webnovel

Alasan 《I》

Esok setelah Axcel meminta Utaru untuk melatihnya menjadi seorang kesatria, Axcel bergegas pergi ke tepi danau untuk berlatih dengan Utaru. Axcel yang tak sabar untuk segera meminta Utaru melatihnya.

[Stt: tepi danau pulau "tak bernama"]

"Ayo kita mulaii!"

"Aku tak bisa tidur semalaman untuk menunggu momen ini! Shishishii!"

[…]

"Ayo lakukan cepat!"

"Ahhh!! Aku tak mau melakukan ini, seharusnya aku memegang pedang, bukannya mengangkat wadah air ini!!"

Namun ternyata latihan tersebut benar-benar berbeda dengan yang diharapkan Axcel, dia kira akan melakukan apa yang dilakukan para kesatria yang yakni berpedang. Namun Axcel justru harus mengambil air dengan tong yang terbuat dari kayu.

Axcel harus membawa tong tersebut yang kemudian dipindahkan airnya ke tong yang lebih besar yang telah disiapkan oleh utaru sebelumnya.

"Hey menjadi seorang kesatria itu harus mempunyai jiwa dan raga yang kuat, jika kau melewatkan hal ini kau tak akan siap menjadi kesatria!! Untuk memulainya kau harus punya kesabaran dan keseimbangan tubuh yang bagus!!"

"Ah aku tak cocok dengan latihan ini."

"Jangan banyak bicara! Cepat lakukan sajaa!!"

"Huhhh... sialll!"

Axcel sangat kesal dengan kenyataan itu karena latihan yang ia dambakan ternyata sangat berbeda. Axcel pun tak bisa mengelak dan ia harus tetap melakukan apa yang diperintahkan gurunya itu.

Keesokannya.

Seperti biasa, Axcel sudah bersiap di tepi danau untuk melakukan latihannya sebagai seorang kesatria. Namun sepertinya Axcel masih tak menyukai latihan itu.

"Ayo, kita mulai lagi latihannya!"

"Ahh, aku tak mau latihan ini lagii!! "

"Sudah, cepat lakukan!!"

"Ah membosankan sekali, kapan aku jadi kuat kalau seperti inii!!?"

"Aku melatihmu untuk menjadi kesatria, bukan untuk menjadi tukang bicara!!"

"Baik lahh.."

Axcel tetap saja tidak menyukai latihan tersebut. Menurutnya latihan ini sangat membosankan. Tapi mau bagaimana lagi ia harus tetap melakukannya.

Selama tiga minggu dia terus melakukan latihan yang sama. Entah apa yang dipikirkan Utaru namun mau tak mau Axcel harus melakukan latihannya itu.

[Stt: bagian dalam pulau "tak bernama"]

Seperti biasa Axcel telah bersiap untuk melakukan latihan membosankan itu. Dia menyuruh Utaru untuk segera memulai latihannya.

"Hey, Utaru ayo mulai latiannya lagi!"

"Mau kemana kau!?"

"Tentu saja ke pantai seperti biasa!"

"Latihan itu sudah cukup, sekarang..."

"Wahhh asikk! Akhirnya aku bisa menghunuskan pedangkuu!!"

Setelah menyuruh Utaru untuk memulai, Axcel dikejutkan oleh Utaru bahwa latihan mengangkat air seperti biasa telah selesai hari ini karena Utaru merasa sudah cukup. Axcel senang bukan main.

Namun sepertinya itu bukan akhir dari latihan membosankan anak kecil itu.

[…]

"Apa maksudmu dengan latihan ini!?"

"Cepat lakukan apa yang tadi aku contohkan!"

"Apa kau bodoh!? menyuruhku untuk menangkap bebek-bebek ini dengan mata tertutup!? Utaru! aku kira kau hanya tua, tapi ternyata kau juga tidak waras!"

Benar saja Axcel masih harus menjalani latihan yang sangat aneh. Kali ini ia harus latihan menangkap bebek hutan yang telah dikurung oleh Utaru dengan mata tertutup. Bebek liat itu harus ditangkap oleh Axcel menggunakan instingnya sendiri tanpa harus membuka matanya.

"Jangan banyak bicaraaaa!!!"

"Hahhhhh aku bisa gilaaaaa!!"

"Anak ini semakin lama semakin membuatku jengkel saja!!"

Axcel sangat tidak mengerti apa maksud Utaru akan latihan kali ini. Apa lagi latihannya kali ini terlihat sangat tak masuk akal. Namun Utaru tetap memaksa Axcel untuk melakukan latihan itu.

Selama berbulan bulan Utaru melatih Axcel dengan caranya yang sangat tidak biasa itu.

[Tm: tahun 7069 bulan 2]

[Stt: pasar desa taahrl]

Setelah berbulan bulan melakukan latihan menagkap bebek liar, Utaru meminta Axcel libur latihan dan memintanya untuk ikut ke desa.

Pagi-pagi mereka mendatangi pasar desa taahrl yang sangat ramai itu.

"Ayo cepat sedikit!!"

"Tunggulah sebentar! Ini berat tahuu!! Kau menyuruhku membawa belanjaan sebanyak ini!!"

"Seperti biasanya kau masih saja banyak bicara! Orang kuat banyak bertindak sedikit bicara tahuu!!"

"Itu sama sekali bukan gayaku tahuu!! Hey Utaru jadi ini juga bagian dari latihan!?"

"Tentu saja, akhirnya kau mengerti juga!"

`Ah bodoh sekali anak ini, padahal ini Cuma membawa barang belanja biasa saja. Tapi bagus lah dia sudah mulai menerima latihan ini hehe!'

Ternyata di hari itu Utaru merasa lelah untuk mencari ikan dan berburu hewan untuk dimakan. Akhirnya ia mengajak Axcel untuk pergi ke pasar dan menyuruhnya membawa barang belanjaan.

Saat sedang asyik membawa barang bawaan yang berat Axcel melihat seorang kesatria yang sedang berjalan tegas di dalam keramaian pasar. Dia tak lain adalah kapten Velgar. Tak menyianyiakan kesempatan itu sepertinya Axcel berencana untuk mengusik ketenangan kapten Velgar. Lagi.