webnovel

Regret and Gratitude

Tidak!!! Aku bukannya tidak menyesal! Aku sungguh menyesalinya! Tapi.... bukan dia yang harus menanggungnya. Aku akan membesarkannya, ya aku tidak akan menggugurkannya! -Aqila Perasaan janggal terhadap satu perempuan. hanya SATU! ya hanya dia, dia seperti menjadi bagian dari diriku. TIDAK! aku tidak memikirkannya atau apapun hanya saja merasa... ya entahlah. -Arkan ~~~~ Kalian gaakan nyangka apa yang ada di cerita ini~ Karena ini bukan cerita married by accident biasa.

zylavida76 · Teen
Not enough ratings
37 Chs

Part 34 (Aqila)

Sahabat lamaku kembali... itu yang seharian kupikirkan, Niasyah hari ini ingin bertemu aku dan Azka. Sejak pagi aku sudah sibuk untuk membuat cemilan dan keperluan azka di kamarku, karena sebagai perempuan yang sudah memiliki anak. Aku harus bisa menyeimbangkan keinginanku untuk curhat dan keinginan baby handsomeku ini. Sebenarnya Mesyah sudah lama tidak bertemu denganku, dan jam makan siang dia kesini karena kupikir sekalian di jam tidur Azka bisa membuatku sedikit lapang untuk bercerita. Segala macam makanan sudah kupersiapkan untuknya hihihi.

"Tamunya berapa orang non? banyak sekali makanannya"

"1 sih hehehe gpplah"

"Oalah non.... iya deh"

Ya memang banyakkk sekali makanan dan aku cukup exited melihatnya... Kalian taukan hormon menyusui itu membuat ibunya cepat lapar? jadi yang kurasakan ingin memakan semua makanan dihadapanku ini nyamnyam. Ah itu diaa...

"Niasyahhh...."

"Aqila, masyaallahh... Baru berapa bulan ditinggal udah beda banget"

"Beda apanya sih mes, cuman beda udah jadi ibu doang kok"

"Ya ga cuman jadi ibu kan, tapi jadi mrs. Flanders kan..."

"Ya... iyasih hehehe udah yuk ngobrol dikamar aja, baby masih melek soalnya"

"Si handsome?"

"That's right aunty...." dan saat kami membuka pintu kamarku, Azka masih terbangun walaupun matanya mulai sayupsayup mengantuk.

"Omaigattt, my handsome baby boy..." Mesyah tentu saja gemas dan menciumi Azka, dan dalam hitungan kelima Azka menangis tak terima.

"Mesyah, udah-udah... ini jam tidurnya Azka, nanti lagi... biarin dia bobo dulu, lo makan aja yuk... laper kan lo"

"Ah inimah lo yang laper kali, biasa kan busui pasti makan mulu. Eh-"

"Apa?"

"BB lo berapa sekarang?"

"Ha? haram tau nanya-nanya BB cewe"

"Kok gue ngerasa lo cuman sedikit bertambah besar dari gue tinggal ya? Lo olahraga atau gimana? bukannya kalo abis lahiran masih besar ya?"

"Duh... apaan sih lu nanya satu-satu kali"

"Ya abis aneh aja, lo gapapa kan? stres ya?"

"Banyak yang terjadi mes, nanti bahas satu satu ya"

"Okey, bentar telpon mas lo dulu"

"mas?"

"Abangnya arkan udah jadi abang lo kan?"

"Oh... masih?"

"Anjir sialan lo... ngatain gue galanggeng apa gimana nih..."

"ya engga, mastiin aja wkwkwk"

"Sial, masihlah gila. Dia katanya mau ngelamar gue bentar lagi"

"uuuuuu, congrats ya sayangkuhh"

"Hmmmm, gausah peluk-peluklah... semua karena lo tau"

"lah kok gue?"

"Ya gara-gara arkan harus nikahin lo duluan, gue jadi ditunda deh"

"Oiya?"

"IYAAAA lo tuh gapeka deh, lo sih pake kabur ke singapore segala. Jadi keluarga suami lo harus ikut ribet bolak balik Singapore, trus lo pikir siapa yang ngehandle perusahaan?"

"Ya maaf mes"

"Hfft becanda sayang, gue gapapa kok... So far gue udah banyak tau masalah yang lo alami walaupun gue gabisa dideket lo saat itu. Tau apa yang buat lo sangat berbeda?"

"Ish, udah merasa bersalah guenih...."

"Yaelah, kaku amat lo sama gue... Ah kirain udah beda banget lu sama dulu, masih kaku ae kaya kanebo baru."

"Gaada yang cakepan dikit apa selain kanebo?"

"gaada, udah ah lo katanya mau cerita"

"Ih gatau gue mulai dari mana, tau-tau udah kaya gini aja. Keadaannya terlalu cepat berubah, kaya gamengijinkan gue untuk bernafas."

"Sejak kapan lo merasa kaya gitu? kok gamati-mati lo kalo gabisa napas?"

"Ish bukan gitu, lo taukan sejak gue tau bahwa gue hamil aja. Sebenernya gue pengen banget menghilang dari dunia ini, tapi banyak banget yang gue pikirin sampe-sampe gue gatau harus apa kecuali makan. Karena waktu itu puasa, dan ntahlah setan bisikin buat makan kali ya wkwkwk. Kalo disuruh cerita gini bingung gue ceritainnya gimana, banyak hal yang gue rasain. Terlalu banyak sampe kadang susah bedain saat gue harusnya merasa down sedown-downnya, tapi selalu ada aja hal yang disyukuri dan untuk mengeluh rasanya malu. Dari pertama tau gue mengandung karena kupikir darah menstruasi dan ternyata pendarahan, itu saja sudah buat gue merasa bingung, marah, menyesal, tapi dilain sisi bukannya gue masih bersyukur karena bayi ini tidak meninggal didalam perutku? bagaimana jika azka waktu itu tidak tertolong karena gue puasa? gue harus dikuret kan dan itu mungkin membekas dan belom lagi dosa yang harus gue tanggung"

"Lo gacerita lo pendarahan waktu itu"

"Ya lupa wkwkwk, ya pokoknya gitu deh... mungkin pendarahan itu cara tuhan memberi tahu gue bahwa ada seseorang di dalam perut gue. Dan ya bohong sih kalo bilang gue gakenapa-napa hehe, waktu udah pindah dan lo harus ngelanjutin s2 lo. Gue sering nangis sendiri dikamar, kadang juga nangis sama mbok. Ah bingung deh waktu itu pengen nangis sama ketemu arkan aja. Padahal Arkan kan bukan pacar gue, ya mana kepikiran kalo arkan daddy anak gue kan... "

"Jadi merasa bersalah gue ninggalin lo *peluk* Ya siapasih yang kepikiran kan? tapi kan karena itu yang buat lo drop makanya ke singapure sampe lahiran kan?"

"Iya... syukurlah di singapure udah ketemu abang ni, abang sangat-sangat-sangat menjaga dan memberi support."

"Oiya trus kenapa lo bisa nerima arkan lagi?"

"Kalo boleh jujur, in deep deep my heart sangat tidak ingin nerima arkan. U know, feels like 'ngapain lagi sih nerima' gitu kan... Bahkan dilogikan juga mending gausah nerima lagi, tapi kaya perasaan kecil meminta untuk nerima arkan gitu. Dan ya dalem hati tau sih itu pasti keinginan baby diperutku, ya dengan sangat sadar sih gue harus menyampingkan sakit hati itu. Sakit memang, tapi ntah gimana ada kebahagian disaat arkan mengelus perutku waktu itu. Seperti diberi suntikan energi, mungkin ini yang dinamakan sakit dan bahagia itu berdampingan hehehehe"

"Trus hanya karena itu?"

"Hahaha tidak semudah itu juga, ingat waktu arkan tiba-tiba datang kerumah sakit dan mengatakan aku cewe murahan? itu hal terpait yang pernah kutelan dalam hidupku, saat itu gue bener-bener sudah mencintai arkan dan arkan mengatakan gue perempuan murahan. Tapi setelah denger arkan kecelakaan, malah rasa khawatir yang datang. Seperti separuh nyawaku sedang terbang dibawa arkan, dan saat bertemu arkan bukan rasa marah yang hadir. Tapi rasa khawatir melihat keadaannya, ketika dia datang dan terlihat kurus, bulunya gadicukur, bajunya juga seperti bukan arkan lalu dengan seluruh maaf yang dia lontarkan. Yang ada dipikiranku hanya bagaimana keadaannya, dan informasi bahwa dia adalah ayahdari babyku. Rasanya cukup mengagetkan sekaligus lega disaaat yang sama, dan saat itu tendangan kecil kurasakan. Ntahla ni, logikaku tidak jalan dan gue ngikutin aja apa yang tubuh gue mau. Seperti sudah terlalu bebal dengan rasa sakit, seperti mati rasa tapi tidak juga hahahha"

"Apasih... lagi melow malah ngaur"

"Ya abis kaya mati rasa tapi masih bisa ngerasain lega, khawatir gitu kan lucu hehehe. Udahlah ni, semua sudah terjadi... cepat atau lambat luka ini akan sembuh dengan kehadiran arkan dan azka. Semua orang yang dekat denganku selalu menghibur kok, gue yakin ga lama lagi luka ini akan hilang. Tapi mungkin rasa maluku selamanya akan ada, karena hamil diluar nikah dan mencoreng nama keluargaku."

"Hei, tidak ada yang tau qila kecuali orang terdekatmu. Dan kami semua memaklumi ini, tidak ada yang akan mempermalukanmu karena ini"

"Aku tau itu ni, hanya saja pasti itu tetap menghantui aku, papa, mama, bahkan mungkin orangtua arkan yang berfikir gagal mendidik arkan. Kenyataan itu tidak akan pernah dilupakan nii"

"Aku gatau mau ngomong apa lagi qilaa huhuhu sedihh....*peluk*"

"Hei, udah kok jadi lo yang nangis sih. Gue jadi ikutan nangis nihhh"

"Hahaha gpp nangis aja yuk"

Berbagai masalah yang kupendam selama ini akhirnya keluar dengan sendirinya, seperti air yang mengalir tetapi bukan lagi dengan sakit. Malah masalah yang terlewati itu terasa seperti air dingin yang mendinginkan segala luka hingga menutup semua perih yang kurasakan. Semua terasa lebih ringan, terasa lebih terang dipikiran dan hati ini. Mungkin benar kata orang bahwa perempuan kadang hanya butuh teman cerita dan masalah itu jadi terlihat ringan. Semua terlihat lebih baik sekarang, dan fokusku sekarang adalah menjalani kehidupan yang baik bersama keluarga kecilku, orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku.

Thanks to all readers... Kisahku memang tidak seindah cerita novel MBA, dan tidak pula terlalu spesial. Tapi aku bersyukur dengan semua, kuharap kalian bisa mengambil pelajaran dari segala yang kuhadapi dan keluargaku hadapi.