webnovel

Prolog

"Takdir, sudah ditetapkan pada setiap orang yang hidup..."

"... Takdir menjadi orang berpengaruh, ataupun takdir menjadi orang paling tidak berguna dimata siapapun..."

"... Bahkan sebuah batu pun memiliki takdir, yaitu kapan dia diciptakan dan kapan ia harus hancur berkeping-keping..."

"... Takdir sudah ditetapkan oleh Tuhan, dan masing-masing itu merupakan pilihan terbaik untuk kita sendiri..."

"... Tapi, takdir yang aku jalani berkata lain..."

"... Dimana aku harus menjalani kehidupan bukan seperti orang-orang pada umumnya..."

Namaku Theo, usiaku saat ini 18 tahun, sejak lahir aku sudah hidup tanpa OrangTua dan dibesarkan di sebuah Panti Asuhan di kota aku lahir ini.

Hari-hariku di sana seperti sebuah robot yang tak mempunyai akal sama sekali. Tidak ada hal baru, seperti aku terus saja mengulang hari-hariku di sana.

Tapi, semua berubah semenjak Panti Asuhan yang aku tinggali tertimpa kebakaran tak biasa. Aku pun menggunakan kesempatan itu untuk lari sejauh-jauhnya dari sana.

Aku ingin melihat dunia ini lebih luas lagi, ketimbang terus-menerus hidup dibalik gerbang besi hingga aku mati. Apa ini sebuah kebebasan? Tidak, aku harus bertahan hidup dan terpaksa melakukan kejahatan untuk bisa hidup.

Entah darimana asalnya, aku seperti dikaruniai kekuatan diatas manusia normal. Mungkin ini takdirku, menjadi orang yang berbeda dan menjalani hidup sebatang kara.

-

Hingga di suatu malam, dimana langit menurunkan hujan yang begitu deras. Seorang Pria berjas hitam menghampiri diriku yang sedang makan malam dirumah kosong terbengkalai.

Dengan angkuhnya, ia berdiri di depanku dan melepas kacamata hitamnya. Seketika aku kesal karena perbuatannya, tapi aku memilih untuk tetap diam dan berusaha menikmati makanan yang aku makan.

Pria Aneh itu lalu mulai membuka topik pembicaraan denganku "Bagaimana rasanya, menjadi seorang penjahat?" Tanyanya sembari tersenyum tipis.

Melihat ekspresi wajahnya membuatku kesal dari dalam hati "Aku sama sekali tidak melakukan tindak kejahatan, aku melakukannya karena sebuah keterpaksaan." Ucapku sepontan.

Saat itu umurku masih 15 tahun, dan hari-hariku saat itu sangat berbeda ketimbang di Panti Asuhan "Jika kau melakukannya karena terpaksa, lantas, apa kau mau ikut denganku?" Tawar Pria Aneh tersebut, dan tentu saja aku menolaknya.

"Jika aku menolak?"

"Simpel saja, aku akan membawamu kepada pihak yang berwajib, jika dilihat dari kejahatanmu selama ini, bisa saja kau akan dihukum mati..." Seketika aku terkejut mendengar kata-kata yang terucap dari mulut Pria itu.

"... Bagaimana? Apa kau lebih memilih mati konyol dan menyia-nyiakan kehidupanmu saat ini?"

"Baiklah..." Aku terpaksa menyetujuinya, karena aku diberikan kehidupan merupakan anugrah terbesar yang pernah ada.

Lagipula tujuanku hidup hanyalah untuk bertahan hidup hingga ajal menjemput. Aku tidak memiliki tujuan spesial karena aku hanyalah seorang anak tersesat.

Dengan Pria itu, aku dibawa ke suatu tempat yang sangat jauh dari perkotaan menggunakan mobilnya.

"Ngomong-ngomong, siapa namamu?" Tanya Pria Aneh tersebut sembari menyetir dan memperhatikanku dengan cermin spion di depannya.

"Theo, umurku 15 tahun." Ucapku memberitahu seluruh identitas asliku.

"Dimana OrangTuamu?"

Sontak, pertanyaan Pria Aneh itu membuatku sedikit kesal "Jangan pernah bertanya seperti itu padaku, mereka berdua hanyalah orang yang membuatku menderita seperti ini..."

"... Mereka berdua memanggilku ke dunia ini dan meninggalkanku tanpa kabar."

"Mungkin itu adalah takdirmu, hidup tanpa mereka dan menjalani kehidupan yang keras. Namun di samping kesengsaraanmu, aku melihat kau diberikan banyak kelebihan."

"Aku tau itu, tidak usah menjadi orang yang tau segalanya hanya karena melihat."

"Baiklah terserah kau saja, Anak Muda."

Setelah perdebatan antara aku dengannya, suasananya menjadi sunyi kembali. Hingga beberapa menit berlalu, dan sampailah aku dibawanya menuju lahan kosong yang hanya ada rumput disana.

Tiba-tiba saja sebuah garasi muncul dari dalam tanah. Itu membuatku terkejut, karena aku bertanya-tanya sebenarnya siapa orang ini.

Hingga, aku berakhir di sebuah ruangan yang luas jauh dibawah tanah. Di sana banyak sekali pintu-pintu yang menghubungkan ke sebuah ruangan. Pria Aneh itu datang dan berdiri di depanku lagi.

"Salam kenal, Theo, namaku Watari, pimpinan Organisasi Rahasia NoName, organisasi pembunuh yang sangat rahasia." Aku pun terkejut mendengar.

Dan disitulah awal mula kehidupan baruku sebagai seorang pembunuh paling terkemuka. Membunuh tanpa meninggalkan jejak dan hawa keberadaan.

Bersambung...