webnovel

reincarnation of a demon god (sub Indonesia)

Arth adalah seorang penulis yang terus menulis tentang sejarah dunia, dan itu berkaitan dengan kisah dirinya sendiri. Dia terus menceritakannya dalam buku-buku yang sulit dipahami orang awam. Dari waktu ke waktu, para arkeolog terkejut melihat salah satu buku Arth karena sangat tepat dengan sejarah dan temuan para arkeolog. Akhirnya, para arkeolog menjadi tertarik padanya, dan menjadi tertarik pada kisah-kisah yang diceritakan Arth. Tapi tujuan Arth adalah menemukan kekasih masa lalunya (Erina). Dan ternyata Arth adalah yang terakhir dari orang-orang di dunia Darkness Light (nama sebelum bumi). Arth adalah satu-satunya yang masih hidup karena dia adalah pembunuh yang sebenarnya. Arth dulunya adalah dewa yang dijuluki dewa sihir, tetapi dia tidak menaati bangsanya sendiri sampai dia berubah menjadi iblis. Seiring waktu sesuatu terjadi yang membuat Arth berubah menjadi manusia dan memulai pengalaman hidup barunya sampai saat pembunuhan tiba. ************** banyak sekali ramalan yang mencegah hancur nya dunia itu. namun, jika takdir mengatakan demikian maka tidak seorang pun yang bisa keluar darinya. namun, kehidupan itu bisa diulang lagi dengan mencari sejarahnya. ************* "dunia akan hancur oleh seseorang yang membangkang bangsanya sendiri karena ia mempunyai tujuan". itulah dialog yang dibuat oleh seorang dewa peramal (Zabtaruk). dan orang yang membangkang bangsanya sendiri adalah Silvanus, Siestina dan Arth. para dewa terus mencoba untuk mencegah ketiga orang ramalan tersebut dengan taktik mereka sehingga banyak sekali terjadi konflik. namun, dari konflik itulah dunia Darkness Light hancur. nama Darkness Light adalah nama sebelum bumi yang digunakan oleh suku-suku Totem (kuno). karena mereka yakin bahwa bumi ini sebagian gelap dan sebagainya lagi bercahaya (siang dan malam).

laundry86 · Fantasy
Not enough ratings
88 Chs

bertempur dengan jirah yang hidup

Kepalaku sangat pusing. Aku mulai menyadari bahwa aku terjatuh ke dasar jurang. Cuacanya dingin dan cukup gelap, tetapi ada banyak cahaya biru dari bebatuan dan banyak batu berharga di sana.

Aku berdiri dan melihat ke atas "mengapa aku di suruh ke sini?"Lalu aku melihat sekeliling untuk melihat apa yang ada di sana sambil membawa pedang yang disediakan oleh ayah Lyna.

Aku baru sadar bahwa aku tidak membawa tombak ku, karena tiba-tiba ayah Lyna mengajak ku ke tempat ini.

Aku terus mengelilingi tempat itu sampai akhirnya aku melihat baju besi lengkap sambil memegangi sebuah pedang.

Karena penasaran aku langsung pergi ke baju besi itu. Aku melihat-lihat apakah baju besi itu ada pemiliknya.

"Rupanya hanya sebuah jirah kosong"

Aku mencoba menguji jirah itu dengan pedangku kalau-kalau itu tidak sekuat kelihatannya.

***********

Dengan cerobohnya, Arth menebas baju besi itu sampai tergores. Tiba-tiba jirah itu bersinar dan bergerak sambil memegang pedang.

"Apa yang terjadi" Arth sangat bingung dengan itu.

Tiba-tiba jirah itu menyerang Arth dengan pedangnya, tetapi Arth memblokir serangan itu meskipun Arth terlempar. Arth bingung dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba armor itu menyerang lagi, dan Arth juga tidak tinggal diam. Arth segera menghindari serangan itu dan langsung melakukan serangan balik, tetapi baju besi itu hanya tergores sedikit.

Tiba-tiba jirah itu mengamuk dan membanting Arth sehingga pedang yang digunakan Arth terlempar, lalu Arth menendangnya dan mencoba untuk berdiri.

"Baiklah, aku akan membakarmu, Jirah"

Arth segera mencoba menyerangnya dengan sihir api, tetapi sihirnya tidak keluar meskipun berkali-kali.

"Mengapa ini? Apakah tempat ini kedap sihir?"

Arth bingung sampai dia kehilangan kesadaran, dan pada akhirnya jiraah memukul Arth tepat di kepala sampai darah keluar dari hidungnya.

"Sial, mengapa tidak bisa mengeluarkan sihir di sini"

Jirah itu terus menyerang Arth, dan Arth hanya bisa menghindar dan menjauh darinya. Pada akhirnya Arth mengambil pedangnya yang terlempar.

"Oke, aku akan bertarung bahkan tanpa sihir"

Arth masuk ke posisinya dan menyerang jirah, tetapi pertempuran itu tidak setara. Arth sering ceroboh dengan gerakannya karena gerakan dia tidak disertai dengan sihir. meskipun demikian Arth terus bertahan dan terus menyerang dengan serius.

Suara pedang yang bentrok terdengar di sana dan Arth kelelahan melawannya.

"Bagaimana aku bisa melawannya jika musuhku terbuat dari baja?"Arth kelelahan dan kesadarannya mulai menurun dan pikirannya menjadi sangat kacau. sampai pada akhirnya Arth diserang dengan tebasan, kemudian Arth memblokirnya dengan pedangnya sampai memantul terlempar dekat di hadapannya.

Arth kesakitan dan terbaring di tanah. Pikirannya sangat bingung sehingga dia akhirnya melihat pedang itu. Ketika dia melihat pedang itu, dia teringat kata-kata ayahnya Lyna.

"kosongkan pikiranmu dan tenanglah, cobalah untuk hidup seperti pedang"

Arth segera mengambil pedangnya yang rusak oleh benturan antara pedang dengan baja. Arth berdiri sambil mengarahkan pedangnya. "Kosongkan pikiranmu"

Arth memejamkan matanya, perlahan-lahan menghirup dan menghembuskan napas, dan pikirannya mulai tenang.

"Hidup menjadi pedang"

Tiba-tiba jirah itu menyerang dan mengarahkan pedangnya ke Arth. Arth segera menutup matanya dan mengarahkan pedangnya ke jirah yang bergerak tersebut.

Ketika pedang hendak memotong Arth, Arth segera membuka matanya dan menebas pedangnya sampai pedang musuh menjadi patah.

Seketika jirah itu terdiam dan Arth juga menjadi lebih tenang. Jirah segera menekuk tubuhnya dan mengambil pedangnya yang patah, dia kembali ke tempat dia pindah dan menjadi jirah biasa yang tidak bergerak.

"Apa yang terjadi" Arth sangat bingung dengan itu.

Arth melihat pedangnya, Arth melihat pedangnya dan ada bayangannya sendiri "hidup seperti pedang"

Tiba-tiba sebuah tali turun tepat di depan Arth. "Apa ini?"Arth segera meraihnya dan talinya mengangkat Arth ke atas, dan ternyata itu adalah ayah Lyna. Ayah Lyna melambai ke arah Arth dan membawa Arth ke atas.

"Selamat, kamu berhasil menjadi sebuah pedang" kata ayahnya Lyna, menepuk bahuku.

Ternyata itu memang ayah Lyna, tempat itu adalah tempat nenek moyang Lyna dilatih dan dirancang untuk berlatih ilmu pedang tanpa sihir, karena memang tempat itu kedap sihir.

Kami keluar dari gua dan cuacanya sangat dingin, sangat berbeda dari dalam gua.

Kami kembali ke rumah Lyna.

Ternyata ayah Lyna sangat baik dan ramah, dia suka berbicara yang tidak perlu meskipun dia terlihat dingin kemarin, tetapi setelah insiden tentang jirah, dia menjadi sangat ramah.

Kami kembali ke rumah Lyna, kami berdua terkejut karena rumah Lyna dibakar dan dihancurkan. tiba-tiba ayah Lyna berlari ke reruntuhan rumahnya dan mencari Lyna, tetapi mereka tidak ditemukan.

"Bagaimana dengan Erina dan yang lainnya?"Aku tidak tahu apa yang terjadi di sana, ayah Lyna juga panik dengan apa yang terjadi.