webnovel

Reincarnation: Want to Live a Normal Life

Judul: Reincarnation: Want to Live a Normal Life Genre: Slice of Life, Sistem, Modern, Romance, Harem, Anime, Fanfict, School, School Life, Action, Adventure. Misteri, -------------------------------------------------- Sinopsis: [Seorang pemuda berenkarnasi ke Dunia Pararel yang merupakan campuran dari berbagai macam Anime dan Manga yang ada di dunia nya sebelum nya] [Dan pemuda ini mendapatkan sebuah sistem yang membantu nya untuk mewujudkan impian nya] [“Hah!? Kenapa di sini ada Tokisaki Kurumi, Shinomiya Kaguya, Tohsaka Rin, Kanna Kamui!?!”] [“Karena aku adalah orang yang baik hati, maka aku tidak akan melakukan apa pun dan mulai bermalas-malasan untuk menikmati hidup baru ku ini!”] [Akan tetapi, karena kesialan yang dia miliki. Pemuda ini selalu terlibat dalam berbagai permasalahan yang tidak dapat di jelaskan oleh Logika] [Kemudian pemuda ini mengetahui satu fakta yang sangat mengejutkan nya, yaitu bahwa dia bukan lah satu-satu nya orang yang bereinkarnasi ke Dunia ini] [Jadi, ikuti lah perjalanan Tokisaki Souji untuk menjaga kewarasan nya, di Dunia yang dipenuhi oleh berbagai macam bahaya ini] -------------------------------------------------- • Saya masih pemula dalam menulis jadi jangan terlalu banyak berharap. • Tapi ngak ada salah nya kalian baca kan? • Untuk update chapter terbaru untuk novel ini itu tidak menentu, karena novel ini itu hanya lah novel sampingan yang thor tulis untuk bersenang-senang.

Panagakos_Void · Anime & Comics
Not enough ratings
15 Chs

Chapter 12 : Laporan Diablo

"Jadi, Diablo, apa saja yang kamu dapatkan?" Souji menanyakan hal itu dengan penuh keseriusan, saat dia mulai membereskan buku-buku yang baru saja dirinya tulis itu, sambil melirik kearah Primordial Demon tertentu, yang terlihat sedang berlutut kearahnya.

"Baik." Demon itu hanya membalasnya dengan singkat saja, sebelum dia memulai penjelasan miliknya.

Ngomong-ngomong, sekarang ini sudah hampir waktunya makan malam, yang mana Diablo pun baru saja kembali dari misi kecil yang Souji berikan kepadanya, dengan Emi Yusa yang entah mengapa ingin memasakan makanan untuk keduanya(tidak menghitung Diablo, karena dia sepertinya masih membencinya), sementara Souji sendiri, dia baru saja selesai menulis sebagian kecil pengetahuannya tentang Nasuverse.

Dan juga, setelah kembali, Diablo segera datang menemui Souji, dimana hal itu membawa kita ke bagian yang ada diatas, yang mana Souji langsung meminta Diablo untuk memulai penjelasannya.

Kira-kira, seperti inilah penjelasan Diablo berikan kepada Souji:

Pertama, Diablo tampaknya tidak bisa mengecek tentang, apakah Avalon masih ada di dalam tubuh Shirou atau tidak. Sebab, terdapat sesuatu hal yang amat sangat merepotkan, yang terus mengintainya, setiap kali Diablo mendekati kota itu.

Dan, pada saat mendengar tentang hal ini, Souji hanya bisa memikirkan Raja Emas Uruk yang terkena gender bender saja. Yang mana, hal itu membuat Souji memaklumi hal tersebut.

Kedua, akibat takut tidak dapat memenuhi misi pertamanya, Diablo memutuskan untuk mensurvei seluruh kota ini, dengan amat sangat mendetail, hingga dia pun berbincang dengan berbagai macam orang aneh, yang hanya bisa Souji kategorikan sebagai para Reinkarnator dan Transmigrator saja, serta Primordial Demon inipun menemui berbagai macam orang magus, hanya untuk mencari tahu tentang hal yang disebut dengan Magecraft ini.

Meskipun bagian ini entah mengapa berakhir dengan cukup ambigu, dan walaupun banyak sekali bahan bagus yang dibawa pulang oleh Diablo, alias pengetahuan, tapi Souji masih merasa ada yang aneh dengan kisahnya ini.

Yang mana, seakan-akan Diablo tengah menyembunyikan sesuatu dibaliknya, tentunya dari dirinya, tapi hal itu segera sirna dari dalam benaknya, terutama ketika bagian selanjutnya dari laporan Diablo terdengar.

Dimana, pada bagian yang ketiga ini, Diablo membahas tentang seseorang, lebih tepatnya lagi adalah seorang gadis muda, yang dengan anehnya menyebut dirinya ini sebagai miliknya, dan mengancam akan menyiksa Diablo, jika saja dia membuat Souji terluka.

Jujur saja, setelah mendengar hal itu, kepala dari Souji segera menjadi ngeblank. Sebab, entah mengapa hal itu terasa seperti ada seorang gadis psikopet Yandere tingkat akut, yang sudah tercantol dibelakang lehernya, tanpa sepengetahuannya sama sekali.

Kalau boleh jujur, setelah dia mendengar hal itu, Souji segera meminta sistemnya ini untuk memasang semacam penghalang disekitar rumahnya, yang untungnya bisa dilakukan oleh sistemnya ini, dan setelah mendengar hal itu, Souji tentunya segera memasang penghalang tersebut tanpa ragu sedikit pun.

Ngomong-ngomong, penghalang yang Souji minta pasang ini adalah penghalang yang cukup kuat untuk melindungi seseorang dari, kira-kira, sekitar Noble Phantasm Anti-Army Rank C ke bawah, sekaligus membuat kebanyakan orang mengabaikan kediaman ini, alias membuat orang-orang yang salah alamat, tidak akan pernah muncul lagi.

Selesai melakukan hal itu, Diablo segera memiliki mata yang benar-benar dipenuhi oleh binar, sebelum dia memulai serangkaian pujian yang benar-benar membuat Souji merinding.

Untungnya, Emi Yusa segera mendobrak pintu perpustakaan dengan cukup keras, yang mana hal itu berhasil memberi Souji kesempatan untuk menghentikan pujian yang teramat sangat memalukan dari Diablo.

"Souji! Aku merasakan ada semacam penghalang yang tiba-tiba muncul di sekitaran rumah ini! Ap– " "–Ya, aku yang membuatnya." Souji segera memotong kata-kata dari gadis Emi ini, yang mana hal itu berhasil membuatnya menjadi semakin terkejut.

"Ka-kamu yang membuatnya?" Yusa kembali bertanya kepada Souji, tapi kali ini menggunakan nada yang merupakan percampuran dari ketidakpercayaan dan penyangkalan.

Namun, Souji hanya memberinya senyum kecil saja dan berkata; "Ya, aku yang membuatnya." Dia mengatakan hal itu dengan ringan, saat dia mulai berjalan pergi menuju pintu keluar dari perpustakaan itu, setelah dia selesai membereskan buku-buku yang baru dirinya tulis ini.

"Tapi bagaimana..." Emi Yusa hanya bisa menggumamkan hal itu saja, saat dia melihat Souji melewati dirinya.

Tentu saja, Souji mendengar hal itu, yang mana hal itu membuatnya memutuskan untuk membalasnya dengan cukup serius; "Aku akan menjelaskannya nanti setelah makan malam."

Dengan kata-kata itu terdengar, Souji keluar dari perpustakaan dan mulai berjalan menuju ruang makan.

...

Setelah selesai makan malam, kini Souji sedang duduk saling berseberangan dengan Emi Yusa di ruang tamu, dengan Diablo yang terlihat sedang berdiri di belakangnya dengan tenang.

"Jadi, apa kamu sekarang akan mulai menjelaskannya kepadaku?" Emi Yusa menanyakan hal itu dengan amat sangat serius, saat dia menunggu Souji memulai penjelasan miliknya.

Souji hanya membalasnya dengan anggukkan ringan saja, sebelum dia memulai penjelasannya itu.

Hal-hal yang dijelaskan oleh Souji hampir sama dengan yang dirinya jelaskan kepada Diablo, tapi tentunya dengan beberapa perubahan disana-sini, serta beberapa fakta yang tidak seharusnya gadis itu dengar pun, dirinya sembunyikan juga.

Selain hal-hal yang mirip dengan penjelasannya kepada Diablo, Souji pun memutuskan untuk memberitahu Emi Yusa dengan sedikit keinginannya untuk menyelamatkan Sakura.

Dimana, sama seperti Diablo, gadis Emi itu segera meledak, baru beberapa saat Dafa memulai ceritanya dibagian itu.

Untungnya, akibat sudah berpengelaman dengan Diablo, Dafa bisa menenangkan Emi Yusa dengan cukup cepat, dan hal itu membuat penjelasan yang diberikan oleh Dafa cepat selesainya.

Setelah selesai mendengarkan seluruh penjelasan dari Dafa, Emi Yusa segera jatuh kedalam perenungan, sebelum dia akhirnya berhasil sampai pada satu kesimpulan, yaitu... "Kalau begitu, aku akan ikut membantumu."

'Bagus! Ikan besar sudah ditangkap!' Souji segera tertawa terbahak-bahak secara internal, setelah dia mendengar apa yang dikatakan oleh Emi Yusa.

Sebenarnya itu, meskipun pada awalnya Souji memang enggan untuk berurusan dengan Emi Yusa, tapi pada akhirnya dia tidak bisa menyangkal, kalau wanita muda itu memang akan menjadi sangat berguna, jika saja dia ingin berhasil dalam rencananya untuk menyelamatkan Sakura.

Lagi pula, selain ada magus serangga menjijikkan itu, dia juga kemungkinan besar akan bertarung melawan King of Heroes yang terkena gender bender, plus seorang pendeta mafo sakit jiwa, dan itu belum ditambah dengan fakta kalau kemungkinan besar akan ada campur tangan dari seorang Irreguler, alias seorang Reinkarnator ataupun Transmigrator, yang mana tingkat kekuatan mereka masihlah abu-abu.

Jadi, menambah kekuatan sekutu disaat-saat seperti ini adalah tindakan terbaik yang bisa diambil oleh Souji, dan hal itu juga bisa meningkatkan peluangnya untuk berhasil dalam rencananya itu.

Setelah selesai dengan seluruh hal itu, mereka kemudian memutuskan untuk tidur, dengan Souji adalah yang pertama menyarankan hal tersebut.

Dan, karena tidak ada yang menolak sarannya itu, jadi Souji segera pergi menuju ke kamarnya sendiri yang terletak di lantai dua, dengan Diablo dan Emi Yusa pergi ke kamar mereka masing-masing yang terletak di lantai satu.

✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽

Promosi Tak Tahu Malu:

Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!

Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!

Catatan Penulis:

Yay! Update kembali!

Mari kita saja singkat saja untuk yang ini, dimana sepertinya bab kali ini sangat singkat, karena hampir tidak sampai 1k kata.

Ada alasan dari hal itu, dan alasannya ini adalah, karena di bab selanjutnya akan ada time skip yang cukup panjang.

Jadi... Yah, kira-kira hal itu saja yang ingin author sampaikan disini sih.

Oh ya, dan juga, jika kalian ada saran untuk fanfiction author yang lain, yang group obrolan dimensi itu, mengenai apakah harus diremake ulang atau enggak, soalnya alur ceritanya udah kehapus sama author secara tidak sengaja, maka kalian bisa komen di kolom komentar.

Soalnya, author benar-benar sedang sangat bingung mengenai hal itu.

Itu aja sih yang ingin author sampaikan disini, kalau begitu, sampai jumpa lagi nanti!

Adios!