webnovel

Bab 245

*Sching!*

Tyrant Prototype yang sebelumnya membantai perajurit penjaga langsung ditusuk oleh cakar tajam Thanatos.

Thanatos mengangkat tubuh Tyrant itu ke atas dengan tatapan bosan. Meskipun Tyrant Prototype kuat, tapi jika dihadapkan dengan Thanatos? Tyrant itu tidak memiliki kesempatan sama sekali!

Meraih leher Tyrant itu, Thanatos merobek tubuh bagian bawah Tyrant itu menjadi dua melalui area yang sebelumnya tertusuk tadi.

Tapi tak lama kemudian, ada pemandangan yang menjijikkan terjadi. Nampaknya Thanatos telah mencium sesuatu yang lezat, Thanatos benar-benar mau melahap senjata bio yang sejenis dengannya!

Fenomena ini adalah sesuatu yang tidak pernah dilihat atau di dengar oleh Mueller. Dia tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi, mungkinkah Thanatos ciptaannya ingin mengisi kembali energinya?

Para tentara penjaga yang masih hidup mengerutkan kening ketika melihat kejadian itu. Jika bukan karena kapten mereka yang menyuru mereka untuk tidak menembak, mungkin peluru sudah mengenai Tyrant Thanatos yang kejam itu.

*Crack*

*Crack*

*Crack*

Suara tulang retak milik Tyrant Prototype yang dikunyah oleh Thanatos terdengar, orang-orang lain hanya bisa mengalihkan pendangan mereka dari adegan kanibalisme sesama senjata bio itu.

Mereka memutuskan untuk berurusan dengan zombie serta hewan terinfeksi lain.

Di atas langit, ada banyak burung gagak yang berputar-putar. Mereka dirobohkan satu per satu oleh senapan sniper.

Burung-burung gagak itu sesekali menyerang, tapi mereka semua dipaksa mundur oleh kengerian senjata api.

***

Di kota lain, Morgan menyaksikan semua kejadian itu melalui ruang komando, dalam hati dia telah merencanakan sebuah rencana yang matang.

Dia berencana untuk memanfaatkan bencana biohazard yang terjadi di Raccoon City untuk mendirikan organisasi respon khusus dengan kekuatan militer yang bisa dia kendalikan dengan mutlak.

Semua video kengerian senjata bio yang terekam itu akan menjadi alat yang sangat baik dalam tawar-menawar. Dengannya, dia akan berdalih bahwa hanya para profesional yang mampu mengatasi monster-monster itu dengan resiko minimal.

***

Setelah dua jam pertempuran sengit antara tentara tenjaga dan zombie, akhirnya monster-monster itu sepenuhnya tersingkir. Tapi sang pengintai mengirim sebuah laporan bahwa masih ada banyak monster semacam itu di dalam Arklay Mountain.

Pada akhirnya, markas besar menyarankan para prajurit itu untuk mundur ke area ngarai terluar.

Jika semua monster di pegunungan Arklay itu bergerak menuju Raccoon City, maka warga Raccoon City akan menjadi sangat tidak beruntung.

Tapi tetap saja, masih ada yang menerima keberuntungan dari kekejian ini. Setidaknya Ron Davis dan Morgan telah berhasil mengeluarkan Dr. Mueller serta Tyrant Thanatos dari tempat neraka itu.

kekuatan hebat dari Tyrant Thanatos telah sepenuhnya tercerminkan dalam pertempuran sengit barusan.

Tyrant itu tidak takut mati, selain itu kekuatannya juga sangat dilebih-lebihkan. Bahkan kendaraan pengangkut berlapis baja dapat diangkat dan dilemparkan layaknya kapas.

Jika senjata bio itu dikembangkan dengan baik, pasti akan senjata itu akan memberikan manfaat besar baki Morgan dan Ron Davis!

Satu-satunya orang yang tidak beruntung dari bencana ini adalah Simmons. Semua orang-orang penting yang dia pekerjakan di balik layar telah kehilangan pengaruh mereka.

Pada akhirnya dia hanya bisa membeli Nikolai dari unit Umbrella. Tapi tetap saja, dia tidak menerima manfaat apa pun dari kejadian ini.

Jika situasi seperti ini terus berlangsung, maka posisinya sebagai pemimpin akan digantung.

Semua ini persis sama dengan perhitungan Eddie.

Dengan adanya Rachel di sisinya, sebagian besar rencana Morgan telah diketahui olehnya.

Hal ini memberinya manfaat tentang apa yang harus dilakukan di masa depan.

***

Kembali ke laboratorium bawah tanah Memorial Hospital, Eddie melihat Jessica dan lisa masih tertidur lelap di ruangan pendingin.

"Bagaimana pertempurannya?" Svetlana bertanya tanpa menoleh dari layar komputer.

"Tidak buruk, aku merasa segar setelah melawan Tyrant itu." Eddie menjawab sambil melenturkan otot-otot punggungnya yang kaku.

"Kelemahan Tyrant jenis itu terlihat sangat jelas. Ada juga banyak cara untuk membunuhnya." Eddie tersenyum. Karena penguatan serum serta pengalaman bertempur yang kaya, dia mampu melawan mereka dengan cukup mudah.

Setidaknya dia lebih berpengalaman dari ketika pertama kali dia melawan monster semacam itu.

Jika dia orang biasa, dia sudah dapat dipastikan mati sejak lama. Bahkan pasukan khusus yang memiliki pengalaman bertahun-tahun tidak dapat melihat serangan berkecepatan suara dari Tyrant Thantos.

Mendengar hal itu, Svetlana mengabaikan bualan Eddie. Pria itu terkadang akan membual tentang prestasinya.

Omong-omong, sekarang Svetlana sedang melihat sebuah data tertentu di komputer. Dia merasa sangat tertarik dengan senjata anti-bio yang terdapat di dalam data tersebut.

Mungkin dia bisa menggunkaan hal-hal ini untuk melakukan sesuatu.

Eddie mengeluarkan burger yang sebelumnya dia beli di jalanan Raccoon City yang masih aman.

"Svetlana, bisakah kamu membantuku dengan suatu hal?"

"Pergilah, aku tidak ingin membantumu." Svetlana mengangkat alisnya, samar-samar dia tahu apa yang diinginkan oleh Eddie.

***

Setelah tiga jam, ruangan pendingin dibuka. Jessica yang terbangun melihat ke arah sosok Eddie yang bekerja di depan komputer, melihat pria itu, Jessica langsung tersenyum kecil.

"Aku sudah pulih." Jessica menyapa Eddie.

"Ada makanan di sana, makanlah dulu." Eddie menunjuk ke arah meja makan yang ada di sebelah kanan ruangan. Di atas meja itu, telah ada banyak sekali makanan yang sebelumnya telah dia beli.

Daerah selatan Raccoon City masih cukup aman, jadi makanan tidak sulit didapat.

Tak lama setelah Jessica bangun, Lisa membuka matanya perlahan. Reaksi pertamanya setelah bangun yaitu mencari sosok ibunya.

Saat melihat ibunya, Lisa tersenyum polos, seperti anak yang baik." Bu, aku merasa lebih baik sekarang."

Di sisi ruangan, Svetlana duduk dengan ekspresi marah. Baru saja dia menerima siksaan selama tiga jam penuh!

Jika bukan karena Serum itu, dia mungkin telah mati lemas di atas sofa...

"Waktu perlindungan saya akan berakhir dalam setengah bulan. Saat itu, aku akan pergi meninggalkan anda."

"Aku tahu." Eddie menangguk, lalu dia melanjutkan, "Apapun yang kamu butuhkan, aku akan berusaha untuk membantumu mendapatkannya."

Dunia ini penuh dengan kejutan, mungkin mereka akan terpisa sekarang, tapi kedepannya akan ada pertemuan kembali yang lebih baik.

"Aku akan memberitahumu ketika saat tiba, aku masih belum memutuskannya." Svetlana menggelengkan kepalanya. Dia harus segera kembali ke kampung halamannya, dia ingin melihat situasi serta mempertimbangkan apa yang dia butuhkan kedepannya.

Setengah jam kemudian, Eddie membawa sebuah HDD yang mencatat semua informasi tentang senjata anti-bio yang dikembangkan di laboratorium itu.

Eddie dan ketiga penjaga cantiknya berjalan melewati Warren Stadium, mendengar sorak-sorakan keras yang datang dari stadium itu, sepertinya ada pertandingan sepak bola hari ini.

Nampaknya Raccon City sedang melawan tim San Francisco.

Lebih dari lia ribu warga menonton pertandingan itu.

Saat melewati stadion, Eddie merasakan sedikit sentakan besar dari bawah tanah.

Di sisi lain, Svetlana mengerutkan kening, dia juga merasakan goncangan kuat itu.

"Gempa?" Eddie bertanya-tanya.

"Tidak, terjadi ledakan besar di bawah tanah. Sepertinya orang-orang Umbrella membangun struktur atas dengan sangat baik. Jika tidak, aku takut sebagian kota ini telah runtuh sejak lama." Svetlana mencibir.

Nampaknya program ledakan diri yang dinyalakan oleh Sergei telah terjadi.

"Apakah kamu ingin masuk dan menonton pertandingan sepak bola?" Eddie tiba-tiba bertanya.

"Oh, aku tak pernah menyangka bahwa kamu memiliki sedikit ketertarikan kepada permainan bola." Svetlana mencibir.

Mereka berempat masuk ke dalam stadion, saat mereka sampai, mereka menerima sebuah telepon, "Eddie, ini Katherine. Saat ini aku sedang menonton pertandingan sepak bola dengan ayahku."

"Aku tidak menyangka bahwa kamu akan muncul di stadion ini, apakah kamu ingin menonton bersama?" Suara manis datang dari balik telepon Eddie.

Mendongak, Eddie melihat seorang pria paruh baya dengan beberapa bodyguard di sisinya. Pria itu menonton pertandingan bola dari ruangan VIP.

Di sisi lain, terlihat sosok anggun Katherine yang memberikan lambaian tangan di dekat jendela.

"Katherine, apakah kamu melihat seorang teman?" Warren bertanya.

"Ya, dia adalah Eddie. Ayah pasti telah mendengar tentangnya." Katherine tersenyum manis.

-----

read chapter 425 on;

patréon.com/mizuki77

Next chapter