webnovel

reincarnation of a demon god (sub Indonesia)

Arth adalah seorang penulis yang terus menulis tentang sejarah dunia, dan itu berkaitan dengan kisah dirinya sendiri. Dia terus menceritakannya dalam buku-buku yang sulit dipahami orang awam. Dari waktu ke waktu, para arkeolog terkejut melihat salah satu buku Arth karena sangat tepat dengan sejarah dan temuan para arkeolog. Akhirnya, para arkeolog menjadi tertarik padanya, dan menjadi tertarik pada kisah-kisah yang diceritakan Arth. Tapi tujuan Arth adalah menemukan kekasih masa lalunya (Erina). Dan ternyata Arth adalah yang terakhir dari orang-orang di dunia Darkness Light (nama sebelum bumi). Arth adalah satu-satunya yang masih hidup karena dia adalah pembunuh yang sebenarnya. Arth dulunya adalah dewa yang dijuluki dewa sihir, tetapi dia tidak menaati bangsanya sendiri sampai dia berubah menjadi iblis. Seiring waktu sesuatu terjadi yang membuat Arth berubah menjadi manusia dan memulai pengalaman hidup barunya sampai saat pembunuhan tiba. ************** banyak sekali ramalan yang mencegah hancur nya dunia itu. namun, jika takdir mengatakan demikian maka tidak seorang pun yang bisa keluar darinya. namun, kehidupan itu bisa diulang lagi dengan mencari sejarahnya. ************* "dunia akan hancur oleh seseorang yang membangkang bangsanya sendiri karena ia mempunyai tujuan". itulah dialog yang dibuat oleh seorang dewa peramal (Zabtaruk). dan orang yang membangkang bangsanya sendiri adalah Silvanus, Siestina dan Arth. para dewa terus mencoba untuk mencegah ketiga orang ramalan tersebut dengan taktik mereka sehingga banyak sekali terjadi konflik. namun, dari konflik itulah dunia Darkness Light hancur. nama Darkness Light adalah nama sebelum bumi yang digunakan oleh suku-suku Totem (kuno). karena mereka yakin bahwa bumi ini sebagian gelap dan sebagainya lagi bercahaya (siang dan malam).

laundry86 · Fantasy
Not enough ratings
88 Chs

dendam dewa Nekara

"aku akan menyusul dan membalaskan dendam ku pada mu Arthous" Nekara kemudian memanggil gerbang sihir miliknya dan masuk ke dalam gerbang tersebut dengan tujuan untuk menangkap Dewi Siestina.

*********

"Berapa lama kita terus berjalan seperti ini?" Ujar Siestina yang mengeluh.

"Jangan cengeng! Sebentar lagi kita akan sampai di Kerajaan manusia bagian barat. Jadi, bertahanlah sedikit lagi. Lagian kau seorang Dewi, seharusnya kau lebih tegar dari pada yang lainnya." Jawab Hiuga yang telah jengkel mendengar keluhan dari Siestina.

"Tidak ada hubungannya dengan seorang Dewi. Dewi juga makhluk hidup dan bisa merasakan kelelahan" jawab Siestina dengan kesal.

"Tunggu!" Ujar Silvanus sambil mengacungkan tangannya. "Ada seseorang yang datang kesini"

Tiba-tiba ada sebuah gerbang sihir yang muncul di hadapan mereka. Kemudian keluarlah seseorang yang berpakaian jubah hitam dan kepala yang ditutupi oleh penutup kepala.

"Siapa kau?" Teriakan Silvanus sambil mengeluarkan pedang legendaris miliknya.

"Silvanus! Aku tidak ada urusan dengan mu! Aku cuman ingin menangkap Dewi Siestina, cuman itu urusan ku untuk datang ke sini" jawab seseorang tersebut.

"Kenapa aku?" Ujar Siestina dengan heran.

"Aku menolak untuk tidak berurusan dengan mu! Aku juga mempunyai urusan dengan Siestina. Jadi pergilah dari hadapan kami!" Kata Silvanus sambil menodongkan tombaknya.

"Menyerahkan dewi Siestina atau mati? Itu pilihan dari ku" jawabnya.

"Kalau begitu aku memilih untuk mati! Tapi yang akan mati disini bukan aku!" Jawab Silvanus.

Mendengar itu, seseorang tersebut tersenyum lebar. "Kau tidak berubah sama sekali. Kalau begitu, lawan aku!"

"Cuih" Silvanus kemudian mengeluarkan sihir esnya kedalam tombak tersebut. "Baiklah! Kau tidak tahu kekuatan ku. Aku adalah Silvanus sang pembangkang dalam ramalan" ujar Silvanus sambil merubah tombaknya menjadi sebilah pedang es.

"Kalian para manusia! Menyingkir-lah dari sini! Aku tidak ingin kalian terlibat dalam pertempuran ini" ujar seseorang tersebut dengan keadaan tenang.

"Kau masih mempedulikan mereka ya! Baiklah, kau ada benarnya juga, ini pertempuran kita berdua. Siestina! Bawa Erina dan yang lainnya pergi dari sini!" Ujar Silvanus.

Mereka bertiga kemudian melarikan diri dari tempat itu dan pergi duluan ke kerajaan manusia bagian barat. "Aku ada bersama mu!" Ujar Hiuga sambil menghampiri Silvanus.

Seseorang tersebut terus diam dan cuman memerhatikan mereka berdua. "Bisakah kita mulai?" Ujarnya.

"Wow...lihat Hiuga! Dia sombong sekali" kata Silvanus sambil tertawa. "Baiklah, kalau begitu mari kita mulai"

"Jangan banyak mengoceh" ujar seseorang tersebut yang dari tadi terus menunggu.

Tiba-tiba Silvanus merubah pedangnya menjadi sebuah tombak, kemudian ia melemparkannya ke seseorang tersebut dengan sangat cepat. "Zruut" tombak Silvanus meleset karena dia berhasil menghindar dari serangan Silvanus.

"Ini baru permulaan" tiba-tiba Silvanus bergerak dengan kecepatan kilat dan langsung membawa tombaknya, kemudian ia merubah tombaknya menjadi sebilah pedang dan langsung menebaskan pedangnya kepada seseorang tersebut.

"Trengg" pedang Silvanus berhasil di tangkap oleh seseorang tersebut tanpa terluka. "Terima ini!" Silvanus kemudian mengalirkan sihir ke dalam pedang miliknya sehingga pedang tersebut mengeluarkan angin yang cukup besar. "Bluss" angin telah membuka penutup kepala seseorang tersebut.

"Apa?" Silvanus tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Terima ini!" Ujar Hiuga sambil menusukkan pisau sihirnya ke perut seseorang tersebut. "Trengg" pisau itu patah.

Seseorang tersebut kemudian mencengkram erat pedang Silvanus dan memutar-mutar pedang itu sehingga Silvanus terbawa terputar-putar oleh pedangnya. "Cuih sial" Silvanus langsung melepaskan pedangnya dan mendarat dengan tenang.

"Siapa kau sebenarnya?" Ujar Hiuga yang terkejut senjatanya tidak terpengaruh pada seseorang itu.

"Dia adalah dewa Nekara!" Jawab Silvanus dengan raut wajah kesal. "Dewa yang mempunyai kekuatan setara dengan Arthous sekaligus temannya. Apa yang kau inginkan?"

"Dewa yang memiliki kekuatan setara dengan dewa sihir? Kenapa dia ada disini?" Kata Hiuga sambil memanggil kembali pisau miliknya untuk berjaga-jaga.

"Aku tidak menginginkan apapun dari kalian. Aku cuman ingin membawa Dewi Siestina dan menyelesaikan masalah ku dengan Arthous! Jika kalian tidak melawan, maka aku juga tidak akan berbuat apapun pada kalian" jawab Nekara dengan tenang. "Ambil senjata mu!" Nekara kemudian melemparkan pedang Silvanus kehadapan-nya.

Silvanus kemudian mengambil pedang miliknya yang telah di lemparkan oleh Nekara. Silvanus tersenyum sambil berkata. "Kami akan melawan mu!" Silvanus kemudian bergerak dengan kecepatan kilat dan menyerang Nekara dengan tebasan pedangnya yang dahsyat. "Zruut" puluhan kali Silvanus telah menebaskan pedangnya, namun tidak ada satupun yang mengenai Nekara.

"Ini masih belum" Silvanus kemudian menyerang Nekara dengan melemparkan aura sihir es miliknya. "Boom" tempat itu diledakkan oleh ledakan es.

"Aku disini!" Ujar Nekara yang berada dekat dibelakang Silvanus. Silvanus kemudian menyerangnya, namun Nekara melompat dan menjauh dari Silvanus.

"Dari tadi kau terus menguras tenaga mu tanpa menghasilkan apapun. Kau sudah tau siapa yang akan menang, tapi kau masih bersikeras untuk melawan ku!" Ujar Nekara dengan tenang.

"Terima ini!..." Tiba-tiba Hiuga menyerang Nekara dari belakangnya. Namun, Nekara menangkap pisau itu dengan cengkraman-nya. "Trengg" pisau itu dipatahkan oleh Nekara. Melihat kesempatan itu, Hiuga kemudian memukul kepala Nekara, akan tetapi Nekara merunduk dan menjauh dari Hiuga.

"Kalian tahu? Kalian terlalu lambat untuk ku. Dari pada aku terus melakukan hal bodoh di sini! Lebih baik aku pergi menyusul Dewi Siestina dan menangkapnya" ujar Nekara sambil berjalan meninggalkan mereka berdua dengan tenang.

"Hey...kau masih ada urusan dengan ku!..." Ujar Silvanus yang marah karena telah dicuekin. Silvanus kemudian mengeluarkan semua aura sihir es miliknya, sehingga tempat yang berdekatan dengan Silvanus langsung ter-beku.

Nekara terus berjalan meninggalkan mereka tanpa mempedulikan Silvanus. "Aku akan menghampiri mu dan akan menanyakan kenapa kau melakukan itu padaku Arthous! Setelah aku menangkap Dewi Siestina, aku akan menemui dan melawan mu, sehingga kau akan berkata yang sebenarnya pada ku! Tunggu aku Arth! Aku akan segera menyusul dan melawan mu" ujar Nekara dalam hatinya.

**********

"Aku akan menunggu mu!" Ujar Arth kepada Shivi yang sedang berganti baju.

"Tunggu Arth, sebentar lagi kok!" Jawab Shivi yang berada di dalam tenda.

"Iya...aku tahu...aku akan menunggu mu di luar sini" jawab Arth yang berada di luar tenda.