webnovel

Kekuatan Tak Terkendali

"Dimana aku?" Aaron yang pingsan perlahan membuka matanya, dia berada di sebuah kamar dengan satu jendela kecil di sisinya.

"Syukurlah kau sudah siuman. Kau saat ini berada di lab ku. Namaku Doktor Z, dan ini sudah seminggu sejak kau pingsan."

Aaron duduk di kasurnya sambil menatap orang itu.

"Apa kau tahu tentang kekuatanku ini?"

"Hmm... entahlah. Tapi yang jelas, kau sekarang punya kekuatan yang tak bisa kau kendalikan. Kekuatan yang lebih besar dari tubuhmu.", Jelas Doktor Z.

"Baiklah! karena kau sudah siuman, sekarang cepat bersihkan tubuhmu dan jaga toko." Doktor Z lalu membuka pintu kamar dan kembali ke laboratoriumnya.

"Jaga toko? Maksudnya?" Aaron nampak kebingungan. Diapun bergegas ke kamar mandi yang letaknya di sebelah kamarnya. Sudah seminggu tubuhnya tidak terkena air.

Seusai itu, dia menghampiri Doktor Z dan menanyakan tentang maksud dia menyuruh menjaga toko.

"Kau tinggal disini tidak gratis. karena aku sudah menyelamatkanmu, sekarang ke depan dan jaga toko ku, siapa tau ada pelanggan." Jawabnya dengan sinis.

Aaron pun pergi ke depan. Dia kaget ternyata doktor itu mempunyai toko barang-barang antik.

"Sebenarnya siapa dia? Penampilannya seperti ilmuwan, tapi dia juga jualan barang antik." Dia bergumam sambil melihat-lihat pajangan barang antik. Guci-guci antik terpajang rapi di rak-rak kayu. Tampak juga hiasan-hiasan lawas sedikit berdebu terpampang di etalase kaca.

(Krincingg..)

Seseorang masuk.

"Eh-? Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?"

Orang itu diam saja sambil terus melihat Aaron.

"Hmm... akhirnya kau siuman juga."

"Maaf, anda ini siapa?"

"Udah-udah, gak usah terlalu formal. Aku ini temannya si mata empat."

"Maksudmu temannya Doktor Z?"

"Ya begitulah, aku tidak suka memanggilnya Doktor Z. Itu menggelikan.

Oh ya, kenalin namaku Jean."

"Namaku Aaron.."

Setelah itu dia langsung masuk ke dalam lab.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Doktor Z selagi dia membersihkan peralatan laboratoriumnya.

"Aku hanya ingin tahu keadaan orang yang kau selamatkan. Tak kusangka dia sudah siuman dan kau langsung menyuruhnya untuk menjaga tokomu yang bahkan hampir tidak pernah ada pelanggan yang datang."

Ilmuwan itu hanya diam lalu menghampiri Jean.

"Tugasmu sekarang adalah menjaga anak itu. Dia masih belum bisa mengendalikan kekuatannya. Semakin sering kekuatan itu aktif, tubuhnya akan semakin cepat rusak."

"Hah? Kenapa kau jadi menyuruhku?"

Jean lalu duduk di sofa dan menyalakan TV yang ada di laboratorium. Sementara itu, Aaron yang mendengar percakapan mereka berdua, menguping dari balik pintu kayu berongga, kemudian kembali ke meja kasir.

"Hmmm... Jadi begitu ya?" Gumam Aaron.

"Ini sudah seminggu sejak kejadian itu. Ayah ibuku sudah tidak ada dan aku diselamatkan oleh orang asing. Aku juga gagal nembak Lissa." Aaron terlihat murung dan sedih.

"BREAKING NEWS: Seekor beruang raksasa mengacau di hutan kota! Hampir semua pengunjung telah di evakuasi dan sisanya masih dalam pencarian."

"Apalagi ini?! Kasus minggu lalu belum selesai dan sekarang ada kasus lagi?"

Jean mematikan TV, membanting remote, dan bergegas ke TKP.

"Eh? Ada apa kok terburu-buru?" Tanya Aaron.

"Kau tak perlu tahu." Jean keluar dan menyalakan motornya.

Dia memacu motornya dengan kecepatan tinggi.

Sementara Doktor Z menghampiri Aaron dan menyuruhnya untuk tetap menjaga toko sementara ia mengikuti Jean.