#sampai dirumah Lily#
"Ini kan rumah lo?," tanya James
"Ya ini rumah gue tapi tas gue gimana?," tanya Lily parsah, tubuhnya juga merasa tidak enak
"Gak usah pikirin tas lo, kesehatan tubuh lo yang diurus, urusan tas lo biar gue urus," ucap James keluar dari mobil
"Ya,"
Ting
"Pak Asep buka gerbangnya!," ucap Lily sambil memecet bel
"Eh neng gelis udah pulang," ucap Asep sambil membuka gerbang
"Iya pak Lily kurang enak badan," ucap Lily lesu sambil jalan perlahan
"Sumpah pusing banget kepala gue," batin Lily
Tiba-tiba James langsung mengendong Lily.
"Lo gapai sih turuni gue!,"ucap Lily
"Lo diam!," perintah James dingin
"Apakah dia adalah pacar nona Lily?," batin Asep bertanya
Lily hanya bisa diam karena kondisi tubuhnya pun tidak bagus
"Gue ngalah kali ini," ucap Lily mulai diam dan itu membuat James puas
James tanpa sopan santun langsung membuka pintu mansion.
"Kambar lo dimana?!," tanya James
"Dilantai dua, lo bisa gak biari gue jalan sendiri? Gue masih kuat kok," ucap Lily jutek
"Lo diam," ucap james menaiki tangga #sampai dilantai dua#
"Pasti ini kambar lo," ucap James sambil melihat tulisan 'ketuk dulu ya🙃'
"Ya turunin gue,"
James hanya diam dan menurunkan Lily perlahan
"Tas lo urasan gue! lo istirahat disini lo ingat kan yang diomingin gue tadi?!,"
"Apa gue gak ingat, yang gue ingat lo nyulik gue," ucap Lily sinis
"Lo udah milik gue jadi lo harus nurut apa kata gue, lo istirahat dan gue mau pergi sekolah bye!," ucap James melambaikan tangannya sambil menuruni tangga
"What! Apa lo gila! gue milik lo hantu kuburan pada muntah dengar omongan lo!,"
Brak...
Ucap Lily sambil membanting pintu sedangkan James hanya tersenyum geli mendengar teriakkan Lily
James pun keluar dari rumah Lily dan memasuki mobilnya
"Alan lo ambil tas Lily Jovanka dan antarkan tas Lily dialamat yang gue kirimin," ucap James melalui ponsel
Siap bos, ucap Alan dari seberang sana
James langsung memutuskan secara sepihak dan melajukan mobilnya kearah sekolah
----Vnessa---
Plak...
"Sudah ayah bilang berapa kali jangan pernah lagi melakukan kekerasan disekolah!! Jangan membuat malu keluarga Nessa!," teriak seorang laki-laki paru baya
"Apa ayah peduli! Ayah hanya memikirkan nama keluarga saja bukan Nessa! AYAH JAHAT!," ucap seorang gadis yakni Vanessa memegang pipinya yang terasa panas karena ditampar ayahnya sendiri
"Kamu keterlaluan Vanessa," ucap Dirga (Maikel Dirga Carter) sambil mengambil ikat pingang yang ada diatas meja
Plark...plark...plark...
"Hiks....hiks... Ayah tidak pernah mengerti! jika bang Geri gak ada Vanessa juga gak mau idup yah! Nessa pengen mati aja!," ucap Vanessa lari keluar masion keluarga Carter
"Hiks....hiks apa gue salah ya pengen kasih sayang dari ayah?! Gue pengen kaya mereka yang selalu diberi kasih sayang mengapa idup gue kek gini sih!," batin Vanessa mengelap air matanya kasar sambil ber-larian
Sesampai ia disebuah taman yang selalu ia kunjungi jika ia sedih karena disana jarang orang nongkrong
"Hikss....hiks bunda mengapa bunda ninggalin Nessa, coba waktu itu Nessa ikut bunda,"
Ia hanya bisa menangisi nasip nya dan menahan sakit tangannya karena menghalang pukulan ayahnya sambil melihat sebuah jembatan
"Jika gue mati aja mungkin ayah bisa bahagia," batin Vanessa
#Disisi lain#
"Gusy yok kita bolos yok dari pada mati kutu kek gini?!," tanya Daniel heboh
"Gue gak mau, gue masih pengen dikelas aja," ucap Levin
"Sama," ucap mereka bertiga serempak
"Ya kok kompak banget sih?! Yah udah gue bolos sendiri bye geng," ucap Daniel mengambil tas miliknya dan keluar kelas
"Wooii lo liat gak tas Lily kok gak ada dikelas lagi sih?," tanya Dennis
"Gak tahu kita juga tadi baru sampai dikelas emang gak ada kan_," ucap Eliot diiyakan oleh Levin dan Heri
Daniel pergi sebuah taman untuk mencari ketenangan yang damai kebetulan juga disana ada jembatan yang membuat sangat adem.
"Adem banget untung jembatan ini gak panas,"
Daniel memandangi derasnya aliran sungai
"Itu apaan yang ngambang?," tanya Daniel melihat lebih teliti
"Anj*i itu manusia," ucap Daniel langsung terjun ke sungai
Puk....puk....
"Woii bangun woii! lo gapai sih ngeloncat dari jembatan sengala umur lu panjang woi! Bangun," ucap Daniel menepuk pipi gadis selamatkan
"Gimana ini!," ucap Daniel panik sambil merasakan deyut nadi gadis itu
"Untung masih idup," batin Daniel lega sambil menekan dada gadis itu
"Uhuhk..uhuhk.. Lo siapa? Ngapai lo nyelamatin gue hah!," teriak gadis itu menjauh dari Daniel
"Aiss lo diselamatin gapai sih lo sewot?!," tanya Daniel bingung
"Harusnya lo bersyukur diselamati orang seganteng gue dan satu lagi umur lo itu masih
panjang tau gak masih banyak yang harus lo lakuin," ucap Daniel
"Lo cowok atau cewek kok sewot banget sih!," protes cewek itu sambil berdiri
"Cowok lah gue ngomong kek gini juga kebaikan lo tahu gak! Eh lo mau kemana sih?!," ucap Daniel
"Apa urusan lo hah!," ucap gadis itu pergi meninggal kan Daniel
"Gadis gila," gumam Daniel membaringkan dirinya diatas rumput lembut
Beberapa menit kemudian daniel pun memutuskan untuk pulang kerumah.