webnovel

Regret and Gratitude

Tidak!!! Aku bukannya tidak menyesal! Aku sungguh menyesalinya! Tapi.... bukan dia yang harus menanggungnya. Aku akan membesarkannya, ya aku tidak akan menggugurkannya! -Aqila Perasaan janggal terhadap satu perempuan. hanya SATU! ya hanya dia, dia seperti menjadi bagian dari diriku. TIDAK! aku tidak memikirkannya atau apapun hanya saja merasa... ya entahlah. -Arkan ~~~~ Kalian gaakan nyangka apa yang ada di cerita ini~ Karena ini bukan cerita married by accident biasa.

zylavida76 · Teen
Not enough ratings
37 Chs

Part 24

*Author POV*

Seseorang wanita berjalan mondar mandir di sebuah restoran, dan tak lama ketukan pintu terdengar dan wanita tersebut langsung membukakan pintu.

"permisi, ada tamu"

"oh ya cepat masukk, lama banget sih"

"Jakarta macet ege (*baca:bego agak alus*)"

"Alesan, jadi gini-"

"makan dulu kek, laper gue... santai aja kenapa sih"

"santai? GIMANA BISA SANTAI! cewe itu udah melahirkan tololll.... gue yakin arkan mangkin lengket sama tu cewe"

"Yaudah gue makan dulu kaga bisa apa? gabakal kabur kok tu cewe, janji deh ntar gue pikirin caranya"

"serius lo?"

"iyak, lo yang bayarin kan?sip"

"tae, ga lo yang bayar"

"yaudah gue pulang bay"

"iye iye, ngambek masa"

"jadi gini, gue udah siapin rencana paling keren di 2017"

"apaan?"

"pake backsound kek gitu, jeng jeng-"

"kelamaan, buru"

"sewa perawat yang sering ngasih obat atau infus ke cewe itu. Nah, ntar pas ngasih obat, kita ganti pake obat yang bikin dia langsung mati."

"emang lo tau obat apa? trus kerjanya gimana? kalo perawatnya gamau gimana? alah paling lo abis nonton film pake rencana ini kan?"

"lah kok tau wkwk. udeh taudah pokoknya, ya lo harus bisalah ngurus perawatnya"

"obatnya kita yang beli?"

"engga, itu ada dirumah sakit biasanya."

"oke"

"lo yakin kalo tu cewe mati, keluarga moldovia bisa drop?"

"ya, kita akan kasih gossip tentunya"

"gossip tentang?"

" 'kematian putri keluarga moldovia karena tidak dianggap?' gampang kan? contoh ajasih"

"okey, bisabisa"

~~~~~

Malam harinya....

"permisi mba sus"

"eh iya, ada yang bisa saya bantu?"

"mba sus yang ngasih obat ke kamar itu ya?"

"oh iya mba kenapa ya?"

"mba lagi pengen duit gede ga?"

"pengen sih mba, tapi temen saya ada tuh yang lagi butuh duit kalo mba mau ngasih kerja tambahan"

"suster disini juga?"

"iya, dia yang sering gantiin saya disini"

"panggilin orangnya dong mba"

"Mirnaaa, siniiii" *ebuset orangnya nongol sendiri njir*

"ini mba, saya permisi dulu yah"

"oh iya deh, makasih ya mba"

"sama-sama"

~~~~~~

*Aqila POV*

Udah dua hari aku ngerasa lelahhh banget, karena Azka sering banget kebangun karena mau minum asi. Tapi asiku seperti terlalu sedikit untuknya, walaupun lancaar tapi engga banyak. Rasa bosan juga mulai merasukiku karena orang orang terdekat tidak seramai 5 hari belakangan. Arkan juga sering ninggalin aku karena telepon masuk yang ntah berapa kali dalam sehari.

"kannn, nelpon mulu sih... aku laperrr"

"yaudah pesen aja pake goj*g, aku beliin juga ya." dan arkan kembali pergi mengangkat telepon.

UHHh aku dicuekin! arkan nyebelin! semuanya menyebalkan, akhirnya aku hanya melihat si kecil Azka saja yang tertidur pulas abis aku susui. Anakku ganteng banget sihh... tapi kalo aja kemarin aku besarin Azka sendiri, apa aku sanggup? belum lagi nanti jelasinnya gimana ke orang orang yang ngejek dia. hfft maafin bunda ya nak, sempat berfikir membesarkan kamu sendirian tanpa memikirkan perasaan kamu nantinya.

"udah jadi mesennya?" Tanya arkan, huh sok perhatian!

"sayangg, kok diem aja?" ..... "ngambek nih ceritanya?" ..... "aqila, jawab!" senggak arkan karena aku tidak kunjung menjawab.

"kamu bentak aku? udah sana brisik, keluar!" ucapku ga kalah tinggi suara. cih menyebalkan!

"sayang, kenapa sih? aku minta maaf ya bentak kamu, Kamu mau aku yang beliin makanannya? kamu mau makan apa?"

Karena tak kunjung mendapat jawaban, tiba tiba arkan naik keranjangku dan memelukku. Awalnya aku ingin protes, tapi karena Azka ada disampingku jadi aku diam kembali. huh, bisa aja nyari kesempatan.

"sayang, jawab dong.... Azka bunda kamu ngambek sama daddy nih, gimana dong?"

"apaan sih, sana urusin aja telponnya. Sok ngadu ke Azja lagi hus hus"

tiba tiba satu kecupan mendarat di pipiku dan dahiku, sambil memelukku dan menoel pipi Azka. Mau tak mau akupun menatapnya, gimana aku bisaa kesal kalo digiiniin hihihi.

"kan, kenapa kamu ngasih nama sama dengan temennya bang alfa?"

"hm? anggap aja karena dia udah pernah bikin kamu seneng dengan bunga bunga pemberian dia sewaktu aku belum ada"

"hmm... ga kreatif nih"

"oh mau ganti nama? hmm siapa ya"

"Azka Tsaqib?"

"Boleh... aku suka itu. Panggilannya pasti azka?"

"hehe iya, arkann aku laper deh."

"cie yang tadi ngambekk, maaf ya aku lagi banyak urusan banget. Padahal kamu lagi repot yah, maaf ya sayang... jangan ngambek lagi"

"kan, aku kadang ngerasa yang cape banget deh ngurus azka. Trus ini udah hari ke 5 tapi asiku selalu kaya kurang buat azka."

"kamu gampang ngambek, terus ngerasa cape banget, trus stress karena asi, trus jadi sedih?"

"iyaaa kok kamu tau sih..."

"kamu kena baby blues qila, kemarin aku baca baca di google. Jangan dipendem kalo lagi ngerasain itu, kamu bisa cerita sama aku apa yang kamu rasain. Atau minta tolong langsung sama aku, istirahat sama makannya dijaga sayang. Gausah ngambek ngambek, ntar nutrisi buat asi kamu kurang lagi kalo kaya tadi lagi. Trus-"

"Arkan ini lo beneran? anjir gue ganyangka lo ngarti baby bluesan.... gila gila lo punya anak jadi berubah banget. Gue ganyangka sahabat gue bisa nyerocos buat ngasih nasehat ibu ibu wkwkwk."

"heh, ngerusak suasana ajasih. Dateng dateng bukannya salam malah nyerocos" yang memotong pembicaraan arkan adalah seorang wanita ya berparas cantik, tetapi tidaklah semampai seperti model. Dia lebih terlihat wanita Indonesia yang semok, tidak terlalu kurus ataupun gendut. Kulitnya sawo mateng seperti terkena matahari, dan mukanya sangat friendly. Aku suka melihatnya, dia seperti teman yang enak diajak main.

"halo aqilaaa, gue fanny tetangga jauhnya arkan yang keseringan main dilapangan dia waktu dia masih jadi anak baik yang pendiem dan jadi sahabatnya dia yey *muka datar* Halo baby ganteng... kaya arkan banget tapi versi yang lebih lucu. Kalo arkannya amit amit dah" aku hanya membalas pelukan fanny dan menikmati crocosan dia.

"Dia sahabat kecil aku yang paling berisik, oiya kemana aja lau(baca:lo)?"

"Hm mengelilingi Indonesia dong... lo ga liat kulit gue udah kaya bule itemnya?"

"wkwk, kok tau gue di spore(Singapure)?"

"Taulah, sekertaris lo adenya suami gue"

"Udah nikah lo? lah emang ada yang mau sama lo? kapan? parah gangundang."

"ssttt, aqila tidur tuh.-" dan kesadaranku mulai hilang.

Kadang aku merasa cukup lelah, dan hanya mendengarkan orang ngomong aku menjadi ngantuk yang luar biasa dan ah, dekapan arkan selalu menyamankan diriku.

~~~~~

"Kamu harus melakukannya dengan cepat, saya tidak mau menerima kegagalan!"

"baik mba"

~~~~~~

sampai aku membuka mata, fanny masih ada diruanganku bersama satu orang lelaki lain yang kutebak adalah suaminya.

"qila, kenalin ini suami aku namanya rome... dan rome ini calon istrinya arkan"

"calon? there are not married? and already have baby?"

"nanti aku ceritakan" ada rasa malu dihatiku, dan yang bisaa kulakukan hanya menggegam tangan arkan.

"Dia orang apa?" tanyaku menghindari topik ini.

"Rome berasal dari Roma tetapi tinggal di Indonesia karena pekerjaan yang sama denganku"

"wow, pantas saja hihihi. Apa tadi azka menangis? sepertinya dalam tidurku tidak ada suara tangisannya"

"Azka memang tidak nangis kok, dia anak yang pengertian seperti mommynya kurasa" ucap fanny sok tahu hihihi.

Dan sampai jam makan malam kami masih berbincang dengan fanny dan arkan dengan rome, Aku seperti menemukan sosok sahabat yang telah lama hilang darinya. Banyak pelajaran yang aku dapat juga dari perbincangan dia, karena dia sering bertemu berbagai macam orang dan harus gampang beradaptasi. Pengalamannya benar benar menarik dan membuatku merasa kurang ilmu hihihi.

tok tok tok

"permisi bu, waktunya minum obat"

"ah iya saya makan dulu ya sus, keasikan ngobrol nih hehe"

"oh iya 5 menit lagi saya kembali bu"

"oke sus, arkan pesenin makan gih buat fanny sama rome. Masa daritadi makan kemilan doang."

tak lama suster kembali masuk dan kami sedang sibuk membuka makanan yang baru diantar goj*g tadi.

"hari ini ada penyuntikan vitamin ya bu, karena ibu terlihat terlalu lemas" kata kata suster yang kudengar tetapi tanganku masih sibuk membuka bungkusan yang menggugah selera dihadapanku.

Saat suster ingin menyuntikkan ke dalam selang infusku, bayiku menangis dan membuat kami menoleh. Otomatis suster mundur karena aku akan menyusui azka, dan semua mundur menutup tirai dan mereka makan. Setelah menyusui azka, kembali aku ingin disuntikan lagi sembari suster membuka obat obatan.

tok tok tok

"permisi bu"

"iya sus ada apa?"

"teman saya salah membawa cairannya, tertukar dengan punya saya"

Aku hanya ber-oh- ria sedangkan mereka saling melotot dan seperti ingin berbica dan aku pun tak mengerti.

"ada apa sih sus?" Tanya arkan penasaran.

"apakah jika kami jujur, kalian tidak akan marah?"

"jujur? memang apa yang kalian ingin lakukan?"

Suster yang baru datang maju dan berkata 'biar aku saja'

"sebelumnya saya minta maaf, tapi dengarkan penjelasan saya sampai selesai. Kemarin ada seorang wanita yang menanyaiku dan menawarkan uang cuma cuma. Karena yang kutahu mirna sedang butuh uang, maka aku menawarinya." dan yang bernama mirna itu gantian maju untuk menjelaskan.

"sebelumnya saya juga minta maaf karena menerima pekerjaan ini, tapi sungguh saya sangat membutuhkan uang ini untuk pengobatan ibu saya yang sakit kanker. Wanita itu mau memberikan saya uang lebih dari 20jt untuk menyuntikkan cairan ini"

"cairan apa itu?"

"hm ini cairan yang digunakan untuk pasien yang sudah sangat sekarat, atau gampangnya untuk suntik meninggal. Maaf, maaf saya benar benar membutuhkan uangnya." suster yang satunya kembali menyahut.

"Awalnya saya pikir pekerjaan tambahan, ternyata sebelum saya keluar dari tempat obat. Mirna mengambil cairan Euthanasia dan langsung ke ruangan bu aqila. Saya harus mengambil botol lain dulu, untung saja tidak terlambat."

Kurasa semua orang yang ada diruanagan ini sangat shock, terlihat daari wajah arkan yang mulai mengeraskan rahangnya. Apalagi wajah fanny yang sudah menganga dan menutup mulutnya, sambil memegang tangan rome. Sedangkan disini diriku benar benar bingung harus bereaksi seperti apa, bahkan tanganku sangat dingin, seperti tidak dialiri darah. Sampai akhirnya arkan meraih tanganku dan mengusapnya pelan, walaupun terasa dia juga menyalurkan perasaan yang dia tahan.

"baiklah, saya sangat menghargai keputusan kalian yang sangat berani untuk jujur. Mirna, saya akan memberikan uang 20jt untuk ibumu. Dan kamu?" arkan memecah keheningan.

"saya desi pak"

"Desi, kamu ingin apa? apakah kamu mau jadi baby sitter azka? saya akan menggaji kamu lebih tinggi dari dirumah sakit ini. Kamu datang di waktu yang tepat dan menyelamatkan istri serta temanmu"

"benarkah? bolehkah saya jadi baby sitter? terimakasih pak terimakasih"

"tapi, kita harus menuntaskan permainan ini"

"permainan apa?" ucapku.

"permainan suntik-suntikan(?)"

"Arkan, whats your plan?"

"simple, kita harus tarik dia kesini"

"Caranya?" ucapku penasaran, aku tidak menyangka ada yang senekat ini untuk membunuhku.

"sstt, biar para lelaki yang membuat rencana. Betewe, rome i need you"

"of course" jawab rome santai, omg dia bermuka licik sekarang. Muka yang sama seperti yang arkan tunjukkan.

"Oh come on aqila, harus relax... jangan membuat ibu baru melahirkan ini tegang. Nanti bekas lahiran dia bisa sakit loh yakan qila?"

"ha?hm. Oiya mirna sama desi, saya mau ucapin terimakasih banyak ya atas kejujuran kalian. Saya tidak tau apabila kalian tidak jujur, mungkin sekarang azka sudah tidak memiliki bunda lagi."

"oiya mirna dan desi, kalian ikut dalam rencana saya ya"

"i-iya pak"

"iih arkan ngomongnya jangan bikin takut mereka dong, liat tuh masih tegang mereka. Santai aja sus, duduk dulu. Nanti baru kita dengerin rencana bapak-bapak ini"

Dan berakhir kami mengobrol bersama kedua suster ini, sedangkan arkan dan rome sibuk berdiskusi. Bang alfa juga tak lama datang dan ikut merencankan sama arkan. Walaupun sebelumnya dia heboh dan sempat memelukku dan menciumi jidatku dan jidat aazka.

"Okey girls, this is the plan....."