webnovel

Retaknya Sayap Merpati

Kategori Dewasa. Untuk Bab 100 kebawah! Volume 2: Apa rasa Cinta? Ketika mendengar itu keluar dari bibir kecil Romeo. Itu seperti rasa manis dan asam buah strawberry, Dicecap pertama tidak terasa, lalu di gigit baru merasa.. Asam tak terkendali, manis menimpali berulang Kali.. Nia suka ketika senyum itu begitu tulus dan lembut. Seperti berada dalam selimut dingin yang berbulu.. "Nia kau tau? Ada Mata Coklat yang menatapku, Mata coklat itu milikmu. jika aku bisa berikrar hari ini, kurasa waktu akan malu dengan kecepatan niatku." Romeo mengambil Bross yang sudah Nia taruh di dalam keranjang, Romeo langsung menempatkan Bros tersebut di ujung kerudung yang terselip di pundak Nia. Ini tentang Cinta, tentang bagaimana sebagian hatiku patah berulang kali, namun aku tetap memasangnya kembali - Romeo *Ini hanya cerita novel yang di buat semenarik mungkin oleh Author, ada beberapa adegan dewasa yang di tambahkan. Bukan untuk menghina apapun, hanya sebagai penambah bumbu dalam cerita.*

silvaaresta · Urban
Not enough ratings
412 Chs

Terlalu banyak yang tidak ku mengerti

Aku terbaring di atas ranjang empuk ini, bahkan bayang-bayang romeo tak ada habisnya mengusik pikiranku, jantungku tak berhenti berdetak saat aku mengingat Romeo menyatakan perasannya.

Ini terlalu mendadak, mengapa aku tak pernah berfikir bahwa romeo mempunyai perasaan lebih terhadapku?, sepertinya aku yang terlalu naïf jika berfikir persahabatan antara lawan jenis tidak akan menimbulkan perasaan berlebih.

Lalu bagaimana sekarang? Aku menyukai mas surya, dan romeo menyukai ku. Kenapa masalahnya jadi serumit ini, menyukai mas surya saja sudah menguras banyak energy, dan sekarang tentang perasaan romeo.

Ia terlalu dekat denganku, terlalu banyak hal yang sudah aku lalui dan romeo selama persahabatan kita empat tahun ini. Aku tidak ingin ini berakhir menyakitkan. Tapi aku juga tidak tau harus berbuat apa ke romeo, apa aku harus berkata bahwa aku menyukai mas surya? Atau aku biarkan saja seperti ini? Ahhhhh astaga ini membingungkan.

Ting.. ting…

Satu pesan WA

"gak usah mikirin gue mulu".

Aku melihatnya sedikit tersenyum, romeo terlalu kepedean. Lihat sifat bodo amatnya ini, padahal belum lama kita bertemu tadi. Dan terlihat sangat canggung, sekarang dia dengan gamblangnya berkata seperti ini.

"siapa? Sok tau huh". Aku membalas pesannya.

Pesan terkirim…

Aku menghadap langit-langit kamar, lalu membuka instagram untuk menutup kebosanan, kebanyakan aktifitas teman-temanku berlibur ke suatu tempat atau jalan bersama gebetannya. Mencari-cari story mas surya, tidak ada.

Ia jarang mengekspos kehidupannya di media sosial, padahal aku sudah lama tak melihatnya. Huhhh, aku ingin melihatnya, tapi terlalu malu melihat wajahnya.

Padahal dulu aku dengan enaknya bolak balik kerumah romeo dan bertemu dia. Tapi sekarang? Hati dan jantung ini bergerak tak karuan, aku masih terlalu jauh dari kata baik. Mas surya terlalu baik, kehidupannya terlalu berbeda.

"Minggu depan gue ke jogja sama surya dan mommy, mau ikut?".

Aku terpaku melihat isi pesan itu, sebenarnya dalam hati yang paling dalam ini. Ya ya ya aku mau ikut, ikutttttt...

Tapi ada mas surya, apa aku ajak riri aja ya? Ya aku coba ajak riri..

"ajak riri boleh?". Balasku pada romeo..

Aku mencoba menghubungi riri yang kurasa sedang ongkang-ongkang kaki di sana.

Tutt…

Tutt…

"why princes?". Tanya riri disebrang telpon.

"minggu depan romeo ngajak ke jogja bareng surya sama mommy nya, ikut yuk". Kataku to the point.

"oke, apapun kulakukan untuk sahabatku". Katanya terkikik,

"oke, byeeeee". Kataku mengakhiri panggilan.

Aku tertawa pelan, abis ini aku yakin riri bakalan ngedumel tak jelas karena aku mengakhiri panggilanya singkat.

Satu pesan masuk dari romeo…

"oke, kita berangkat hari jumat pagi. Lu sama riri tungguin aja di apartemen, nanti kita jemput".

"oke". Balasku singkat.

Aku menutup mataku untuk beristirahat sebentar, semoga akan menjadi liburan yang menyenangkan..

***************

Minggu pagi Romeo sudah ada di depan pintu Apartemen Riri, ia membantu kami membawa barang-barang yang memang sudah kami siapkan didalam koper, Riri berdandan sedikit dan aku rasa tanpa dia berdandan dia sudah terlihat cantik.

"cepet Ri, lu udah kek nenek nenek lama banget". ucapku sarkas, rasanya kesal sekali melihat Riri yang memeletkan lidahnya meledeknya.

"bawel banget lu". ia mengunci pintu apartemen, dan kami berjalan beriringan menuruni lift sampai kelantai dasar.

aku melihat Mommy Romeo yang melambaikan tanganya saat melihat kami, aku tersenyum dan memeluknya erat. tak lama Riri juga memeluknya.

"nak riri tambah cantik aja". Sapa ibu devi, Riri mencium pipi kanan kirinya. Ibu devi adalah mommy nya romeo, perempuan cantik dengan tutur katanya yang lembut.

"mommy bisa aja, padahal mommy yang makin hari makin cantik. Apalah riri yang cuman pake abu gosok buat luluran". Riri menimpali perkataan ibu devi dengan candaan, aku dan bu devi tertawa mendengarnya. Romeo memasukan tas ranselku dan riri ke dalam bagasi mobil.

"kalian sudah pada makan?". Bu devy bertanya, arah pandangnya ke Riri yang sudah cengengesan tak jelas.

"Belum Mom".

"Yasudah kita makan Bubur di tempat biasa aja ya, sekalian satu arah sama kita berangkat nanti". kami berdua mengangguk setuju.

"udah, gak ada yang ketinggalan kan na?". Tanya romeo padaku, yang sudah memasukan semua barang bawaan kami kedalam bagasi.

"gak ada, udah semua". Kataku mengikuti mereka masuk kedalam mobil.

Romeo yang menyetir mobil, disampingnya mas surya yang menemani romeo dan akan bergantian menyetir jika romeo lelah. Aku tidak berani bertegur sapa dengan mas surya. Jangankan bertegur sapa, berada satu mobil dengannya saja hatiku lompat-lompat tak karuan.

Aku duduk menghadap jendela, disampingku riri yang sudah memeluk boneka kesayangannya. Bu devi duduk dipojokan menghadap jendela sepertiku.

"udah semua ya". Tanya bu devi pada kami.

"udah mom". Jawab kami serentak.

"yaudah jalan yuk rom, bismillah ya". Katanya pada kami, kami mengangguk dan berdoa di dalam hati masing-masing. Semoga saja perjalanan kami lancar sampai tujuan.

"oh ya na, skripsi kamu udah sampe mana?". Tanya bu devi padaku.

"baru mau jalan bab 2 sih mom, doainya mom biar lancar". Kataku tersenyum kearah bu devi.

"tuh rom, nia aja udah mau bab 2. Kamu mau skripsi apa aja blum kepikiran". Kata bu devi meledek anaknnya itu.

"lagi mau romeo kerjain kali mom, kemarin romeo udah minta bantuan ke mas surya. Ya kan mas?".

"iya mom". Kata mas surya singkat.

"semoga aja deh, kalian bisa lulus sama-sama. Kamu juga ya riri, mommy doain kalian skripsinya lancar".

"yes mom". Kata riri mengacungkan jempolnya. Aku tertawa melihat tingkahnya ini. Kami memang cukup dekat dengan bu devi, ia perempuan yang selalu menganggap kami anak-anaknya. Kami selalu dimanja, lihat saja tingkah romeo, dia laki-laki tapi sangat manja kalau sudah berhadapan dengan ibunya.

"oh iya na, ibu mu kan di solo. Kamu mau mampir sekalian gak kesana, sekalian kita silaturahmi". Bu devi bertanya padaku.

"boleh emangnya mom?, kalau gak ngerepotin sih gak papa mom". Kataku

"boleh lah, biarin aja romeo ini yang nyetir. Kita ciwi-ciwi duduk manis aja". Bu devi mengedipkan matanya singkat padaku, aku tersenyum dan mengangguk samar. Sepertinya aku harus mengirim pesan ke ibu, kalau aku mau mampir ke tempatnya.

aku sedikit membayangkan mas surya aku kenalkan ke ibu, apa kata ibu ya? semoga ibu suka dengan mas surya, dan semoga saja ibu mendoakan agar aku bisa berjodoh dengan mas surya. semoga saja....