webnovel

Hilang 《II》

"Aaaargghh!!"

Boooooommmmm!!

Energi itu masih saja meledak.

"Ah Utaru kenapa aku tak bisa melakukannya!? Ini sama sekali tak berhasil."

Axcel mengeluh kepada Utaru karena dirinya tak kunjung mampu mengendalikan mana.

"Harusnya kau lebih konsentrasi!"

"Aku sudah mencobanya!"

"Cobalah untuk tenang, cobalah rasakan energi yang ada di sekitar tubuhmu dan jangan langsung keluarkan! Itu hanya sia-sia! Rasakan agar seluruh tubuhmu bisa menerimanya. Jika kau sudah merasakannya maka salurkan energi itu ke pedangmu sedikit demi sedikit! jangan memaksakannya!"

Utaru terus menjelaskan kepada Axcel bagaimana agar Axcel bisa mengontrol energinya.

Hari telah menjadi sore dan Axcel pun masih belum bisa mengontrolnya.

"Hey Utaru bagaimana caranya agar aku bisa melakukan ini!?"

"Yang perlu kau lakukan hanya lah berkonsentrasi! Hmph tidak ada pilihan lain, ayo ikut aku!"

"Sudah waktunya makan?"

"Tak usah banyak tanya."

Tiba-tiba Utaru menyuruh Axcel untuk mengikutinya ke suatu tempat.

"Lihatlah!"

"Hah? Pohon bambu?"

"Ini adalah latihan kuno. Orang jaman dulu menggunakan ini sebagai latihan. Dengarlah suara ketukan bambu itu, suaranya sangat merdu dan teratur kau bisa melatih komsentrasimu disitu!"

"Ah baiklah besok akan ku coba."

"Hmm? Tak mungkin, bambu-bambu ini hanya akan berbunyi saat malam saja."

"Baiklah akan kulakukan sekarang juga!"

"Itu juga tak mungkin, malam waktunya istirahat! Kau harus menyiapkan dirimu untuk berlatih pagi pagi, jadi lupakan saja cari cara agar kau bisa melatih konsentrasimu!"

"Ah, baiklah Utaru!"

"Ayo sekarang kita makan, aku sudah lapar."

Utaru memberitahu Axcel cara melatih konsentrasi menggunakan bambu. Namun sepertinya hal itu tak bisa dilakukannya karena bambu tersebut akan berbunyi ketika malam saja.

Axcel yang bingung itu pun terus memikirkan cara lain agar dia bisa meningkatkan daya konsentrasinya. Bahkan saat akan tidur Axcel terlihat sedang memikirkan sesuatu hingga dia tersenyum.

"Ah, aku tau!"

"Hey tidurlah, ini sudah malam!!"

Entah apa yang direncanakan Axcel, tiba-dirinya sangat bersemangat dan segera untuk tidur.

Keesokan harinya mereka telah bersiap untuk berlatih lagi. Seperti biasanya Axcel masih saja gagal dalam percobaan ini. Hingga malam tiba saat mereka berdua sudah bersiap untuk tidur Axcel melihat sekitar untuk melihat sekeliling.

Kemudian dia pergi keluar saat malam sedang dingin-dinginnya. Ternyata tempat yang ia tuju ada lah hutan bambu! Axcel berniat melakukan melatih daya konsentrasinya tanpa sepengetahuan Utaru. Dia mulai duduk di antara bambu-bambu itu.

"Wah merdu sekali aku merasa tenang sekali di sini! Shishishii!!"

Axcel mulai memejamkan matanya dan dia sangat tenang pada saat itu. Seakan alam telah menyatu dengannya di dinginnya malam. Ia tak menggerakan badannya sangat lama.

Bukan tertidur! Dia sangat tenang menikmati ketukan demi ketukan yang dibuat oleh bambu-bambu itu. Saat hari mulai pagi axcel bergegas menuju rumah untuk tidur sebentar sebelum Jtaru membangunkannya untuk latihan rutin. Saat Axcel sudah bangun ia segera melakukan latihannya. Dan Axcel masih belum bisa mengontrolnya.

"Ah berarti ini belum cukup! Aku akan mencobanya lagi!"

Saat mendengar itu Utaru hanya tersenyum tanpa mengetahui maksud Axcel yang sebenarnya. Malam setelah Axcel melakukan latihan tadi, Axcel keluar menuju pohon-pohon bambu untuk meditasi disana hingga pagi.

Setiap hari axcel selalu melakukan latihan berpedang dan dilanjut malam hari bermeditasi tanpa berhenti. Axcel melakukan kegiatan bermeditasi tersebut hingga berminggu-minggu. Hingga suatu saat Axcel sedang bermeditasi Utaru tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena merasa sangat lapar. Saat akan mencari makanan dia kaget dirinya tak mendapati Axcel di rumah itu. Utaru pergi keluar untuk mencari makanan sekaligus mencari Axcel.

Saat sampai di pohon bambu Utaru sangat terkejut mendapati Axcel sedang bermeditasi disitu. Bukannya marah Utaru hanya tersenyum.

"Haha dasar anak ini! Tak pernah mau mendengarkan kata-kataku. Bagus Axcel teruslah berjuang! Kau adalah keluargaku yang paling berharga!"

Utaru kemudian meninggalkan tempat itu dan pergi ke rumah untuk tidur. Bahkan ia lupa akan rasa laparnya. Mungkin karena hatinya senang melihat kejadian tadi.

Keesokan harinya Axcel melakukan latihan rutinnya. Utaru tetap melatih Axcel dengan keras seperti biasanya seperti tidak terjadi apa-apa tadi malam.

Setelah beberapa bulan latihan di siang hari Axcel mencoba mengontrol mananya.

"Hhnnnnnnn... Ayo berhasillah kali ini! Konsentrasi, banyangkan dari dalam hati lalu salurkan kedalam pedang! Aahhhhhhh!"

Swooshh Swooosh

FLASH!

Cahaya kuning terang menyelimuti pedang kayu Axcel.

"Hyah!?"

"...Utaru sepertinya aku berhasil, yey asyikk!! Woahh aku berhasil!!"

Bbooommm!!

"Ahhhh!!"

"Haha jangan gegabah dulu kau juga harus tetap berkonsetrasi untuk mempertahankannya. jangan gegabah, ayo coba lagi!"

"Yossh sepertinya aku sudah bisa melakukannya, shishishii!!"

Axcel akhirnya bisa melakukan kontrol mananya saat itu. Namun karena dia terlalu senang energi itu malah meledak lagi karena menjadi tidak stabil.

Kemudian axcel mencobanya lagi dan kali ini dia benar-benar berhasil.

"Utaru aku berhasill, lalu bagaimana!?"

"Baiklah, sekarang coba lemparkan energi itu ke arah batu besar itu!"

"Ah baik lah, hyaaaaa!!!"

Whhuuussz!!

Energi itu terbang dari pedang Axcel namun..

Ppsssshhh....

"Hah!? kenapa manaku menghilang!"

"Kau harus menekan manamu sepadat mungkin lalu lemparkan ke arah yang kau tuju!"

"Oh begitu yaa!! Aku akan mencobanya lagii!"

Hari itu Axcel sudah bisa mengontrol mana pada pedangnya namun ia masih belum bisa melemparkan mana tersebut dengan benar.

Besoknya saat Axcel berlatih dia mulai bisa mengendalikan mananya sendiri. Ketika Axcel berkonsentrasi penuh dia memegang pedangnya dengan erat lalu menghunuskan pedang itu bersamaan dengan melepaskan mana yang ada di pedang tersebut ke arah balok kayu sebagai target.