ReBirth 48
Chapter 25.1: Membangun kembali Silance Sistem(1)
Terdengar suara motor masuk kedalam bagasi. Orang itu lalu melepas helmnya dan kemudian masuk melalui pintu di garasi.
"Aku pulang," ucap Shin yang saat itu dengan santainya melangkah masuk.
Betapa kagetnya ia, saat ke lima Five Prefix berdiri di hadapannya. Mereka semua tampak memasang wajah kesal.
"H-hai?" ucap Shin dengan tersenyum canggung.
***
Setengah jam kemudian.
"Jadi begitu, master sekarang memiliki kekuatan Magicraft dan upgrade senjata jiwa?" gumam Ella yang sudah mendengar penjelasan Shin.
"Aku mengerti, dengan begini master sudah menjadi semakin kuat kan?" tambah Pedra yang melirik ke Ella.
"Tapi tetap saja! Itu tidak bisa menjadi alasan untuk kakak mengingkari janji makan bersama," timpa Veila yang masih terlihat kesal.
"Ya-yah ... Mau gimana lagi kan?" balas Shin sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Namun, kelima wanita itu hanya menatapnya dengan tajam.
"Hey-hey, baiklah. Aku akan memberikan sebuah kompensasi pada kalian."
"Yeeeey!" sorak Kelima Five Prefix dengan senang.
Beberapa saat kemudian, kelima wanita itu langsung berdiskusi dengan sangat antusias. Shin melirik ke arah luar ruangan dimana ada Bisa dan Arka sedang mengintip. Shin saat itu juga langsung memasang tatapan meminta tolong. Tapi mereka berdua langsung kabur.
"Sialan!" tangis Shin di dalam hatinya dengan pasrah.
Beberapa saat kemudian, kelima wanita itu menatap Shin.
"Baiklah, sudah di putuskan! Selama 5 hari kedepan, mater harus menemani masing-masing satu dari kita selama sehari penuh! Dengan kata lain kencan!" seru mereka berlima dengan sangat bersemangat.
"A-aaah." Shin tidak dapat menjawab, karena sebelum ia dapat menolaknya. Kelima wanitanya langsung memasang tatapan kesal.
"Semoga ini semua cepat berakhir," gumam Shin didalam hati dengan putus asa.
***
Hari pertama pun tiba. Ini semua dimulai dari Lena, yang biasanya mengenakan pakaian formal, kini memakai pakaian yang kekinian. Tampak rambutnya yang berwarna silver terurai indah saat tertiup angin. Shin baru menyadari bahwa kelima bawahannya memiliki kecantikan yang luar biasa.
Saat itu, Shin memutuskan mengikuti semua keinginan Lena. Mereka berdua pun pergi ke bioskop, jalan-jalan dan makan di kafe. Setelah puas menikmati kencan yang indah, dan saat itu hari masing siang. Shin memutuskan mengajak Lena pergi ke luar zona aman. Disana, Shin memutuskan meng-upgrade senjata jiwa milik Lena. Berbeda dengan Shin, kekuatan yang Lena dapatkan saat itu adalah pengendalian tanah di sekitarnya. Dengan ini, Lena bisa dengan mudah membuat tanah di sekitarnya menjadi dinding. Membuat sebuah benteng yang sangat tebal, bahkan ia bisa memperkuat tanah tersebut menjadi berbatuan yang sangat keras. Bukankah ini kekuatan yang sangat menakjubkan?
Melihat dirinya yang meningkat dengan pesat, Lena langsung melompat ke arah pelukan Shin. Lena memeluk Shin dengan sangat senang, Shin mengelus-elus kepala Lena. Namun, tanpa sadar Lena saat itu langsung mencium Shin. Dengan wajah yang memerah Lena berlari pulang mendahului Shin. Shin masih terpaku diam sambil memegangi bibirnya.
Di hari kedua, Shin pergi bersama Veila. Tentu saja setelah makan bersama, mereka langsung ke taman bermain untuk bersenang-senang. Dan juga mereka mengunjungi kebun Binatang, tampak Veila begitu senang.
Sama dengan Lena, setelah mencapai sore hari. Shin akan membawa Veila keluar zona aman, lalu meng-upgrade senjata jiwa miliknya. Disini, Veila juga mendapatkan 2 kekuatan baru yang cukup kuat juga. Yang pertama, selama ada air, ia bisa membuat air tersebut menjadi obat penyembuh yang akan menyembuhkan luka fisik, seberapa banyak luka fisik yang ada menentukan seberapa banyak kekuatan yang di butuhkan ke dalam air tersebut. Dan yang kedua, Veila bisa menciptakan hujan sesuka hatinya, namun hanya bisa di gunakan sehari sekali. Di gabungkan dengan kekuatan penyembuhan serta hujan, jika ada perang bukankah membuat semua pasukan akan langsung sembuh? Tapi, mengingat seberapa banyak air saat hujan. Membuat Veila sangat kelelahan, kini Veila harus melatih dirinya untuk membuat tenaganya menjadi lebih banyak.
Di hari ketiga. Giliran Pedra yang bersama Shin pergi ke Aquarium yang sangat besar. disana kita bisa melihat ribuan jenis ikan. Di dalam suasana yang begitu biru di aquarium. Membuat suasana mereka berdua menjadi semakin romantis. Sambil berpegangan tangan mereka meneliti dan terus berdiskusi tentang beberapa jenis ikan.
Tanpa sadar, kini hari sudah sore. Sekarang adalah gilirannya Pedra mendapatkan kekuatan baru. Tak di sangka, Pedra juga mendapatkan 2 kekuatan. Yang pertama, Pedra bisa berubah menjadi bayangan, dan masuk ke dalam bayangan apapun itu. Dan yang kedua, ia bisa membuat setidaknya 3 jenis monster bayangan milik negara bergabung menjadi 1 monster yang sangat besar dan kuat, serta jumlah monster yang bisa ia summon kini menjadi lebih banyak. Tak mau kalah dengan Lena, saat ada kesempatan seidkit Pedra langsung mencium Shin, dan langsung berubah menjadi bayangan yang masuk kedalam tanah dan pergi menjauh. Kali ini Shin hanya bisa tertawa kecil.
Di hari ke empat, giliran Ella. Anggota pertama miliknya. Ella memutuskan pergi ke karaoke terlebih dahulu untuk bersenang-senang, setelah itu mereka berdua pergi shoping dan makan di kafe. Cukup simple namun sudah membuat Ella sangat senang. Dan juga, mereka kini memakai semacam baju couple. Sambil memakan cemilan, mereka berdua berjalan menuju keluar zona aman sambil bercanda tawa.
Ella yang sudah meningkatkan senjata jiwanya, memiliki 3 kekuatan baru. Yang pertama, panah api yang ia tembakkan. Bisa ia rubah menjadi transparan dan tak terlihat, kecuali seseorang itu menggunakan pandangan inframerah. Yang kedua, Ella bisa berteleportasi ke anak panah apapun yang sudah ia ciptakan. Jadi, jika dalam perang yang sengit. Ella tidak mungkin bisa di sergap atau di kepung karena ia bisa menciptakan panah secara tak terbatas dan tentu saja berteleportasi secara tak terbatas juga, hanya saja kelemahan di kekuatan kedua ini adalah. Anak panahnya hanya bisa bertahan selama 8 jam sebelum menghilang. Dan yang ketiga, ini cukup mengejutkan Shin. Karena ia bisa membuat duplikasi dirinya sendiri dari api Phoenix, yang sama-sama bisa menembakkan panah api. Kekuatan pertama dan ketiga juga bisa di gunakan pada duplikasi tersebut, batas maximal duplikasinya adalah dua.
Melihat kekuatan Ella yang semakin luar biasa, membuat Shin sangat senang. Ella yang tadinya juga berniat mencium Shin namun malu-malu karena sudah melihat wajah senyum Shin yang sangat polos. Kali ini, Shin yang mengambil inisiatif terlebih dahulu dan mencium Ella. Ella yang kaget langsung menghilang dan muncul di jarak yang cukup jauh dari Shin dengan wajah memerah.
Dan akhirnya, kini gilirannya Kevi. Yang tadinya berumur 18 kini sudah 19 tahun. Dengan rambut hitam terurai dan baju silver yang sangat cantik. Membuat Shin sangat terpesona. Dulu, Kevi sering memasang wajah dingin. Tapi kini ia selalu tersenyum karena Shin. Dengan sikapnya yang agak over dengan Shin, membuat Shin terpaksa mengikuti keinginannya. Yaitu picnic di luar zona aman, dengan membawa masakan milik Kevi yang sangat lezat.
Namun, jika mereka terlalu pagi pergi kesana sepertinya cukup buang-buang waktu. Karena itu Shin memutuskan membawa Kevi berkeliling dan melihat-lihat semua tempat yang ke empat wanita lainnya sudah datangi. Mereka berempat bersenang-senang. Hingga waktu sudah mencapai siang, kini Shin dan Kevi menuju keluar zona aman.
Selain itu, entah kenapa Kevi memilih tempat yang sangat jauh dari zona aman, bahkan cukup jauh dari daerah dimana Shin membantu peningkatan dari ke empat wanitanya.
Di tengah hutan yang hijau, yang bahkan tidak ada satupun hewan kecil lewat. Kevi menggelar karpet agak lebar lalu duduk. Kevi tampak menyusun bekal yang mereka bawa. Terlihat bahwa makanan yang tersaji sangat enak. Namun sebelum makan, Shin memutuskan untuk meningkatkan kekuatan milik Kevi terlebih dahulu.
Shin sangat kaget saat ia melihat bahwa senjata jiwa sabitnya bisa berubah bentuk menjadi senjata api jenis apapun selama Kevi tau cara kerjanya. Terlebih lagi, peluru yang di tembakkan adalah Blackhole dengan kata lain pelurunya bisa menembus apapun benda di seluruh dunia ini. Kekuatan yang cukup mengejutkan tentunya.
Namun, entah kenapa Kevi merasa kecewa ia tak bisa mendapatkan kekuatan sekuat ke empat wanita lainnya. Shin langsung menghibur Kevi sebisa mungkin, saat ia uadah tertawa kecil mereka pun melanjutkan picnicnya.
Mereka makan bersama, juga bercanda. Hingga tiba-tiba saja Shin merasakan kepalanya pusing.
"Ugghhh." Shin memegangi kepalanya dengan kebingungan karena tiba-tiba saja merasa pusing.
"Hey Shin, ada apa?" tanya Kevi yang langsung menaruh kue nya lalu mendekati Shin.
"Ah, tidak. Hanya saja kepalaku terasa sangat pusing," balas Shin sambil menunduk dan menutup matanya.
"Apakah kah baik-baik saja? Ini minum terlebih dahulu," tawa Kevi yang memberikan segelas air.
"Ah, terima kasih," respon Shin yang langsung membuka matanya dan menerima gelas tersebut sambil menatap Kevi.
Saat itu juga tubuhnya langsung terasa panas, ia berkeringat tak bisa mengendalikan dirinya.
"He-hey, apa yang terjadi padamu Shin?" tanya Kevi dengan kebingungan karena Shin terlihat semakin parah.
Tiba-tiba saja Shin mendorong tubuh kevi lalu memegangi kedua tangannya.
"Ka-kau! Kau pasti memasukkan sesuatu ke dalam makanannya kan?" tanya Shin yang bernafas dengan sangat berat dan berkeringat dingin.
Kevi tersenyum kecil.
"Itu benar, karena itu ... Kemari," jawab Kevi yang menatap Shin dengan lembut.
Reflek saat itu juga Shin mencium Kevi, setelah beberapa detik Shin memeluk Kevi.
"Ma-maaf, aku sudah tak bisa menahan ini lagi."
"Hey, sudah tak apa. Lakukan saja, lagian itu adalah hal yang ku inginkan."
Mendengar itu, Shin langsung bangun dan membuka bajunya.
"Hey, ini semua salahmu ya!" seru Shin dengan kesal namun ia sudah tak dapat menahannya lagi.
"Tentu, karena itu kemari." Kevi mengangkat tangannya kedepan. Shin saat itu jugs langsung menciumnya.
***
Beberapa hari kemudian~
Kelima Five Prefix kini berkumpul di satu ruangan.
"Yah, apakah kalian semua sudah siap?" tanya Shin sambil menatap mereka berlima.
"Tentu saja kami siap, setelah merasakan kesenangan kemarin kan," balas Lena dengan tersenyum senang.
"Baiklah, tapi kalian harus berhati-hati ya."
"Tentu saja kakak! Veila akan menjaga diri."
"Oiya, apakah master sudah menentukan apa yang akan master ingin lakukan?" tanya Pedra.
"Humm, maksudmu recana ya? Tentu saja aku punya."
"Baguslah, senang mendengarnya. Tolong jaga keamanan kota ini ya master," tambah Ella yang tersenyum senang.
Shin mengangguk sambil tersenyum.
"Dan, terima kasih untuk waktu itu ya." Kevi tersenyum lembut ke arah Shin, disini Shin langsung mencoba mengalihkan pandangannya dan menhindari wajah malunya.
Kelima perempuan itu tersenyum dengan sangat senang.
"Jaga diri kalian baik-baik," ucap Shin melihat mereka mulai bergerak.
"Tentu master, kami akan kembali menghidupkan Silance sistem dan menyebarkannya lagi untuk memperkuat kekuatan kita." Mereka berlima dengan wajah gembira pergi meninggalkan ruangan. Setelah itu, mereka berpencar ke 5 arah yang berbeda, dan kini mulai menangani Silance Sistem yang berada di luar negri.
Beberapa saat kemudian, Ana dan Berly masuk setelah mengetuk pintu dan di persilahkan oleh Shin.
"Ummm, apaka anda serius master? Memberikan kekusaan untuk menangani Silance Sistem yang ada di sekitar sini pada kami berdua?" tanya Berly dengan gugup.
"Tenang saja, aku sudah yakin. Karena setelah ini aku harus pergi ke kota terdekat untuk mengatasi masalah internal." Shin menyangga dagunya dengan santai.
"Tapi master, bagaimana dengan para penguasa di sini?" tanya Nisa yang sedang kebingungan.
"Hey, tenang saja Nisa. Setelah ini, kau pergi temui Ars. Salah satu seseorang yang berpangkat tinggi di Enders daerah sini. Serta Vein dari 7 orang yang membangun Zakaerta. Jika kau bilang pada mereka kau adalah bawahan terpercayaku. Maka semuanya akan berjalan lancar."
"Begitu, terima kasih arahannya master," jawab Berly dan Nisa
Beberapa saat kemudian, Shin melirik ke kanan dimana sudah ada Arka dan Cera sejak dari awal.
"Dan, kuserahkan adikku pada kalian berdua. Jika kulitnya tergores sedikit saja, aku akan langsung melirik kalian!" seru Shin dengan tatapan membunuh.
"Ba-baik!" balas mereka berdua yang langsung sigap karena ketakutan.
"Baiklah, silahkan bubar."
Mendengar kata-kata itu, ke empat orang itu langsung meninggalkan ruangan.
Shin bangun dari kursi, lalu berjalan menuju jendela.
"Baiklah, dengan begini aku bisa keluar dan bertambah kuat. Agar aku bisa meningkatkan katananya dan mencari tau tentang apa kilasan ingatan tersebut."
>>Bersambung<<
~Higashi