"Aku tidak tahu," Lu Li menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tegas, "Pokoknya, aku ingin bersama Ayah. Itu saja sudah membuatku senang!"
Tubuh Lu Junhan bergerak selama sepersekian detik, lalu menatap mata gadis kecil yang jernih dan bersih itu. Ia menyipitkan mata dan kedua sudut bibirnya bergetar.
Kata-kata si kecil ini benar-benar manis.
Entah dari siapa dia mempelajarinya.
Aula vila keluarga Lu sangat besar, sedangkan tubuh gadis kecil itu begitu mungil. Si gadis kecil tak bisa berjalan secepat ayahnya, sehingga tak lama kemudian ia sudah terengah-engah.
Namun, ia masih memaksakan diri mengikuti ayahnya.
Ia tak bisa menahan ayahnya!
Tapi, ia datang justru karena ingin melindungi ayahnya!
Namun, tiga detik kemudian ….
Si loli kecil meraih tangan Lu Junhan. Ia terengah-engah dan menyeka keringat yang membasahi dahinya. Dengan nada menyedihkan, ia berteriak, "Ayah, aku lelah! Aku tidak bisa berjalan lagi .… "
Lu Junhan melirik Lu Li sekilas dan hendak mencari tempat duduk.
Namun, entah mengapa, Lu Junhan tiba-tiba teringat adegan saat gadis kecil itu terlena dalam pelukan Song Qingwan. Tatapan matanya begitu dalam. Ia mendekati gadis kecil itu dan menatap wajahnya yang berkeringat. Dengan suara rendah, ia membisikkan kata, 'merepotkan'.
Lalu, Lu Junhan membungkuk. Dengan lengan kekarnya, ia mengangkat gadis kecil itu dengan satu tangan.
Benar saja seperti apa yang dikatakan Song Qingwan. Gadis kecil ini seolah tak punya tulang, sehingga tubuhnya lembut dan empuk. Hal itu membuat Lu Junhan tak berani menggendongnya terlalu keras.
Saat gadis kecil itu datang, ujung hidungnya dipenuhi aroma susu yang khas loli kecil. Saat ia menciumnya, kulit Lu Li terasa manis dan berminyak.
Lu Junhan mengerutkan keningnya karena bingung, tapi ia tak bicara apa-apa. Akhirnya ia menurunkan gadis kecil itu.
Ketika Lu Junhan memeluknya, hatinya seakan dipenuhi perasaan yang tidak biasa.
Saat Lu Li melihat ayahnya benar-benar memeluknya, matanya membelalak. Ia memeluk leher ayahnya dengan kedua tangannya. Senyum di wajah Lu Junhan mendadak sirna.
"Ayah, Ayah benar-benar baik! Aku mencintaimu, Ayah!"
Namun, Lu Junhan justru membalasnya dengan kata-kata yang kurang sedap didengar, "Dasar perayu!"
Mata gadis kecil itu melebar. "Lili adalah ikan koi. Aku bukan perayu. Ayah salah bicara."
"Ikan koi? Apa kau terlalu sering menonton film kartun?" Sudut bibir Lu Junhan menyeringai mengejek. "Kenapa kau tidak mengatakan bahwa kau adalah seorang putri kecil?"
"Apakah Ayah suka putri kecil?"
Lu Li tak begitu mengerti apa yang dimaksud putri kecil. Di Dunia Langit hanya ada dewi kecil, tapi ini tak mencegahnya untuk mengikuti ayahnya. "Jika Ayah suka putri kecil, maka Lili akan berubah menjadi putri kecil!"
Langkah kaki Lu Junhan mendadak berhenti. Ia sering mendengar banyak pujian untuknya, tapi itu karena mereka yang begitu mengejar dan menginginkannya. Namun, yang ini begitu lugas ….
Sorot mata Lu Li begitu tulus dan jernih. Lu Junhan bisa melihat bahwa hanya ada dirinya dalam tatapan mata gadis kecil itu dan hatinya tersentuh.
Untuk pertama kalinya ia sadar bahwa mungkin saja ia tidak terlalu membenci anak-anak.
Lu Junhan menatap Lu Li dengan mata berat. Ia mendadak mengulurkan tangannya dan mencubit pipi Lu Li yang gemuk.
Kulit gadis kecil ini lembut luar biasa.
Rasanya lumayan juga.
Tak heran kalau Song Qingwan juga suka mencubitnya.
Lu Junhan menatapnya dalam-dalam. Sepertinya ia harus waspada kepada wanita paruh baya itu di masa mendatang.
"Ayah?" Gadis kecil itu memiringkan kepalanya dan memandang Lu Junhan dengan bingung.
Lu Junhan mencubitnya lagi dan pelan-pelan menarik tangannya. Ia berkata dengan santai, "Wajahmu kotor. Aku akan membantu membersihkannya."
"Benarkah?"
"Ya."
"Ayah, Ayah sungguh baik terhadap Lili!" Gadis kecil itu percaya bahwa apa yang dialaminya barusan benar-benar nyata dan wajahnya diliputi kebahagiaan, "Ayah adalah ayah terbaik di dunia ini!"
"Bukankah tadi kau mengatakan bahwa aku ayah yang jahat? Kau sudah tidak menginginkanku lagi?" Lu Junhan mengangkat alisnya. "Kenapa sekarang aku berubah lagi menjadi ayah yang baik?"
Lu Junhan juga tidak tahu mengapa ia mempertahankan pertanyaan ini.
Lu Li menjulurkan kepalanya dan menjawab dengan cemberut, "Tentu saja, Ayah tidak menginginkanku! Jika tidak menginginkanku, maka Ayah adalah ayah yang jahat."
"Jadi, sekarang aku … ?"
Gadis kecil itu berkata dengan serius, "Sekarang Ayah adalah ayah yang baik! Ayah juga merupakan ayah terbaik di dunia ini!"
Lu Junhan memandangnya sejenak. Tangannya yang besar menepuk kepala Lu Li dan bibirnya menampakkan senyum. "Terserah kau sajalah."
Akhirnya kesabaran Lu Junhan mulai tampak.
Si kecil ini rupanya sangat berguna!
Setidaknya Lu Junhan bisa mengatakan sesuatu yang baik.
Dan tentu saja tidak merepotkan.
Bukan tidak mungkin ia akan membesarkannya di keluarga Lu.
Song Qingwan, yang menyaksikan adegan ini dari balik punggung mereka berdua, berkata dengan bangga dan suara yang dingin, "Bukankah sudah kukatakan bahwa tak ada yang bisa menolak cucuku! Jangan pernah memikirkan hal busuk seperti itu!"
Kepala pelayan hanya bisa terdiam.
Kata-kata Song Qingwan memang benar, tapi mengapa terdengar begitu tidak mengenakkan?