webnovel

Chapter 5

"Ughh"

Terdengar suara menggeram berasal dari toilet.

Di dalam toilet ada anak kecil yang sedang menanggapi*panggilan alam*

Yups, dia adalah tokoh utama terimut kita William Greyrat.

"Fiuuh lega banget, bersihin dulu [Clean]"ucap William mengeluarkan sihir original dia yaitu [Clean] yang berfungsi untuk membersihkan semua kotoran di tubuh dan membuat wangi tubuh.

"Hahaha, mau dilihat berapa kali, memang menakjubkan sihir aku ini."kataku sembari tertawa melihat hasil dari Sihirku yang membuat bersih dan wangi badanku.

Ini semua adalah hasil dari latihanku 1 tahun yang lalu, menyaring mana menjadi mana yang murni.

(Flashback Moment)

Sihir [Clean] ini diciptakan karena pada saat aku mencoba mengalirkan mana murni ke seluruh tubuh, tubuhku kemudian mengeluarkan cairan hitam melalui pori-pori kulit,mata,telinga.lalu aku juga mengeluarkan kotoran hitam dan air kencing hitam juga.

Sungguh Penyiksaan

Akibatnya baju dan celanaku sangat bau, aku yang panik pada saat itu langsung berlari mencari tempat untuk bersembunyi kemudian aku melepas baju dan celanaku lalu mandi menggunakan sihir air.

Pada saat aku ingin mengambil bajuku yang kotor untuk dicuci, Zenith lewat membawa pot siram tanaman.

"Will,kamu ngapain telanjang begitu?"tanya Zenith kaget melihat aku telanjang di belakang pohon.

"..." aku kaget dan badanku membeku melihat Zenith mendekat

"Ukh...Bau apa ini?"ucap Zenith sembari menutup hidung karena bau yang sangat menyengat, lalu melihat baju dan celanaku yang hitam.

"Will.....kamu main di kandang carabacchio ya?"tanya Zenith

(A/N:nama kudanya Paul)

"Apa..."

"Will gak apa, kamu main sama carabacchio tapi jangan main-main sama kotorannya, kan kamu jadi kotor sama bau."jelas Zenith menegurku

"Sini kamu mandi dulu sama itu bajunya buang saja, udah tidak bisa dicuci."kata Zenith membawaku ke rumah untuk dimandikan.

Zenith kemudian memasuki ruang tamu sedang ada Rudeus duduk di kursi meja makan dengan Lilia yang sedang menyiapkan makan malam.

"Lilia Maaf tolong buangin baju William yang ada di halaman, sudah tidak bisa dicuci karena kotor dan bau sekali."ucap Zenith sambil membawa William dengan kain.

"Baik Nyonya."jawab Lilia dengan cepat menuju halaman.

"Hm?,Ibu ada apa dengan Will-niisan?"tanya Rudeus penasaran karena melihatku digendong karena dia tahu aku tidak suka disentuh.

"Oh,dia mainin kotoran di kandang carabacchio."jawab Zenith melihat William yang masih membeku akibat shock.

"Hah...main kotoran?Will-niisan?"gumam Rudeus dengan kaget. Dan menutup mulutnya sambil bergetar.

"Pfft!, HAHAHAHA"tawanya dengan keras sambil memegangi perutnya

Aku yang mendengar suara tawa keras langsung sadar dan melihat Rudeus tertawa sambil menunjuk aku.

"Hahahaha, Will-niisan main kotoran di kandang kuda?kaya anak kecil aja."ledek Rudeus sambil tertawa.

Aku mengertakkan gigiku mendengar ejekannya.

"Bukannya kamu juga pipis di celana!"ucapku dengan geram

"Hmph!, Masih lebih mending daripada main kotoran, Ukh Bau sekali"kata Rudeus mendengus lalu menutup hidungnya

"Apa....."gumamku mengerutkan dahiku

"Hey! sudah, jangan berantem terus."sela Zenith menghentikan perkelahian

"Will ayo cepat mandi."ucap Zenith membawaku ke kamar mandi

"Tidak usah bu, aku bisa mandi sendiri"kataku lalu melompat dari gendongan nya karena meskipun sudah memakai kain untuk menggendong ku masih terasa menjijikan seperti organ tubuh keong.

Aku kemudian dengan cepat ke kamar mandi dan mengambil air untuk mandi

'Hahh...sepertinya ini semua karena aku mengalirkan mana murniku ke seluruh tubuh, jadinya kotoran yang ada di tubuhku dikeluarkan untuk memurnikan badan...., ini pasti akan sering terjadi karena jika aku megalirkan mana ke seluruh tubuh secara konstan akan membuat tubuhku menjadi murni tapi akan secara konstan juga mengeluarkan kotoran.'pikirku sambil melihat pantulan muka ku yang makin bersih dan lembut.

(Image MC)

"Dasar si bocah mesum itu, Aku gak bakal merasakan Penghinaan ini lagi, aku bakal bikin sihir untuk membuat badan wangi dan bersih, POKOKNYA AKU HARUS BIKIN!"teriakku dengan mata menyala membara

(Flashback Moment END)

Tapi membuat sihir baru itu sangat sulit, sangat membutuhkan konsentrasi tinggi untuk membayangkan secara akurat dan pasti sihir itu sendiri.

'Membuat dan menyempurnakan Sihir [Clean] ini saja butuh satu tahun, memang membuat sihir original sangat susah.'pikirku mendesah membuka pintu kamar mandi untuk keluar.

*Crashh*

Tiba-tiba terdengar suara ledakan dan ada guncangan yang membuat pintu menutup kembali mendorongku kebelakang dan kehilangan keseimbangan.

'Oh tidak!, katanya ada mitos tentang jatuh di kamar mandi bisa mati.'pikirku kemudian terjatuh dan kepalaku terbentur membuatku pingsan

***

(Pov Rudeus)

Aku menatap dinding yang hancur dihadapanku dengan gelisah

'Gawat...., Iseng cobain Sihir Menengah malah jadi seperti ini.'pikirku dengan cemas

Kemudian Pintu Ruangan Kerja terbuka masuk Paul kemudian Zenith dan Lilia

"Ada apa ini?"teriak Paul

"Rudy!, Apa kamu tidak apa-apa?"tanya Zenith dengan cemas setelah melihat ruangan yang hancur.

"Iya."jawabku

"Apa ada Monster?, tapi disekitar sini seharusnya tidak ada monster."kata Paul sembari mengamati sekitar

Zenith Memeriksa kondisi Tubuhku lalu melihat Buku Panduan SIhir tergelatak di sebelahku.

"Ara~."

"Rudy~, Apa kamu mengucapkan kalimat yang tertulis di buku ini?"tanya Zenith menyipitkan matanya dan tersenyum lebar.

'Eh, seram! Kenapa menatapku seperti itu? apa jangan-jangan anak yang bisa menggunakan sihir dianggap berbahaya dan akan diserahkan ke pengadilan/pemerintah?'pikirku dengan takut melihat tatapan Ibu.

"Aku Minta Maaf."

"Kyaa! Sayang, Kamu dengar kan?, Anak kita memang Genius!"teriak Zenith dengan Senang sambil melompat-lompat.

"Eh tunggu, tapi ini sihir tingkat menengah."ucap Paul melihat halaman yang terbuka di buku.

"Ayo sewa guru sihir untuknya!"ucap Zenith dengan senang dan menarik Paul

"Tapi aku belum mengajarinya membac-"

"Di masa depan dia pasti bisa menjadi Penyihir yang sangat hebat!"sela Zenith

"Tunggu, bukankah kita sudah berjanji kalau punya anak laki-laki akan menjadi pendekar pedang?"bantah Paul

"Tapi dia bisa menggunakan sihir tingkat menengah di usia dini!"

"Janji adalah Janji."

"Apanya yang janji, Kamu sendiri sering ingkar janji."

"Bagaimana jika belajar ilmu sihir di pagi hari dan belajar ilmu pedang di sore hari?"saran Lilia yang sudah sedang membersihkan puing-puing tembok yang hancur.

"Sayang, tidak baik bertengkar di depan anak-anak"

"Kamu Benar"ucap Paul sambil berpelukan dengan Zenith

'Jadi Aku bakal belajar Ilmu Pedang juga ya?'pikirku dengan lega karena aku tidak dimarahi

"Hm? omong-omong, dimana Will?"tanya Zenith

"Will?, aku tidak tahu ada dimana dia."jawab Paul

Kemudian aku mengikuti Zenith dan Paul yang keluar ruangan pergi mencari William.

"Will!, dimana kamu?"teriak Zenith mencari William

"Will!"

Akhirnya kita menemukan William yang terbaring di lantai pingsan di toilet karena kepalanya terbentur.

'Will-niisan...., bisa-bisanya kamu pingsan di kamar mandi?'pikirku melihat William dengan heran

""Will!""

Teriak Zenith dan Paul bergegas memeriksa kondisi William dan membawanya ke kamarnya.