webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

76.) Ada Urusan

Hanya butuh waktu sekitar 4 menit untuk sampai di lokasi tujuan kami.

"Undangan anda sudah kami bungkus sesuai pengelompokan anda Shinomiya san"

"Apa ada uang tambahan?" tanya Ku

"Tidak ada, uang yang andai berikan pada kamu sebagai tip juga sudah lebih dari cukup"

"Jikalau ada kesalahan penulisan nama atau undangan rusak bagaimana?" tanya Saki

"Kami akan mengganti 100% dengan barang baru jikalau memang kerusakan dari pihak kami"

"Oke, aku percaya padamu" balas ku

"Bisa bantu kami memasukan ini ke mobil juga?" tanya Saki

"Tentu nona" balas pelayan mereka

Semua undangan dalam kardus di angkut ke dalam mobil ku, lantai mobil pun sampai penuh di buatnya.

"Terima kasih" ucap ku

"Sama sama Shinomiya san, silahkan kembali lagi jika anda ingin mencetak undangan"

"Tentu"

Aku dan Saki berangkat ke rumah orang tua ku untuk memberikan undang untuk teman mereka.

"Saki chan kamu teleponlah dulu ibuku, katakan padanya kita akan datang"

"Baik"

Saki menelepon ibuku.

"Halo Saki chan, ada apa menelepon ibu?"

"Ini, kita berdua mau mampir ke rumah ibu untuk memberikan undangan pernikahan"

"Aduh, tapi ibu sedang keluar ke Tokyo ini bersama ayah, kamu ke rumah titipkan saja pada Hiyori chan, serta tolong sisakan undangan dengan nama kosongnya 100 untuk kami ya"

"Baik bu"

"Jika begitu, ibu akan tutup teleponnya ya, ibu akan rapat"

"Tentu"

.

"Apa kata ibuku?"

"Ibu berkata, dia sedang di Tokyo sebab ada urusan kerja, kita tetap di suruh mengantar, tapi di titipkan pada Hiyori"

"Owh baiklah jika seperti itu"

Saki melihat satu undangannya lagi, dipeganglah undangan pernikahan itu di tangannya.

Saki tersenyum sendiri.

"Saki chan jangan menakut nakuti aku dengan senyum itu, kamu aneh" ucap ku

"Hehe, ini bagus Haruka kun"

"Ya memang bagus, harganya saja mahal untuk tiap undangannya"

"Lihat juga foto pre-wedding yang kita lakukan setelah menikah ini, eh jadinya foto after wedding ya hahaha" Saki tertawa

"Sebenarnya aku agak kaget loh dengan hasilnya, aku tidak menyangka hasil fotonya akan sebagus itu, mengingat kita mengambil foto hanya di dalam studio"

"Umm, fotonya tampak kita seakan akan di hutan" balas Saki

"Berarti memang tidak amatir, Mimasaka itu"

"Betul sekali"

Jam 10.20

Kami tiba di kediaman Shinomiya, setelah aku memarkirkan mobil banyak asisten rumah tangga mendatangi kami.

"Biar kami bawakan, undangannya Haruka sama"

"Ambil yang di kursi belakang dan bagasi mobil ya, yang di kursi depan jangan di ambil" ucap ku pada asisten itu

"Baik Haruka sama"

.

"Ayo masuk Saki chan, kita sapa dulu kakek nenek"

"Oke"

.

Kakek dan Nenek sedang istirahat di halaman samping rumah.

"Pagi Kakek, Nenek" ucap Saki

Kakek dan Nenek menoleh pada kami.

"Eh kalian datang? Apa kalian kangen Kakek?"

"Jangan narsis kakek" balas ku

Saki mendekati nenek dan mencium pipinya, kakek pun sama.

"Kamu sepertinya lebih cocok jadi cucuku Saki chan daripada Haruka dan Hiyori" ucap Kakek

"Bentar kakek, Saki chan lebih baik dan hormat pada kita" balas Nenek

"Jangan membandingkan! untuk nenek oke ku cium tapi untuk kakek, aku tak sudi" ucap ku

"Siapa juga yang mau di cium cucu kurang ajar seperti kamu!" balas Kakek

"Sudah sudah kek, kalian berdua ada urusan apa kemari?" tanya Nenek

"Ini nek kami mau memberikan undangan pernikahan kami pada ibu"

"Bukanya ibu kalian sedang ada urusan di Tokyo?" tanya Kakek

"Benar kakek, tapi ibu tetap menyuruh kami datang dan menitipkannya pada Hiyori"

"Nek, Hiyori dimana?" tanya ku

"Hiyori chan sedang ada latihan klub katanya, dia akan kembali jam 12 siang nanti"

"Jika begitu kami langsung balik saja ya Nek, kami juga ada urusan di rumah" ucap ku

"Urusan apa Haruka, tinggallah sebentar mari kita mengobrol" ucap Kakek

"Maaf Kek tapi kami masih harus mengurus beberapa persiapan pernikahan kami dulu" ucap ku

"Oh, jika urusannya memang penting seperti itu silahkan kembali, jika ada waktu lagi jangan lupa kunjungi kami ya"

"Baik nek"

Kami pamit lalu kembali ke mobil.

"Memang urusan kita apa lagi Haruka kun?" tanya Saki

"Menyebarkan undangan tentunya, mari kita buat hari minggu jadi hari di rumah"

"Oh begitu rupanya, lalu kemana tujuan pertamanya?"

"Tentu saja ke perusahaan ibumu, kamu tolong persiapakan undang untuk ibumu, yang berjumlah 40 orang"

"Oke sayang"

Jam 11 siang kami tiba di sana.

"Ibu ini undangan pernikahan kami" ucap Saki sambil menyerahkan kardus berisi undangan"

"Terima kasih sayang" balas Ibu Saki

"Ibu, pesanan barangnya apa masih banyak?" tanya ku

"Untuk minggu ini pesanan yang belum di kirim masih sebanyak 60 ribu pcs, Haruka kun"

"Wow, bukankah itu angka yang amat banyak bu?" tanya ku

"Ya memang banyak, tapi ibu rasa itu bisa di tangani kok dengan karyawan ibu"

"Sekarang karyawan ibu ada berapa?" tanya Saki

"90 yang full time, sementara yang part time ada 25, salah satu pekerja part time bernama Momoharu katanya adalah teman mu Haruka kun, apa itu benar?"

"Itu benar ibu, Momoharu itu teman ku dalam klub basket, apa dia bisa kerja di sini?"

"Dia awalnya sih kurang bisa, tapi dia meminta untuk di ajarkan bahkan ketika jam kerjanya telah habis, akhirnya malah dia yang paling mahir dari semua pekerja part time"

"Eh, ibu berikan kerja apa memangnya? ?"

"Membuat gantungan kunci dan membuat sandal" balas ibu Saki

"Wow, hebat juga Momoharu itu" pikir ku

"Kalian duduklah dulu biar ibu pesankan, minuman atau makanan dulu"

"Eh, tidak usah bu, kami mau langsung pergi, masih ada undang yang belum di antarkan" ucap Saki

"Oh, jika begitu mungkin lain kali saja" ucap Ibu Saki

"Tentu"

Kami pergi dari toko ibu.

Note : gedung perusahaan ibu itu 3 lantai, lantai pertama separuhnya di gunakan sebagai toko offline yang menjual secara langsung setelah produksi, lalu separuh lantai pertama sampai lantai 3 di gunakan untuk tempat produksi.

"Sudah mau kembali Haruka san Saki san?" tanya salah satu pelayan yang mengenal kami

"Iya"

"Hati hati di jalan jika begitu"

"Tentu" ucap ku dan Saki

Note : mungkin gak penting obrolan di atas tapi itu juga bentuk kesopanan dengan cara menyapa orang, apalagi atasannya, jadi ku tulis saja.

"Mobilnya di tinggal di sini dulu" ucap ku

"Mau ke mana?"

"Mengantar undangan ini pada Nasa san san Tsukasa san, serta Nonaka san"

"Aku tidak ikut ya"

"Eh kenapa?" tanya ku

"Tidak apa"

"Kamu masih kesal pada mereka?"

"Tidak, tapi aku malas saja"

"Hmm baiklah" (aku menghindari debat dengan Saki, jikalau aku memaksanya pasti malah akan bertengkar)

Aku berjalan ke apartemen Tsukasa san dan Nasa san.

Ku ketuk pintunya.

Tok tok tok

"Sebentar" balas Tsukasa dari dalam

Saat membuka pintu tampaklah Tsukasa yang sedang menggunakan celemek masak.

"Eh Haruka kun, lama tidak mampir, ada urusan apa ini?"

"Ini Tsukasa san, aku mau memberikan undangan ku pada mu, jikalau mau datang aku juga menyiapkan transportasi, pokoknya tata caranya ada di surat undangan itu juga" ucap ku lalu memberikan undangan pernikahan ku

"Memangnya kamu mau adakan di mana resepsinya?" tanya Tsukasa

"Mau ku adakan di Resort Totsuki, Tokyo"

"Oh hanya di sana, mungkin aku dan Nasa kun bisa datang kok tanpa perlu ikut transport yang kamu sediakan"

"Jika begitu boleh boleh saja, aku pamit ya Tsukasa san"

"Tentu"

"Bye Tsukasa san"

"Bye Haruka kun"

Lalu aku pergi ke lantai 4 dimana Nonaka san tinggal.

Ku ketuk pintu apartemennya.

"Sebentar" ucap seseorang yang ada di dalam

Saat di buka pintunya yang terlihat bukanlah Nonaka melainkan orang lain.

"Mau cari apa tuan?" tanya orang itu

"Apa Nonaka san ada?"

"Nonaka san yang dulu tinggal di sini? Dia sudah pindah sejak jumat kemarin, sekarang aku yang menempati apartemen ini"

"Apa anda tau dia pindah ke mana?" tanya ku

"Dia berkata, mau pindah ke Sendai"

"Oh, terima kasih atas infonya"

"Tentu"

Aku turun ke lantai bawah.

"Halo Nonaka san"

"Halo Haruka kun ada apa?"

"Apa benar kamu pindah tempat tinggal?"

"Benar, ini aku pindah ke Sendai sebab dekat dengan tempat kerja ku yang baru, memangnya ada apa?"

"Ini aku mau mengantar undangan pernikahan ku, aku mau tanya apa kamu dapat hadir"

"Tanggal berapa?"

"Tanggal 15 Agustus"

"Oh masih lama, kurasa aku bisa melungakan waktu, tapi di mana tempat acaranya?"

"Di Tokyo"

"Eh sejauh itu? Aku kurang yakin bisa datang jika sejauh itu"

"Aku menyediakan transport dan penginapan kok bagi para tamu jadi kamu jangan kahwatir Nonaka san"

"Oh jika begitu aku bisa, tapi apa boleh juga aku mengajak asisten baru ku?"

"Ada berapa?" tanya ku

"2 orang"

"Ajak saja Jika hanya 2 orang"

"Lalu tat caranya bagimana?" tanya Nonaka

"Sebentar, akan ku fotokan undangan"

"Oke"

Ku matikan teleponnya dan ku kirim undangan pernikahan ku, mulai dari cover depan, halaman pertma, halaman ke dua, halaman ke 3, dan halaman terkahir yang berisi tata cara ikut transportasi yang ku sediakan.

"Ok terima kasih atas infonya Haruka kun"

"Sama sama Nonaka san"

Aku kembali ke mobil.

"Sudah selesai, ayo ke restoran" ucap ku

"Lama"

"Baru juga 5 menit Saki chan"

"9 menit Haruka kun"

"Jangan bahas Saki chan"

"Huh"

Jam 11.30 aku mencoba masuk parkir tapi ini sudah penuh, terpaksa ku parkirkan saja di perusahaan ku saja. (garasi juga terpaksa di gunakan oleh Kyouko sebab tidak ada ruang lagi.

Sampai sekarang, pelamar terus datang, sebab aku mengatakan juga pada mereka ber 4 (Hori, Takumi, Momata, dan Ikuma tugas pertama akan selesai pukul 12 untuk yang interview)

"Pak titip mobil dulu ya"

"Tentu Haruka san" balas Yamada san(satpam)

Aku dan Saki dengan membawa kardus datang ke restoran, serta masuk lewat belakang.

"Higashida katakan jika kamu mencintai ku!" teriak Miyakoshi

"Maaf aku tidak tertarik"

"Hey ada apa ini?" tanya ku pada mereka

"Ini Haruka san, Higashida mengatakan aku cantik tapi saat ku ajak pacaran tidak mau" ucap Miyakoshi

"Miyakoshi san, aku hanya mengatakan kamu cantik bukan mengatakan aku suka padamu" balas Higashida

"Tapi kan cantik artinya kamu memujiku, artinya juga kamu suka padaku"

"Nih cewek otaknya terbuat dari apa ya?" pikir Ku dan Saki

"Miyakoshi san, apa kamu lupa aturan restoran?" tanya Saki

"Tidak, kami kan sedang tidak bekerja saat ini jadi boleh membicarakan cinta"

"Ah benar juga dia, sebab kan mungkin saja jam kerjanya sudah habis" pikir ku dan Saki

"Baiklah, selesaikan urusan kalian ya, aku mau masuk dulu" ucap ku

"Jangan tinggalkan aku Haruka san"

"Maaf Daisuke kun, aku yakin kamu bisa mengatasi ini kok"

"Jangan Haruka san, Muyakosh terlalu liar" ucap Daisuke

Di dalam restoran aku menyerahkan undangan ku.

"Masing masing dari kalian ambil sendiri ya undangannya di ruang manager, katakan juga untuk yang di shift sore nanti"

"Baik Haruka san" balas Akira

"Tentu" balas Souma

"Wahhh ini indah" ucap Inami

"Jangan lupa ya pakai pakaian yang formal, kalian akan bertemu dengan pimpinan negara mungkin" ucap ku

"Ehh apa benar?" tanya Takanshi

"Kemungkinan besar iya" balas ku

"Hebat, apa boleh juga aku mengundang keluarga ku untuk ikut?"

"Maksimal satu undangan untuk 3 orang, sebab di sesuaikan dengan kapasitas kamar di resortnya, jika kamu mau mengundang lebih banyak orang ya manfaatkan undangan teman mu" ucap Saki

"Wahhhhh aku akan mengundang kakak dan adik ku kalau begitu, Popura chan berikan aku slot satu kamarmu untuk ku" ucap Takanashi

"Boleh saja aku suka kok bersama adik mu"

.

"Haruka kun mau makan sekalian tidak?" tanya Saki

"Sekalian saja Saki chan"

"Mau makan apa?"

"Menu baru apa sudah ada?" tanya ku

"Masih belum, adanya baru senin"

"Jika begitu aku mau ayam katsu saja"

"Eh benar juga ya, tadi pagi kan aku berjanji padamu untuk membuatkan ayam katsu" ucap Saki

"Tidak apa, kita kan bisa makan di sini" balas ku

"Tidak mau, kita pulang saja, aku tidak ingin menghianati janji ku" ucap Saki

"Yakin mau pulang?"

"Iya yakin"

"Baiklah, apa perlu mampir dulu?"

"Tidak usah, aku ambil saja bahan tepungnya dari sini dan bahan lain yang kurang"

"Oke aku ikut kamu" balas ku

.

Setelah membawa beberapa bahan dari restoran kami kembali ke rumah.

Jam 11.55 kami tiba di rumah

"Sayang, kamu tunggu sekitar 20 menit dulu ya"

"Oke, masak yang enak ya"

"Tentu, masakan ku kan ter enak"

"Jangan malah sombong"

"Hehe"

Saki pergi ke dapur sementara ku istirahat di ruang keluarga, bermain ponsel.

"Oke live stream saja jika begitu" ucap ku

Ku beri judul live steam.

"Q&A Haruka dan Saki"

Di deskripsi ku tulis.

Jika kalian kepo kalian boleh bertanya tapi jangan pada kolom komentar, tanyalah lewat link di deskripsi ini sekaligus donasi untuk ku ya, tidak ada batas minimal donasi yang penting kalian rela memberikan uang padaku hehe.

Aku live dengan leptop dan melihat pertanyaan di ponsel ku.

Live streaming ku mulai

200 orang langsung bergabung.

"Halo kalian yang baru bergabung, boleh tanya sekaligus donasi ya"

Pertanyaan pertama datang dengan donasi sebesar 500 yen.

"Kak Haruka, nyanyikan lagumu yang berjudul death bed"

"Baiklah akan ku nyanyikan sebentar ya, yang bagian reff"

.

Aku bernyanyi sebentar dan kolom komentar menjadi penuh ketikan.

"Bagus banget kak suaramu, walaupun tanpa efek suara" ucap salah satu akun

"Jika duet dengan ku pasti jadi lebih baik kak"

"Kapan kapan duet dengan artis yt yang lain kak"

"Boleh saja, mungkin di masa depan aku akan berkolaborasi dengan penyanyi lain, jadi tunggu saja ya" ucap ku

Pertanyaan ke dua datang.

"Kak, katanya kamu sudah menikah dengan Saki san, kapan dan dimana Saki san sekarang?" (1000 yen)

"Aku menikah di hari senin, 3 minggu yang lalu, lalu sekarang istri ku sedang memasak, nanti setelah memasak akan ku ajak gabung ke live" ucap ku

"Kak, Aku mau tanya kakak tinggal di mana?" (700 yen)

"Aku tinggal di daerah Osaki, untuk lengkapnya aku tidak bisa mengatakannya, maaf sebab privasi"

"Kamu masih sekolah kak?" (400 yen)

"Masih, aku sekolah di SMA Karasuno"

"Kak Saki mana?" (600 yen)

"Dia sedang memasak, nanti akan ku ajak gabung ke sini jika sudah selesai"

"Kaka Haruka, pilih wanita yang montok atau yang biasa?" (2000 yen)

"Hahaha aneh aneh saja kamu ini, tentu saja aku pilih yang normal, yang montok itu kadang liar loh" ucap ku sambil pura pura berbisik

"Kak Haruka, katanya kamu ini milyarder tapi kenapa tidak mau di liput media sosial?" (5000 yen)

"Begini teman teman, aku sebenarnya tidak menolak untuk di luput, buktinya kalian kan masih bisa melihat berita ku lewat MN daily, alasan sebenarnya aku tidak mau di liput sampai ke luar negeri adalah itu hal yang merepotkan, aku masih sekolah dan aku juga punya istri jadi aku mencegah terkenal terlalu jauh dulu"

"Nih kak aku rela" (3000 yen)

"Kakak punya niatan punya momongan dalam waktu dekat?" (1200 yen)

"Tidak, aku masih menunda, paling tidak sampai aku lulus sma"

"Apa kakak punya tujuan pekerja kedepannya?" (2000 yen)

"Ada pastinya, oh benar juga aku punya toko baju baru, jika kalian mau melamar boleh saja, tinggal datang di toko Haruka & Saki dekat Hand art Nihara, lalu tujuan kerja ku kedepannya aku ingin membuat perusahaan penerbit manga dan anime, serta perusahaan teknologi"

"Apa kakak suka Anime?" (300 yen)

"Aku suka anime"

"Apa kakak juga suka manga?" (400 yen)

"Aku juga suka, jika kalian tau, aku ini duluanya asisten manga"

"Manga mana yang kamu kerjakan kak?" (200 yen)

"Manganya gagal terbit tapi, jadinya malah langsung ke anime, jika kalian tau anime White album yang akan rilis akhir musim panas nanti lihat saja, aku penggarap di bagian background dan di alur"

"Anime apa itu kak?" tanya di komentar tapi langsung terseret ke atas

"Maaf ya teman teman, aku sudah membuat link untuk memberikan pertanyaan, jadi jika ada yang bertanya di komentar mungkin akan ku jawab jika terlihat namun pasti kebanyakan akan langsung tertumpuk oleh komentar lain"

"Anime itu bergenre romance, yang sedikit di bumbui sesuatu yang bikin hati berdetak cepat"

"Katakan sinopsisnya kak!" (800 yen)

"Apa boleh ya ku katakan, nanti aku malah di marahi dan kena copyright anime"

"Tidak apa kak jika hanya sinopsis" (100 yen)

"Baiklah, nanti di anime itu akan bercerita tentang seorang mc yang pintar, lalu dia akan bertemu dengan dua orang wanita yang mana akan menjadi pasangannya di masa depan, tapi bukan dua melainkan satu saja dari kedua wanita itu, perselisihan terjadi antara mereka bertiga, boleh ku katakan cinta mereka membentuk cinta segitiga, tapi di akhir cerita bakal ada satu yang menjadi pemenang"

"Kurang lengkap kak!" (1000 yen)

"Ya nanti kalau jelas jelas malah jadi spoiler"

"Panggilkan kak Saki" (10.000 yen)

"Wow ada juga ya yang donasi langsung banyak, baiklah akan ku panggilkan"

"Saki chan"

"Apa Haruka kun?"

.

"Sudah ku panggil kan?" ucap ku di video

"Perlihatkan kak Saki maksudnya!" (5000 yen di akun yang sama)

Saki mendatangi ku dan langsung ku arahkan kamera laptop padanya.

"Kamu sedang live?"

"Iya Saki chan, katakan sesuatu pada mereka"

"Oke"

"Halo kalian, selamat siang, terima kasih ya bagi yang udah gabung dan memberikan donasi, ku doakan semoga kalian bahagia selalu" ucap Saki yang sok imut

"Uwoooooo"

"The best wife!!!!"

"Kamu terlalu beruntung Haruka san!"

Komentar jadi gaduh.

Donasi pun langsung masuk tanpa adanya pertanyaan.

500 yen

7000 yen

7000 yen

Sampai sampai mungkin sudah tembus 120 rb yen hanya dengan Saki menyapa mereka.

"Sudah dulu ya aku mau melanjutkan memasak ku" ucap Saki pada kami

"Baik kak Saki"

"Silahkan kak Saki

"Masak apa kak Saki"

.

"Nah kalian sudah tau kan? Jadi jangan di panggil lagi tar Saki chan marah" ucap ku

Selama 20 menit menginjak menit ke 21 akhirnya aku pamit undur diri dulu.

"Sampai jumpa di lain waktu ya, mungkin banyak pertanyaan yang belum ku jawab, tapi pasti akan ku jawab lewat video ku nantinya, bye bye" ucap ku

Ku matikan live nya dan ku lihat berapa banyak donasi yang masuk.

"Lumayan 5,6 juta yen" ucap ku

Saat ku tarik, jumlahnya terpotong 10 ribu untuk pajak website.

"Haruka kun makanan telah siap, matikan dulu live nya"

"Baik Sayang" balas ku

Aku mendatangi meja makan dimana Saki telah duduk di sana.

"Ini harum baunya, apa kamu tambah pewangi?"

"Ya bukan begitu juga Haruka kun, wangi ini dari sausnya"

"Oh ku kira kamu tambahan pewangi"

"Ya bukan lah, bukannya enak tapi malah keracunan jika ku tambah pewangi"

"Hehe"

"Sudah duduk sini, akan ku ambilkan"

"Oke"

"Mau berapa potong?"

"2 potong ayam katsu" jawab ku

"Oke" Saki memotong ayam katsunya jadi beberapa bagian, agar mudah di makan

"Sausnya sedikit saja dulu" ucap ku

"Yakin?"

"Iya, jika kurang akan ku tambahkan sendiri"

"Baiklah, ini dia ayam katsu untuk suami ku tercinta"

Dengan mangkuk sedang berisi nasi bawahnya lalu ada irisan tipis kubis, lalu ayam katsunya yang sudah di potong, laly di beri saus, lalu di tambahkan lagi potongan tipis kubis.

Ku coba satu gigitan.

Mmm

"Gurih sekali sausnya"

"Makanya aku berkata apa kamu yakin minta sedikit tadi"

"Aku mau tambah sausnya jika begitu"

"Mana mangkuk mu, akan ku ambilkan"

"Ini" ku serahkan mangkuk ku pada Saki

.

"Makan ini memang enak apalgi yang masak adalah istri ku" ucap ku

"Dasar gombal, di makan malam nanti kamu mau apa Haruka kun?"

"Makan ini lagi saja, kan masih banyak"

"Ya siapa tau kamu mau menu berbeda"

"Aku bukan pemilah makanan asal kamu tau" ucap ku

"Yang rasanya asam apa kamu lupa?"

"Pengecualian untuk yang asam" balas ku

.

Jam 1 siang kami selesai makan.

"Saki chan aku mau ke depan dulu untuk cari angin"

"Baiklah, aku juga mau mencuci piringnya dulu"

"Nanti setelah selesai, bawakan aku teh hangat ya"

"Oke sayang"

Di teras depan aku menikmati angin musim semi yang akan berganti ke musim panas.

"Hummm huhhhh hangat namun tidak terlalu panas"

Ku buka ponsel ku dan ku lihat sebentar di harga koin kripto.

Shiba inu, 0,0006 - > 0,009.

"Wow meningkat sebanyak 1400%" ucap ku

.

Selepas itu aku hanya bermain game online, sembari menunggu Saki datang membawakan teh hangat untuk ku.