Terima kasih banyak atas komentar dan saran yang diberikan, disini penulis akan mengklarifikasi bahwa untuk kelanjutan ceritanya tidak langsung loncat ke SAO, tapi masih di dunia High school dxd, hanya saja ini spoiler untuk dunia SAO yang terdiri dari 3 chapter, mulai dari chapter 4 nanti kembali lagi ke dunia High School dxd, mohon maaf jika penulis tidak memberi tahu sebelumnya karena penulis lupa, btw sekali lagi terima kasih atas koreksinya juga .
https://ko-fi.com/adigm17
#######
"ahhh mau kemana?" Asuna berteriak memanggil Adi.
(Benar saja para wanita itu terlalu besar untuk memiliki gengsi, andai saja gengsi mereka bisa dikurangi berapa banyak pernikahan yang bisa diselamatkan) pikir Adi sambil menoleh ke belakang dan bertanya pada Asuna.
"Apakah kamu memanggilku ??" tanya Adi sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kamu, siapa lagi??' tanya Asuna kesal.
"Ya nggak tahu, mungkin ada om, atau tante, atau anak kecil disana!!" Adi menunjuk ke beberapa arah dimana ternyata ada beberapa orang yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Itu..itu..memalukan dan memerah wajahnya.
"Adi...tolong aku..." Merasa tak berdaya Asuna menyerah dan langsung memanggil nama Adi.
"Ohhh...ternyata kamu tidak pelupa, teman sekelas" kata Adi tersenyum dan kembali ke Asuna.
"Maaf...maaf...aku salah, aku...hanya...malu" Suara Asuna semakin mengecil.
"Ok.....ke depannya jika kamu mengalami kesulitan jangan malu untuk meminta bantuan, karena pada dasarnya kamu tidak akan bisa hidup sendiri Asuna" kata Adi tersenyum pada Asuna.
Entah mengapa Asuna yang sedang diceramahi oleh Adi tidak memiliki perasaan marah, sebaliknya ia merasa hangat di hatinya saat mendengar ketulusan Adi.
Entah sudah berapa lama perasaan itu hilang, dimana orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya dan disisi lain lupa dengan asal usulnya.
"Sini...biarkan aku membantumu" Adi segera mengambil milik Asuna.
"Ahhhh... Adi apa yang kau lakukan!!!! Cepat lepaskan aku...." Asuna berteriak malu sambil membenamkan kepalanya di dada Adi.
"Ohhh....kamu masih malu" Adi tersenyum sebagai jawaban dan menggiring Asuna pergi ke mobilnya.
#######
Satu bulan telah berlalu sejak Adi membantu Asuna, dan sejak saat itu Asuna dan Adi bisa dikatakan sebagai sahabat yang sangat baik, Asuna yang juga semakin dekat dengan Adi sepertinya telah mendapatkan dukungan selain dari keluarganya.
"Adi...Adi....kamu mau coba game Never Gear baru???" Lizbeth datang ke arah Adi dan Asuna.
"Lisbeth tidak bisakah kau lebih lambat" kata Asuna dengan wajah sedikit merah merasa obrolannya menarik perhatian banyak teman sekelasnya.
"Ohhh..kamu juga tahu Nerve Gear, Lisbeth?" Tanya kembali Adi.
"Tentu saja aku tahu, bagaimana tidak!!!" Lisbeth menjawab dengan antusias.
"Bagus, kalau begitu kita bisa bertemu nanti di dalam game dan membentuk party bersama bagaimana?" Tanya Adi hangat menyambut Lisbeth.
"Ahhh...kau yakin Adi??" Lisbeth bertanya dengan gembira dan tak percaya.
"Heyy.....jangan tinggalkan aku...aku juga mau" sela Asuna.
Ohh...kamu main Asuna juga?" Adi bertanya berpura-pura.
"Hmmm....siapa bilang tidak" kata Asuna bangga.
"Oke besok kita bisa ketemu di game" kata Adi penuh harap.
Karena pada akhirnya saat ini telah tiba dimana dunia SAO akan segera dimulai, Adi pasti akan melakukan banyak perubahan.
Misalnya, jika awalnya hanya puluhan ribu orang yang memainkan game ini di dunia aslinya, maka dengan pemasaran dan juga investasi yang banyak digelontorkan Adi ke perusahaan, game ini menjadi sangat diminati oleh ratusan ribu bahkan jutaan gamer di seluruh dunia, mereka siap berpartisipasi.
Tinggal menunggu waktu yang tepat, jutaan player akan masuk ke dalam game tersebut yang kemudian adegan berkumpulnya ratusan ribu hingga jutaan player ini sangat menarik bagi Adi.
######
Sepulang sekolah Adi tidak langsung pulang tapi dia meminta supir untuk menuju ke perusahaan.
etibanya di sana "bos profesor kayaba sedang menunggu Anda di kantor" seorang sekretaris menyambut Adi di pintu masuk lift kantornya dan memberi tahu Kayaba tentang kedatangannya.
"Oke, siapkan dua kopi saja" kata Adi menyuruh sekretarisnya.
Memasuki kantornya, Adi melihat Kayaba sedang melihat ke luar jendela dari kantornya.
"bos kamu sudah datang" Kayaba menyapa Adi.
Profesor silahkan duduk" kata Adi dan mempersilahkan Kayaba untuk duduk.
"Terima kasih bos" jawab Kayaba lalu mulai mengeluarkan laporan yang telah dia siapkan.
Menerima laporan yang disampaikan Kayaba, Adi melihat nama besar tertulis di operasi SAO, Adi senang dan penuh kejutan.
Membacanya pelan-pelan, Adi semakin senang hingga 30 menit kemudian Adi selesai membaca ada apresiasi yang jelas dari Dimata Adi untuk Profesor Kanaya (pantas saja dia mampu melakukannya, otaknya memang jenius) puji Adi.
"Iya, saya sangat puas dengan rencana yang profesor berikan kepada saya, hanya beberapa hal kecil yang perlu ditambahkan," kata Adi kepada Kayaba.
"ohh...apa itu bos?? Kalau bisa segera saya urus, supaya besok bisa segera terealisasi," kata Kayaba kepada Adi.
"Baiklah kalau begitu aku tidak akan menundamu, masalahnya ada di sini..." Adi mulai memberi masukan tentang rencana yang dibuat Kayaba.
Di sisi lain, Kayaba juga mendengarkan saran Adi hingga akhirnya butuh waktu 30 menit lagi untuk menyelesaikannya.
Setelah bertemu selama lebih dari 1 jam, dengan senyum cerah Kayaba meninggalkan kantor Adi dan langsung menuju ke bawah tempat labnya berada.
"Ohhhh.... ini akan sangat menarik menunggu semuanya terjadi ..... bagaimana dengan reaksi banyak orang ... hahahaha ..." Adi tertawa senang memikirkan hal itu sementara rencananya berhasil.
(Kirito....bagaimana game ini akan berakhir pada akhirnya tanpa Asuna di sisimu!!!) Adi menggelengkan kepalanya memikirkan hal itu.
Sepulang dari perusahaannya, Adi yang tadinya mandi dan makan malam, kini dirantai di tempat tidurnya menjawab telepon.
" Adi...kenapa kamu begitu dekat dengan lisbeth!!!" Suara keluhan seorang wanita muda terdengar dari sisi lain telepon.
"Ohhhh....jadi apa, Asuna???" tanya Adi balik sambil tersenyum.
"Kamu ... kamu .... bukankah kamu berjanji padaku !!!" Asuna menjawab lagi.
"Janji apa???.....Aku tidak ingat!!!" Jawab Adi lagi main-main.
" Adi...kamu tidak bisa seperti itu.....kamu...kamu....." Asuna masih marah dan kesal ingin bicara tapi dia malu untuk bicara lebih banyak.
"Kenapa kamu gagap seperti itu...bukankah masih muda bicaranya" balas Adi lagi masih merasa senang dengan menggoda Asuna.
"Ahhhh...Adi.....kamu bajingan!!!!....kamu harus bertanggung jawab untukku!!!! Aku tidak peduli...dan jangan dekat-dekat dengan lisbethh!! ! !!" Suara cemburu Asuna terdengar jelas dari ujung telepon dan kemudian sebuah suara menutup telepon.
"Ohhhh.. wanita kenapa kamu suka berbicara hanya setengah dan mencoba untuk membiarkan kami anak laki-laki harus mencari tahu sisanya" Adi tertawa senang dan tak berdaya pada apa yang dilakukan Asuna, tapi dia sangat senang menjalani perasaan ini.