Di suasana yang sunyi aku menenangkan fikiranku lebih tepatnya dikamarku saat ini aku sedang berusaha memikirkan nasibku nanti, yang terucap dibenaku adalah 'ayah' ya, apakah dia akan menikah lagi? Sungguh benci rasanya jika dia sampai melakukannya. Aku akan selalu berdo'a kepada tuhan agar ketakutanku tak terjadi
Hari ini adalah hari senin yang kesekian kalinya lagi, hanya saja hari ini aku sedikit bahagia, karena keberangkatanku tinggal 2 minggu lagi akhirnya aku akan bebas dari kejenuhan tak berujung ini. Ditambah lagi ayahku yang telah melanjutkan kesibukannya karena telah pulih dan aku bersyukur akan hal itu, hanya saja aku kasian pada ayahku sudah pasti dia kelelahan menghadapi semuanya tanpa seorang istri, tapi yang terpenting sekarang semoga ayahku lupa akan perjodohan itu walaupun mustahil, dan ragu untuk itu terjadi
__
Hari selasa, hari dimana aku harus mengikuti pelajaran yang paling kubenci, karena penyakitku tentu saja olahraga yang identik dengan lari dan hal-hal yang melelahkan, tentu jantungku tak cukup kuat untuk hal seperti itu, maka dari itu sejak dari smp aku sudah terbiasa bolos bahkan nilai olahragaku di smp selalu C dan paling tinggi B
Saat aku sedang kabur kehalaman belakang sekolah ada satu tarikan dibelakangku yang kuat dan membuatku berada ditangkupannya "ngapain?" tanya nya, dan yah suara itu lagi "apaan sih lo?! Lancang banget!" Bentaku padanya dan dia tak mengusiku malah menariku kembali kearah lapangan
"Ehh.. lo tu apaan sih?! kenal aja engga!" Kesalku sembari berusaha melepaskan tanganku
"Shhuutt.. udah gak usah brisik ini jug baik buat lu" ujarnya padaku
"What?! Baik lo bilang? Weh oon lo aja gak tau kenapa gw gak mau olahraga!" Bentaku padanya, karena sudah semakin dekat dengan lapangan
Seketika dia berhenti dan memeluku, tentu saja ini membuatku bingung dan marah "ni orang gak jelas banget sumpah" Kesalku dalam bisik "mau tau satu hal gak?" Tanyanya pelan tanpa sedikitpun respon dariku "I love you" sambungya. Suasan hening seketika sungguh aku tak tahu mengapa dia seperti ini, karena kami tak pernah kenal sebelumnya dan tiba-tiba saja dia hadir dalam hari-hariku
_____
Semenjak kejadian itu dia selalu berbicara lembut padaku dan aku sudah tak pernah mendengar kekerasan ataupun kasus yang berasal darinya yah, aku harap dia telah berubah, aku pun semakin berfikir tinggi, bahwa penyebab dia berubah adalah aku
"Hi A" sapanya padaku dengan panggilan khusus darinya 'A' hentah mengapa dia memilih memanggilku dengan huruf depan dari namaku 'Arin'. "Sepesial" hanya itu jawabnya setiap aku menanyakannya "lu udah makan belum?" Tanyanya dengan antusias "belum" jawabku
"Makan bareng yah?"
"hmm.. mau gak yah? mau gak yah? mm.. Oke.."
"Thanks A" balasnya dengan senyum