya. "Akhir-akhir ini, Purgatory mulai aktif Kembali…Holy Knights tidak berhasil menyegel Purgatory dan hanya memberikan batasan maksimum terhadap kuasa mereka." Tiba-tiba, suasananya menjadi berat dengan Lokiy dan Tohr mulai menelan ludah. Setelah beberapa waktu hening, Odiyn mengambil satu buku di bagian paling atas sudut kiri ruangan itu. Buku itu tidak berjudul, tidak berwarna selain hitam dan tidak ada corak apa pun, karena cuma hitam. "Lokiy, Tohr…semua buku di sini boleh dibaca kecuali buku yang ini dan ayah punya pesan penting bagi kalian" kata Odiyn dengan penuh kepercayaan. Odiyn memberikan tiga pesan kepada Lokiy dan Tohr, "ayah ingin kalian terus melindungi buku ini dan jangan sampai jatuh pada orang yang tepat, ayah ingin kalian berjanji untuk tidak membuka buku ini satu kali pun di bagian mana pun, dan ayah ingin kalian hidup demi menjalankan dua pesan sebelumnya." Lokiy dan Tohr tidak bisa berkata apa pun setelah itu, dan yang memulainya adalah Tohr. "Kenapa ayah berkata seperti itu? Ayah masih jauh lebih kuat dari kami, tapi kenapa kami yang akan melindungi buku yang terlihat sangat berbahaya itu?" Mendengar hal itu, Odiyn berbisik sampai Lokiy dan Tohr tidak dapat mendengarnya "waktunya sudah dekat…." Odiyn melanjutkan, "ayah percaya pada kalian, belum juga kalian juga memiliki dua sahabat yang luar biasa." Setelah itu, mereka bertiga keluar dari perpustakaan dan kembali berkumpul di kamar ibu mereka yang sedang sakit sebagai kegiatan rutin mereka. "Lokiy….Odiyn….apa kalian berhasil mengalahkan ayah kalian hari ini?" Hal ini sudah biasa terjadi. Impian dari ibu mereka adalah mereka mengalahkan ayah mereka dan dia selalu bertanya tentang hal yang sama setiap hari. "Hehehe tentu belum ibu, hari ini kami hanya belajar bersama di perpustakaan" jawab Tohr kemudian "SUATU SAAT!" teriakan Lokiy membuat semua yang di ruangan kaget. "Suatu saat kami pasti akan mengalahkan ayah, ibu tenang saja ya" kata Lokiy dengan penuh semangat. Lokiy dan Tohr tersenyum di hadapan ibu mereka. Setelah itu, Lokiy dan Tohr berbalik menghadap ayah mereka dan secara bersamaan mengatakan "kami terima tantanganmu ayah dan kami pasti akan mengalahkanmu suatu saat!" Pada saat itu, ibu mereka terlihat sangat senang tapi terlihat satu air mata jatuh dari mata Odiyn dan dia tidak mampu menghadap Lokiy dan Tohr sehingga dia langsung keluar dari kamar tersebut. Hal ini hanya merupakan awal dari kehancuran yang tidak terduga oleh siapa pun yang hidup di dunia.

Part 2 "Point of Calamity"

Seorang gadis berkacamata dengan rambut pendek dan lurus berwarna biru muda sedang membaca satu buku di suatu perpustakaan. Gadis tersebut menggunakan pakaian yang tidak biasa ditemukan di masa itu. Gadis itu seperti menggunakan gaun berwarna ungu, menutupi seluruh tubuhnya kecuali bagian kepala. Di sampingnya ada seekor kucing putih yang sedang mencoba bermain dengan satu benda seperti tongkat sihir milik dari gadis tersebut. Dapat dilihat dari bagian atas tongkat tersebut dan sampul buku yang sedang dibaca gadis tersebut memiliki satu simbol yang serupa, yaitu simbol seperti huruf A dengan motif yang unik. Gadis itu dengan santai membaca buku itu sambil minum segelas teh yang sudah dibuatnya. "Hei Norsen, jangan kau bermain dengan tongkatku!" teriak gadis itu ketika melihat seekor kucing bermain dengan tongkatnya. Kucing itu kaget kemudian membalas dengan "meow" kepada gadis itu. "Aku tahu kau ingin bermain denganku kan? Tapi, biarkan aku menikmati teh sambil membaca buku terlebih dahulu" kata gadis itu. Setelah itu, gadis tersebut menghasilkan satu bola kecil dari tangannya dengan sihir kemudian diberikan kepada kucing tersebut, "Norsen, kau bermain dengan ini dulu." Dan "meow meow meow" kucing tersebut terlihat bahagia menerima bola itu kemudian bermain dengan itu. Setelah beberapa waktu membaca buku tersebut, tiba-tiba gelas teh yang dipegang gadis itu jatuh dan pecah. Gadis itu langsung berdiri secara tiba-tiba sehingga kursi yang didudukinya jatuh. "Ini tidak mungkin…apa hal ini harus terjadi lagi? Apakah peristiwa di waktu itu masih tidak cukup, Harmonia? Kata gadis itu dengan suara kecil. Kucing yang tadi dengan senang bermain bola kecil itu sudah tidak ada lagi karena melarikan diri setelah kaget ketika gelas dari gadis itu yang jatuh dan pecah. Di tempat lain, keesokan harinya, terlihat Lokiy dan Tohr masuk dalam perpustakaan mereka tanpa izin dari ayah mereka. Mereka penasaran dengan perpustakaan kedua yang ada di bagian terdalam perpustakaan itu dan ingin membaca buku-buku yang ada di sana. Akan tetapi, mereka tidak menyadari ada sesuatu yang mengikuti mereka dari belakang. Ketika mereka mencoba masuk ke dalam perpustakaan kedua itu, ada sebuah sihir pelindung yang tidak membiarkan orang sembarangan melihat apalagi masuk ke perpustakaan kedua kecuali yang memiliki semacam kuncinya. "Ah, kita tidak bisa masuk tanpa kekuatan dari ayah!" kata Tohr kepada Lokiy. "Hm, kalau tidak salah ayah kemarin melakukan sesuatu di depan kita untuk membuka jalannya" kata Lokiy sambil berpikir. *Crack* *crack* *spash* tiba-tiba terdengar suara seperti sesuatu yang retak kemudian pecah, dan mereka berdua melihat jalan ke perpustakaan kedua terbuka lebar. "Hehe kelihatannya kita hari ini beruntung, Tohr" kata Lokiy. *Gulp* Tohr menelan ludahnya kemudian berkata "apakah ini keputusan terbaik, Lokiy?" Lokiy membalas dengan berkata "tenang saja, yang penting kita tidak membuka buku hitam itu." Mereka berjalan sampai ke perpustakaan kedua itu. Lokiy dan Tohr dengan wajah yang penuh rasa ingin tahu mulai membaca berbagai buku. Akan tetapi, mereka tidak mengerti satu pun hal yang tertulis karena berisi bahasa yang tidak pernah mereka pelajari. "AHHHH!!!! Kalau begini, semua buku tidak bisa dibaca, ditambah lagi buku-bukunya tidak ada gambar sama sekali!" kesal Lokiy. "Ya, benar…kalau begini, sia-sia kita datang ke sini apalagi tanpa izin dari ayah." Tiba-tiba angin berhembus dengan cepat di belakang Lokiy, "hah? Apa itu? Kenapa bisa ada angin di tempat tertutup seperti ini?" Angin yang berhembus itu semakin kuat sehingga buku-buku dalam ruangan tersebut terbang ke mana-mana. "Oh tidak! Ini buruk!" teriak Tohr. "Kenapa, Tohr?" tanya Lokiy. "Buku hitam itu! Jangan sampai terbuka karena diterbangkan angin!" Tohr langsung berlari ke tempat buku itu berada, tapi dia tidak menemukan buku itu. Pada saat itu, Tohr menjadi panik, sementara Lokiy masih mencari sumber dari angin itu. Lokiy terjatuh dan tangannya menyentuh satu buku yang terbuka. "….Kenapa buku ini ada di bawah sini? Bukannya di atas?" Setelah itu, Tohr berteriak ke arah Lokiy, "Lokiy! Bukunya tidak ada di sini!" Sambil berkata itu, Tohr terkejut ketika melihat Lokiy dengan satu buku di depannya yang terbuka. Lokiy menatap Tohr dengan mata yang sangat tegang. Ternyata buku hitam yang sebelumnya dilarang dibuka oleh ayahnya sudah terbuka di depan mata Lokiy dan Tohr. Kemudian, angin membawa buku itu. Angin di sini bermaksud tentang suatu wujud yang terbentuk dari kumpulan pusaran angin hitam. Wujud itu berkata, "akhirnya, waktunya sudah tiba, AKHIRNYA!!! Aku ucapkan terima kasih untuk kalian berdua…" Kemudian angin itu menghilang dari ruangan perpustakaan kedua itu. Di tempat-tempat lain yang berbeda, terlihat Odiyn dan Rakh mengeluarkan keringat dingin karena menyadari sesuatu yang buruk dan jahat mulai bangkit dari tidurnya. Di kejauhan, beberapa orang yang tidak diketahui identitas mereka juga merasakan hal yang sama. "Lokiy…Tohr…aku tidak menyangka bisa terjadi secepat ini…" Setelah angin itu menghilang, terjadi tarikan gravitasi yang luar biasa di seluruh kerajaan Rahi. "Ugh, apa ini? Tubuhku rasanya seperti ditarik dengan sangat kuat ke dalam tanah!" kata Lokiy. Tohr juga mengalami hal yang sama. Setelah beberapa waktu hal itu terjadi, semuanya menjadi hening. Kerajaan Rahi menjadi sangat tenang dan kehilangan kehidupannya. Di pintu gerbang kerajaan Rahi, terlihat Rakh dan Darga terdiam dan tidak dapat mengeluarkan satu kata pun, sampai Rakh berbisik kecil "tidak mungkin…ini adalah…perbuatan makhluk itu! Gradiora!" Mendengar itu, Darga terkejut "APA!?!?!? GRA---DI---ORA…!" Gradiora, Penjaga Purgatory yang dapat melahap semua kehidupan di permukaan bumi dengan sangat mudah. "Apa hal itu akan terulang?" tanya Rakh dengan suara kecil sambil menatap ke langit. Setelah itu, Rakh dan Darga kembali ke kerajaan Khai dan besoknya mereka mendapatkan aku dan Enity yang lari dari kerajaan ke hutan.

Part 3 "Finite Life with Infinite Problems"

Aku masih tidak percaya dengan kejadian yang sedang terjadi. Aku takut dengan pemikiranku sendiri, ketika menyadari bahwa ayah sebenarnya pergi bertemu Odiyn yang adalah maut itu sendiri menuju. "Dia pasti pergi untuk menyelamatkan mereka…tapi kenapa kamu melakukan hal itu, ayah bodoh!" Mendengar kekesalanku, Enity berkata "kakak, ayah itu baik…dia pasti tidak mau ada sahabatnya menanggung satu masalah sendirian!" Aku mendengar itu dan menyadari dari perkataan Enity, "tunggu dulu…sahabat? Ayah dan Odiyn itu adalah sahabat?" Enity memberikan respons dengan mengangguk. Aku baru saja mengetahui bahwa ayah dan Odiyn adalah sahabat. Aku pikir mereka adalah saingan sebagai raja dari dua kerajaan terbesar di dunia. "Sekarang, kita harus bagaimana kakak?" Mendengar pertanyaan itu, aku masih berpikir tentang bagaimana kita harus bertindak. "Kalau kita asumsikan bencana ini terjadi secara tiba-tiba, tentu ayah juga terkejut ketika melihat dan mengetahui ini, tapi kalau ayah ingin menemui Odiyn berarti dia memiliki akses untuk menuju ke Purgatory!" Aku berpikir kita harus mencari jalan menuju Purgatory. Aku sadar kalau ini merupakan hal yang sangat berbahaya, tapi kita tidak mungkin hanya berdiam diri menunggu di kerajaan. "Enity, kakak ingin kamu bersama Darga tinggal di sini." Enity merasa bingung Ketika mendengar perkataanku, "apa maksudmu kak? Kakak mau ke mana? Apakah kakak mau mencari ayah sendirian?" Aku tidak memberikan respons apa pun. "Selama ini kita sudah selalu bersama! Lalu sekarang harus berpisah? Aku tidak mau, kakak! Aku ingin bersama kakak berpetualang di tempat-tempat yang belum pernah kita jelajahi! Aku ingin bersama kakak bertemu Vermillione lagi! Aku ingin…kakak…membawa aku lagi ke ladang bunga Matahari itu!" Sambil berkata demikian, kedua mata Enity mulai berkaca-kaca dan dia memegang tangan kananku dengan sangat erat. Begitu juga dengan kedua mataku yang mulai berkaca-kaca sambil aku meletakkan telapak tangan kiriku di atas kepala Enity. "Tapi, hanya ini caranya bagi kakak untuk melindungi kamu!" Di sisi lain, terlihat Darga sedang mendengarkan percakapan kami. "Aku tidak ingin sesuatu terjadi kepada kamu, Enity! Aku bukan hanya ingin menyelamatkan ayah, tapi pasti sekaligus menyelamatkan banyak orang!" Aku tahu hal ini terkesan egois dariku. Kemudian, Enity langsung menjawab dengan serius dan mengeluarkan air mata, "aku juga ingin menyelamatkan mereka, terutama ayah! Aku tidak tahu harus berbuat apa, tapi….aku merasa lebih aman dan nyaman kalau bersama kakak! Aku tidak mau kehilangan anggota keluargaku yang satu-satunya!" Mendengar perkataan Enity, aku menjadi tercengang. Hal yang dikatakan Enity adalah benar, pikirku. Ibu kami sudah tidak ada, jika ayah sudah tidak ada lagi, maka hanya aku yang dapat berada di sisi Enity sebagai keluarganya. Aku juga adalah kakaknya, kemudian aku langsung memeluk Enity sambil mengeluarkan sedikit air mata di bahunya. Di samping itu, Enity menangis seperti bayi yang baru lahir. Aku tidak menyadari sisi ini dari Enity di mana ternyata dia adalah seorang gadis yang lemah dan sangat peduli dengan orang lain, khususnya keluarganya. Tiba-tiba, aku teringat satu hal yang dapat menjadi jalan keluar dari masalah ini. Aku langsung melepas pelukan dari Enity, dan langsung menuju ke suatu tempat. "Mungkin hal itu…bukan, hal itu pasti bisa membantu!" kataku sambil berlari. Aku melihat Enity mengikuti aku dari belakang sambil memanggil aku dalam kondisi dirinya yang masih menangis. Enity memang adik yang sangat aku sayang dan aku sudah bertekad untuk melindunginya selalu. Aku sampai di kamar kami, kemudian aku mencari satu benda di dalam lemari. Aku ingat ayah pernah memberikan sesuatu satu hari setelah ibu meninggal. Ayah memberikan benda itu dan berkata "ketika rasanya sudah tidak ada jalan keluar, ketika kamu ingin melindungi adikmu dan banyak orang, pakai benda ini dan pergi ke depan kamar ayah." Benda itu adalah sebuah koin dengan motif unik di kedua sisinya. Di satu sisi, koin itu memiliki kumpulan simbol api, air, tanah, angin dan daun. Di satu sisi, koin itu bergambar satu mahkota dengan tujuh simbol yang aku tidak tahu. "Koin ini...apakah benar akan menjawab semua masalah yang terjadi sekarang?" Enity melihat aku memegang koin itu dan bertanya, "itu apa kak?" Aku menjawab, "ini adalah benda yang diberikan ayah ke aku untuk masa-masa sulit seperti ini." Masih dengan kebingungannya, Enity menggaruk kepalanya. "Tapi, apa yang menunggu dengan menggunakan koin ini?" Setelah itu, aku dan Enity langsung menuju ke depan kamar ayah kami. "Apa kau sudah siap, Enity?" tanyaku pada Enity yang ada di belakangku. "Aku masih tidak mengerti, tapi aku percaya kakak bisa mencari jalan keluar dari masalah sekarang ini." Tiba-tiba, koin itu menyala dengan berbagai warna layaknya pelangi. Kemudian, lubang kecil sebesar koin itu muncul di bagian dinding depan kamar ayah kami. Lubang itu dangkal, dan aku langsung memasukkan koin tersebut ke dalam lubang itu. Kemudian, sesuatu yang kami tidak duga terjadi di depan mata. Dinding yang sebelumnya kosong, terbelah menjadi dua dan membentuk satu tangga ke bawah. Aku dan Enity langsung mengikuti arah tangga itu tanpa mengetahui dengan jelas ke mana jalan itu akan membawa kami.

Part 4 "Foreshadowing the Eternal War"

"Dahulu, dunia masih belum memiliki kerajaan satu pun. "Belum" mungkin kurang tepat untuk mendefinisikannya. Pertama kali ketika dunia diciptakan, dunia memiliki banyak kerajaan dibandingkan pada masa sekarang. Seiring perkembangan zaman, dunia masuk masa yang disebut dengan masa modern. Jumlah manusia menjadi sangat banyak sampai menyentuh angka sepuluh miliar total populasi. Kerajaan hampir hilang, karena suatu hal yang dikembangkan manusia yaitu disebut sebagai "teknologi," semakin menyebar di seluruh dunia dan semua orang bergantung padanya. Kehidupan ekonomi, sosial, budaya maupun politik bergerak bersama teknologi. Banyak kemudahan yang didapatkan dengan memanfaatkan teknologi. Hal ini adalah perwujudan sebuah misi dari Pencipta alam semesta, yang kita kenal sebagai Harmonia. Dia mengatakan pada seluruh umat manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang ada di bumi, menguasainya, mengembangkannya dan memeliharanya. Dengan begitu, manusia menjadi makhluk yang paling berkuasa di bumi. Mengetahui hal ini, yang orang-orang sebut pada masa itu sebagai "Si Jahat" atau para "Iblis" tidak menyukai dengan status manusia sebagai penguasa di bumi. Mereka yang dikenal pada masa sekarang sebagai "Purgatory." Mereka ingin menjadi penguasa bumi dan untuk mewujudkannya mereka berencana untuk menghancurkan manusia. Menyadari kejanggalan yang ada, satu organisasi besar yang bernama "Komite 200" yang beranggotakan semua pemimpin dunia mulai bergerak. Komite 200 adalah organisasi persatuan antara orang-orang religius yang mengandalkan kekuatan ilahi atau supernatural dengan orang-orang yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan rasio manusia. Mereka memanggil orang-orang yang memiliki kekuatan istimewa untuk melawan para "Iblis." Mereka mendapatkan dengan total dua belas orang yang terbagi menjadi dua, yaitu "Holy Knights" mewakili orang-orang religius sebanyak lima orang dan "Strongest Ones" mewakili orang-orang yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sebanyak tujuh orang. Para "Iblis" memiliki banyak tentara yang mencapai jumlah dua puluh ribu dengan enam pemimpin utama melawan hanya dua belas orang. Mereka berperang selama enam puluh tahun sampai membuat dunia hancur dari permukaan sampai kedalaman. Beruntungnya, seluruh manusia lainnya telah diungsikan ke bulan dengan bantuan Komite 200. Setelah pertandingan yang sengit, pihak manusia berhasil menang. Dua belas orang itu membuat sebuah segel untuk menekan kuasa dan semua hal yang berhubungan dengan Purgatory. Setelah itu, semua dari Holy Knights menghilang tanpa jejak, sedangkan semua Strongest Ones berpisah dan menjalani kehidupan mereka masing-masing. Dunia kembali menjadi tempat yang aman dan nyaman ditinggal manusia. Hal ini terjadi dua ribu tahun lalu. Jangan berpikir ceritanya berhenti sampai di situ. Seribu tahun berlalu, segel Purgatory terbuka tanpa diketahui alasannya. Dunia tidak sempat mempersiapkan diri sehingga menghasilkan kehancuran yang tidak dapat diekspresikan dalam kata-kata. Populasi manusia di dunia waktu itu tersisa enam ratus ribu orang akibat pembantaian dari Purgatory. Strongest Ones dan Holy Knights sudah tidak ada. Akan tetapi, muncul lima orang misterius yang mengaku diri mereka sebagai Holy Knights. Mereka jauh lebih lemah daripada Holy Knights yang sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, mereka menjadi semakin kuat dan mereka berperang melawan Purgatory selama seratus lima puluh tahun sampai mereka berhasil menyegel Purgatory kembali. Dan kali ini, mereka membuat segel yang dua kali lipat lebih kuat dari sebelumnya. Pada akhirnya, mereka berlima berpisah dan dua di antaranya menikah dengan perempuan dan masing-masing memiliki dua anak. Ini terjadi sekitar seratus tahun yang lalu. Mereka berdua adalah Rakh dan Odiyn, dua raja dari kerajaan besar dunia masa kini. Setelah lima puluh tahun mereka menjadi raja, dunia mulai muncul banyak kerajaan kecil sampai sekarang." Aku dan Enity tiba di satu ruangan luas yang penuh dengan buku. Pada saat itu, aku menyadari bahwa tempat itu adalah perpustakaan. Kami tidak pernah mengetahui jika kerajaan Khai memiliki perpustakaan. Kami melihat kemudian menemukan seseorang, seorang gadis berkacamata dengan rambut pendek dan lurus berwarna biru muda sedang membaca satu buku di suatu perpustakaan. Gadis tersebut menggunakan pakaian yang tidak biasa ditemukan di masa itu. Gadis itu seperti menggunakan gaun berwarna ungu, menutupi seluruh tubuhnya kecuali bagian kepala. Tiba-tiba, kami tidak bisa bergerak atau berbicara. Gadis itu mulai bercerita panjang lebar tentang hal yang kami tidak duga. Kami hanya bisa mendengar dia bercerita. Setelah selesai bercerita, kami dapat bergerak dan berbicara kembali. Aku menjadi bingung ketika mendengar beberapa bagian dari ceritanya. Strongest Ones? Rakh dan Odiyn, adalah Holy Knights? Seratus tahun lalu menikah dengan manusia dan melahirkan dua orang anak masing-masing? "Hei, apa maksud dari semua ini?" Kemudian, gadis itu menjawab, "baiklah, aku akan menjawab semua pertanyaan yang ada dalam pikiran kalian."