webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasy
Not enough ratings
52 Chs

Chapter 30.1 : Langkah pertahanan

ReBirth 48

Chapter 30.1 : Langkah Pertahanan

Zaaasss!

Shin yang terbang dengan kecepatan penuh akhirnya tiba di lokasi Deipork. Dia melayang di atas menatap semua lokasi Deipork yang sudah kacau balau.

"Ck!" decit Shin yang langsung turun dengan sangat cepat.

Daarr!

Shin mendarat dengan sangat keras di tanah sambil menghancurkan Ibma yang ada di bawahnya.

"Pedra, kau di mana?" tanya Shin sambil melirik sekitar.

Tak lama kemudian, ada suatu bayangan di tanah yang bergerak dengan sangat cepat ke arah Shin. Kemudian dari dalam bayangan tersebut keluar Pedra sambil dalam posisi menunduk.

"Ya master?"

"Bagaimana situasi di sini?"

"Sangat buruk master, para Ibma terus mengamuk dan menghancurkan semua yang ada di sini," jawab Pedra sambil mengeluarkan monster bayangan untuk membunuh Ibma yang ingin menyerang mereka berdua.

Shin hanya diam, ia menatap sekitar yang langsung mengeluarkan 3 clone dirinya untuk membersihkan area sekitar.

"Baiklah, mari kita selesaikan ini semua dengan cepat," ucap shin yang mengeluarkan sabit miliknya.

Karena mungkin saja Ibma tersebut memiliki kekuatan pertahan, akan merepotkan jika harus menembusnya. Maka Shin langsung menyerang mereka semua menggunakan sabit.

Tapi, ia tidak menggunakan kekuatan sedikitpun karena jika ia menggunakannya maka mungkin hanya beberapa menit sebelum 10% kekuatan Shin kembali habis. Karena itu jugalah Shin tidak menggunakan sabit saat bertarung melawan kedua jendral iblis itu.

Zabs!

Shin terus berlari ke sana kemari dan dengan satu tebasanya dapat membunuh Ibma. Tak lama setelah itu, ia sedikit memfokuskan kekuatannya pada para clone miliknya agar bisa menggunakan senjata yang sama dengannya.

Hanya membutuhkan 15 menit untuk meratakan daerah situ.

***

"Panggil semua Silance Sistem yang ada di sini," perintah Shin yang menbas Ibma terakhir lalu memasukkan kembali sabitnya.

"Baik!"

Hanya selang beberapa detik, ada puluhan Silance Sistem di depan Shin yang sedang tunduk.

Shin mengerutkan dahinya karena menurutnya ini lebih sedikit dari yang seharusnya, ia lalu menatap Pedra.

"Apakah kau tau lokasi terakhir milik Veila?" tanya Shin sambil mengumpulkan clone miliknya.

"Ya tuan, apakah anda ingin saya memimpin ke sana?" jawab Pedra sambil mengangkat kepalanya.

"Baguslah, tapi sebelum itu kalian semua terima ini," ucap Shin yang lalu mengeluarkan banyak sekali monster setinggi-tinggi 1m terlihat seperti macan namun ia memiliki wajah yang sangat ganas.

Tak lama kemudian, semua monster bayangan itu menyatu dengan setiap kostum Silance Sistem disana. Semua anggota Silance Sistem kini memancarkan aura gelap di sekitar mereka.

"Itu adalah hewan tercepat yang aku tau, dengan itu kalian bisa mengikuti kecepatan ku dan Pedra," tambah Shin yang lalu melirik ke kanan melihat jalanan.

"Terimakasih master!" seru mereka.

Shin lalu menatap Pedra, Pedra mengangguk ia lalu dengan cepat loncat ke kanan dan berlari.

Bersama dengan itu, Shin langsung menggunakan sedikit kekuatan katananya untuk berlari mengikuti Pedra. Karena kekuatan yang di pinjamkan Shin kepada para bawahannya, mereka tak ada yang tertinggal.

***

Mereka terus berlari dengan sangat cepat, saat ia melirik ke para bawahannya yang tampak sangat kelelahan setelah berlari selama lebih dari 1 jam.

Shin menggunakan 5% kekuatannya untuk memulihkan mereka semua dan membuat tenaga mereka 2x lebih banyak dari yang sebelumnya.

Mereka semua terus melanjutkan lari mereka yang saat itu menjaga kecepatan mereka di 150km/jam dalam jalur lurus walau ada banyak monster dan penghalang yang menganggu.

Setelah berlari lebih dari 2 jam, akhirnya mereka mencapai laut. Namun sepertinya kecepatan mereka belum bisa berlari di atas air, karena itulah Shin menggunakan kekuatan dari pedang cambuknya untuk membuat permukaan air di sekitar lebih keras dari biasanya. Serta Shin memulihkan kekuatannya.

Shin yang sudah pulih langsung menggunakan form dari katananya dan menyalurkan semua kekuatan form itu ke para bawahannya di belakang. Shin berlari terus di jarak lurus meski terhalang dengan monster-monster laut raksasa, namun karena Shin berada di laut ia tak ragu menggunakan kekuatan yang sangat menguras energinya untuk membunuh monster laut dalam 1 tebasan.

Mereka berlari dalam kecepatan yang hampir mencapai 300km/jam. Sebenarnya Shin bahkan masih bisa puluhan kali lebih cepat dari itu, namun jika ia melakukannya maka tubuh para bawahan miliknya akan terlalu di paksakan.

Setelah berlari dengan total 9 jam, Shin akhirnya mencapai kota yang di tuju. Zona aman Beigor.

"Kau dimana Veila? Kami sudah berada di sana," tanya Pedra yang mencoba menghubunginya.

Tak lama setelah itu, sebuah naga besar terbang ke langit sambil menggigit banyak Ibma.

"Situas di sini benar-benar parah Kak Pedra. Tampaknya tempat ini kan menjadi garis depan dari perang," jawab Veila yang saat itu fokus melindungi diri sendiri sambil menyembuhkan banyak sekali orang yang terluka.

Mendengar perkataan Veila, Shin langsung lari maju dan muncul di atas pagar setinggi 8m itu. Ia melirik ke dalam zona aman dan itu sudah kacau balau bahkan lebih kacau daripada zona sebelumnya.

"Ck! Sial!" Shin langsung lompat masuk ke dalam pertempuran.

Melihat master mereka masuk ke dalam pertempuran, semua Silence Sistem langsung ikut maju. Shin mencoba sesingkat mungkin membersihkan bagian dalam zona aman.

"Kami tak menemukanmu, dimana kau Veila?" tanya Pedra lagi.

"Di luar, saat ini aku sedang menghalang para Ibma yang mendekat," jawabnya.

Mendengar itu, semuanya langsung pergi ke sisi lain dari zona aman. Betapa kagetnya mereka saat melihat puluhan ribuan Ibma mendekat.

"Ah, kakak! Akhirnya kau disini," ucap Veila dengan wajah senang namun seluruh bajunya kotor dan ia tampak cukup kelelahan.

Melihat itu, Shin tak menjawab. Ia hanya tersenyum lalu muncul di depannya dan mengelus-elus kepalanya.

"Kerja bagus Veila, mulai dari sini serahkan saja pada kakak." Shin masih memasang senyum lembut.

Veila saat itu juga ikut tersenyum, Shin lalu menatap ke depan. Ke arah puluhan ribu Ibma itu dengan tatapan kesal.

"Sial, aku akan menyelesaikannya secepat mungkin."

Shin lalu melirik ke arah Pedra, "Hey kemari."

Pedra melangkah mendekat, bersamaan dengan itu Shin mulai mensummon ribuan monster iblis di depan mereka semua.

"Bantu aku mensummon lebih banyak," ucap Shin.

Saat itu juga Pedra menunduk dan langsung ikut mensummon ribuan monster lainnya.

"Gabungkan setiap 3 monster menjadi satu!"

"Baik master!"

Pedra lalu mengubah 12000 monster bayangan menjadi 4000 monster bayangan yang sangat tinggi juga sangat kuat. Shin lalu mensummon 3000 ribu lagi untuk menghabisi para monster itu.

"Baiklah, tampaknya kita bisa tenang untuk sekarang," ucap Shin yang lalu melirik ke belakang.

Pedra, Veila, serta semua anggota Silance Sistemnya kelelahan.

Shin berjalan mendekat ke arah mereka, semua orang-orang yang bukan Silance Sistem juga melihat ke arah Shin.

"Terimakasih kalian sudah membantuku," ucap Shin yang langsung menggunakan 15% kekuatannya untuk memulihkan tenaga semua orang disini.

"Tidak masalah master, justru kami yang berterimakasih sudah memulihkan tenaga kami seperti semula," jawab semua bawahannya.

Shin, pedra, dan Veila berjalan masuk kembali ke dalam zona aman.

"Jadi, bagaimana dengan Kevi, Ella, dan Lena?" tanya Shin sambil terus melangkah.

"Saat ini mereka bertiga sedang di dalam pesawat bersama pasukan dari seluruh dunia," jawab Veila yang berjalan di kanan Shin.

"Baiklah, kalau begitu sesuai instruksi tadi, kita akan berkomonikasi dengan semua orang," balas Shin lagi.

Mereka terus berjalan ke tengah zona aman, lalu mereka masuk ke dalam tangga yang menuju ruangan bawah tanah.

"Master, silahkan memakai kostum Silance Sistem anda," saran Pedra dengan sopan.

Shin tak menjawab, ia hanya langsung mengenakan pakaian Silance Sistemnya.

Saat melangkah masuk ke dalam ruangan, di sana sudah ada hologram para petinggi di seluruh dunia yang sedang berdebat dengan sangat berisik.

Melihat sosok yang cukup memberikan tekanan masuk, pemimpin dari 7 orang itu berteriak.

"Diam!" Mendengar itu, semua orang langsung diam.

"Jadi, bagaimana dengan rencananya? Apakah tuan sudah memikirkan bagaimana akan memenangkan perang?" tanya pemimpin tersebut dengan wajah serius.

Shin hanya memasang wajah datar, sebelumnya ia sudah di ceritakan semua hal dari Pedra saat dalam perjalanan. Namun, Shin belum menjawab untuk melihat para petinggi di sana.

Namun, saat ia masuk ia sudah dapat menyadarinya langsung. Senyuman yang menggap orang-orang ini bodoh, apakah kalian tidak sadar ada bawahan raja iblis di sini?

Shin berfikir keras untuk menolaknya. Karena jika ia memberitahu mereka, maka pasukan raja iblis yang asli dan belum bergerak akan dengan mudah meratakan pasukan manusia.

"Bagaimana master? Apakah master akan menerimanya?"

Melihat Veila yang bertanya padanya, itu memberikannya ide.

"Tidak, aku menolak untuk membantu kalian," ucap Shin yang menaruh tangannya di meja dan menatap semua orang.

"Apa! Bukankah kami sudah meningkat perjanjiannya? Kenapa masih di tolak!" seru si pemimpin dengan kesal dan langsung berdiri.

"I-iya, kenapa master menolak? Bukankah hadiahnya sudah sangat memuaskan?" tanya Pedra dengan cemas.

Shin menghela nafas.

"Ini bukan masalah imbalan, tapi alasan. Aku tidak memiliki alasan membantu sampah menjijikan seperti kalian!" seru Shin yang langsung menatap beberapa orang di depannya. Kata-katanya sebenarnya bukan ditujukan untuk pihak manusia, tapi untuk para pengkhianat dan yang menyusup masuk kedalam sini.

Semua orang tersentak kaget, para pemimpin tinggi di sana langsung merasa marah besar karena di hina. Shin mengerutkan dahinya dengan kesal karna tampaknya ia tak memahami kode yang di berikannya.

"Ma-master? Bukankah kita selama ini berada di sisi yang baik?" tanya Ella dengan menggigil kebingungan.

"I-iya, kenapa kita tidak membantu pihak manusia yang ingin di musnahkan saat ini?" tambah Lena yang ikut merasa panik.

Shin kemudian melirik semua Five Prefix. Saat itu hanya Kevi soerang yang memasang ekspresi tenang. Karena itulah Shin ikut tersenyum ke arahnya karena Shin merasa bahwa Kevi mengetahui apa maksudnya.

"Hey, kalian semua. Dengar ini."

"Jika kau menunggu sesuatu yang jahat menjadi baik, maka sesuatu yang baik akan menjadi jahat juga."

"Dan, jika kau membiarkan sesuatu yang jahat terjadi, maka sesuatu itu akan terus dan terus bertambah jahat."

"Jadi, kita membutuhkan sesuatu untuk mengakhiri itu semua sebelumnya terjadi. Itulah kita, Silence Sistem."

"Kita bukan pahlawan, kita juga bukan iblis. Tapi kita akan menjadi suatu entitas yang melebih 2 hal, yaitu 'Baik' dan 'jahat'."

Mendengar penjelasan dari Shin, semua orang terdiam. Begitu juga dengan para Silance Sistem yang langsung merubah ekspresi mereka.

Tanpa kata-kata lagi setelah itu, Shin melangkah keluar dari ruangan tersebut bersama Pedra dan Veila.

Mereka bertiga berjalan kembali ke atas.

"Jadi master, apakah kita akan melakukannya?" tanya Pedra.

"Hey, bukankah master sudah bilang tadi? Sesuatu yang jahat jika di biarkan akan semakin jahat. Karena itu kita akan menghentikannya!" seru Shin sambil menyeringai.

"Yey! Kita melakukannya untuk diri sendiri! Jangab membiarkan sesuatu yang jahat terjadi!" seru Veila dengan wajah senang.

Sedangkan itu, di dalam ruangan tadi. Satu persatu petinggi keluar dari dalam ruangan, begitu juga dengan para Silance Sistem dengan wajah lega mereka.

Semua orang pergi, hingga tersisa sang pemimpin yaitu perempuan berambut sebahu dengan wajah yang selalu serius.

Namun, kali ini tampaknya ia benar-benar merasa stress. Wanita itu melirik ke arah Kevi yang masih duduk dengan tenang.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya sang pemimpin itu.

Kevi meneguk tehnya dengan santai. Ia lalu melirik ke arah wanita itu.

"Tidak ada, hanya saja kupikir kau tidak akan tau jika tidak di beritahu," ucap Kevi sambil berdiri.

"Hah? Maksdumu apa?" Wanita itu memasang wajah kesal dan kebingungan bersamaan.

"Tapi, sebelum aku mengucapkan ini. Master itu sangat yakin dengan perkataannya. Jadi semua perkataannya tadi adalah serius".

"Iya, serius menolak membantu kita!" respon waita itu dengan kesal sambil menggebrak meja.

"Heh, benar-benar orang yang bodoh. Aku hanya akan mengatakannya sekali, yaitu ada pengkhianat serta penyusup dari semua orang di sini," ucap Kevi singkat sambil berjalan dengan anggun lalu melangkah keluar.

"Tunggu!"

"Ck!" Wanita itu menggigit jarinya. Ia mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

Karena menanggapin semuanya dengan serius, ia lalu memutar ulang Vidio dimana pertemuannya terjadi tadi. Dan ia sadar akan sesuatu, mata dari master Five Prefix di tujukan ke beberapa orang saat mengucapkan sampah menjijikan.

"Haha, sial. Kenapa aku tidak menyadarinya. Bawahannya saja sudah mengerikan, apalagi tuannya," gumam wanita itu dengan wajah kagum dan ketakutan di saat yang sama.

***

Sedangkan itu, Shin berdiri di atas pagar menatap semua monster yang sudah mati. Ia saat ini sedang mempersiapkan rencana serta persiapan untuk perang.

Sedangkan itu, para pahlawan sedang di dalam pesawat dan dengan sangat cepat tebang mengarah kemari.

Di samping itu, sang raja iblis bersama pasukan utamanya sudah mulai bergerak.

>>Bersambung<<

~Higashi