webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

6.) Member Baru akan datang

Aku mulai merekam gerak gerik dari si tukang kebun.

"Hahahah Serizawa chan akhirnya aku mendapatkan dirimu, kita akan berseneng senang jadi berbahagia lah"

Selamat menikmati Serizawa chan, si tukang kebun mulai melepaskan kemeja Serizawa san dan mulai meraba dadanya yang hanya terbungkus bra.

"Oke sudah cukup" Aku menyimpan hp ku dan aku mulai melancarkan aksi heroik ku.

Kubuka jendela yang terkunci dengan paksat hingga kunciannya patah.

Derrrr

Suara jendela terbuka lebar dan aku mulai masuk kedalam ruangannya.

Si tukang kebun tampak panik karena aksinya untuk mencabuli Serizawa sudah ketahuan.

Dia segera mengambil pisau untuk menikam diriku.

"Eh berhenti jangan main kasar tuan bangsat, aku akan melaporkan dirimu jadi jangan bertindak gegabah itu hanya akan memberikan dirimu penahanan lebih lama"

"Masa bodoh anak muda aku akan membunuh mu agar aksi ku tidak terbongkar"

"Oh ngajak berantem ini jadinya ok sekarang majulah kalau begitu" Ucap ku memprovokasi

Dia berlari menuju badan ku sambil menodongkan pisaunya kearah ku.

Kutangkis pisau itu dari bawah agar aman dulu, lalu ku tangkap tangannya, lantas aku membanting nya dengan keras ke tembok.

Namun dia masih sadar dan mencoba ku lagi dengan tangan kosong.

"Heh dengan pisau saja kalah ini malah dengan tangan kosong" Ucap ku

Aku menghindarinya, lalu ku tinju dengan upperpunch kearah tepat di dagunya, lalu ku tendang dia keluar ruangan hingga pintunya jebol.

Suara yang keras membuat beberapa guru berdatangan ke lokasi, sebelum mereka sampai aku segera menutupi tubuh Serizawa dengan alamamater milik ku.

Kulihat si tukang kebun sudah pingsan dengan tulang rahang bawah patah mungkin.

"Haruka san apa yang terjadi disini apa kamu menghajar mr juntaro?" Tanya guru bahasa Inggris ku karena datang pertama.

"Tentu aku menghajar dia Sensei, dia akan memerkosa wanita ini untungnya aku berhasil menyelamatkan dia" Ucap ku.

"Siapa yang kamu maksud? "

"Dia itu dia yang tidur di sana"

"Serizawa san? Anak kelas 2 itu"

"Aku tidak kenal dia Sensei tapi jika kamu tidak percaya pada ku silahkan lihat rekaman ini"

Aku menyerahkan hp ku dan ku putar video rekaman tadi kepada Sensei.

Dan tenang Sensei aku sudah menelpon polisi untuk datang jadi jangan kawatir.

Para Sensei datang lagi dan menanyakan hal serupa dan ku jawab dengan hal serupa.

Perawat uks segera membawa Serizawa untuk segara di kirim ke rumah sakit agar tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan.

Kulihat juga di balik kerumunan ada lelaki yang naksir dengan Serizawa, aku tidak tau namanya jadi ku katakan saja dia Raiki.

Polisi sudah datang di sekolah dan satpam juga sudah bergerak ke lokasi ku.

Polisi segera meringkus si tukang kebun dan aku di bawake kantor polisi untuk memberikan keterangan sebagai saksi pertama.

Para guru segera membubarkan kerumuman karena para murid sedang berbisik bisik apa yang sedang terjadi.

"Kalian para murid segara kembali kerumah dan untuk Kegiatan klub hari ini ditiadakan" Teriak salah seorang guru Olahraga

Dan benar saja kegiatan klub pada hari itu tidak ada yang berjalan, para satpam membubarkan kegiatan klub secara paksa atas perintah kepala sekolah.

Siswa siswi yang tidak tau kejadiannya agak marah karena keputusan sepihak merugikan mereka.

"Huh kenapa harus berhenti pak, kita tidak melanggar aturan di sini" Tanya Daichi.

"Pokoknya kalian bubarlah dulu ini perintah langsung dari kepala sekolah, jika kalian tidak ingin klub kalian di tangguhkan maka laksanakan perintah ku, toh ini mungkin hanya sehari saja"

"Baik pak kami akan mengikuti aturannya" Balas Daichi

"Teman teman berkumpul segera"

"Ada apa Daichi san apa akan ada pertandingan sparring?" Tanya Hinata

"Tidak Hinata, aku akan mengumum kan bahwa hari ini semua kegiatan klub akan di tiadakan, aku belum tau pasti alasanya namun kuharap kita mematuhinya karena ini langsung dari kepala sekolah"

"Eh tapi aku masih ingin bermain" Ucap Hinata dan Kageyama

"Aku juga ingin sebenarnya, tapi ketimbang klub kita di tangguhkan maka lebih baik kita mengikutinya"

"Eh sampai sanksi ditangguhkan" Ucap Sugawara agak kaget.

Reaksi klub klub lain juga hampir sama, pengumuman dilakukan jam 3.45 dan sekolah sudah kosong dari siswa saat jam 4.15.

Para guru segera membuat rapat dadakan mengingat tindakan Haruka yang heroik namun mampu mencoreng nama Sekolah jika kabar tersebut tersebar hingga keluar.

"Tindakan anak itu benar tapi ada salahnya juga, kuharap semua guru akan tutup mulut dengan kejadian ini jangan sampai bocor ke mulut siswa" Ucap kepala sekolah.

"Aku tidak ingin sekolah kita di tandai dengan buruk di masyarakat karena tidak bisa menjaga muridnya, apalagi yang melaksakan tindakan asusia adalah staf dari sekolah"

Guru bahasa Inggris segera mengangakat tangan untuk mengatakan sesuatu.

"Aku disini sebagai saksi yang melihat kejadian kedua setelah Haruka, aku tidak ingin tindakan heroik nya malah membuat dirinya dalam masalah"

"Jika anda(kepala sekolah) malah mengancam Haruka aku tidak akan tinggal diam, karena dia menyelamatkan salah seorang siswi kesayangan ku" Ucapnya lagi.

"Benar Sensei kuharap Haruka tidak sampai mendapatkan penindasan karena aksinya, menang salah namun kita harus kembali ke fakta bahwa dia menyelamatkan Serizawa san yang kita ketahui dia adalah murid teladan dan sudah mewakili osn hingga tingkat nasional" Ucap guru yang lain.

"Aku tidak akan mengancam dirinya, aku hanya ingin berita ini tidak bocor hingga kemasyarakat luar, aku pun tau tindakanya benar apalagi dia berhadapan dengan pisau saat itu juga" Balas Kepala sekolah

Akhirnya rapat selesai dengan hasil akhir kepala sekolah, wakil sie kesiswaan dan wali kelas menjenguk Serizawa ke rumah sakit dimana dia di rawat.

Mereka akan bertanya bagaimana kronologinya siapa tau alasan tersebut mampu membuat si tukang kebun dapat di jerat lebih lama dalam penjara.

Di kantor polisi

Aku sudah menerangkan bagaimana kejadian berjalan, dan kutunjukan pula rekaman ku dan polisi meminta buktinya namun pasti nya videonya sempat aku potong dulu sampai si tukang kebun hanya membuka pakaian bukan sampai meremas dada Serizawa.

"Baiklah Haruka san laporan sudah kami terima, silahkan ada kembali dan kami mengucapkan terima kasih atas tindakan anda yang heroik namun untuk kedepanya lebih baik segera menghubungi kami, Kami tidak ingin anda sampai terluka karena tindakan anda sendiri"

"Baik pak, saya mengerti jadi sampai jumpa lagi"

Aku keluar dari Kantor polisi dan kulihat sebuah mobil sudah menunggu ku, yaitu mobil dari salah seorang guru, yaitu guru matematika di kelas ku.

Dia berniat mengantar ku kembali namun aku segera menolak ajakannya karena aku akan ke rumah sakit dimana Saki di rawat.

Si sensei malah jadinya mengantarakan ku ke rumah sakitnya dan aku tidak menolak juga.

"Haruka kun, kamu baik terima kasih atas tindakan mu karena menyelamatkan Serizawa dari orang cabul itu"

"Eh sensei kenal dengan Serizawa san juga? "

"Tentu saja aku mengenalnya mungkin semua guru juga mengenalnya"

"Alasanya?"

"Dia adalah perwakilan dari osn matematika sekolah kita, bahkan terakhir kali dia berhasil mendapat posisi ke 3 di osn tingkat nasional saat kelas 10"

"Wow pintar sekali dia rupanya" Jawab ku agak kaget.

"Katamu teman mu di rawat di rumah sakit.... Kan? "

"Benar Sensei tinggal lurus kedepan, rumah sakitnya ada di kanan jalan raya"

Setelah sampai Si sensei hendak menunggu ku karena mengira aku akan sebentar namun aku berkata tidak perlu karena urusan ku mungkin lama.

"Sensei pamit kalau begitu, jaga dirimu dan nikmati waktu libur mu Haruka kun" (Besok sabtu)

"Baik sensei, dan terima kasih atas tumpangannya"

"Tidak masalah, bye"

" Bye sensei"

Aku segera masuk kedalam rumah sakit dan memasuki kamar milik Saki san.

Saat aku masuk kamarnya sudah di beresi dan Saki sedang duduk di sofa.

"Saki san apa kamu sudah baik dan kenapa sudah di beresi kamar ini?" Tanya ku

"Oh Haruka kun, kata dokter keadaan ku sudah stabil jadi lebih baik aku segera pulang karena aku tidak ingin biaya semakin besar"

"Eh bicara apa kamu, masalah biaya kamu tidak perlu... " Sebelum aku selesai berkata Saki menyela

"Haruka kun, aku tidak ingin merepotkan lebih lagi jadi kuharap kamu paham"

"Oh baiklah kalau begitu, lalu dimana Tsukasa san?" Tanya ku

"Dia berkata akan membayar biaya admin akhir"

"Oh baiklah aku akan segera menyusulnya kalau begitu ayo kita kesana sama sama"

"Baiklah ayo"

Kami berjalan bersama dan kulihat Tsukasa hendak membayarkan tagihan akhir segara pula aku mengatakan berhenti.

Tsukasa menoleh ke sumber suara.

"Oh Haruka san kamu sudah ada di sini, kenapa kamu mengatakn untuk berhenti?"

"Tsukasa san biar aku yang membayarnya"

"Eh tidak apa apa biar aku saja kamu tidak perlu kawatir"

"Aku tidak ingin kehilangan wibawa ku Tsukasa san jadinku mohon biar aku yang melunasinya"

"Eh jika seperti itu baiklah silahkan kamu bayar tagihannya, semua sebanyak 125rb yen" Ucap Tsukasa san.

Aku segera mengeluarkan kartu rekening ku dan membayar tagiahnya.

Uang ku masih banyak 3 juta baru di gunakan beberapa saja.

Kami turun ke lantai parkir dan pulang menuju apartemen milik ku.

Aku sebelum nya bertanya apa dia mau menginap dulu di apartemen ku atau kembali kerumahnya duku, Saki berkata akan menginap dulu di apartemen milik ku.

Sesampainya area apartemen kami tidak lupa mengucapakan terima kasih kepada Tsukasa san, mungkin nanti aku akan mengajak Tsukasa dan Nasa keluar untuk Makan malam.

Pekerjaan dengan Nonaka Jumat dan sabtu libur jadi hari ini aku longgar.

Aku dan Saki berjalan ke lantai 3 dimana disitu apartemen ku berada, kubuka kan pintu apartemen ku, masalah membawa wanita ke apartemen tadi aku sudah bertanya pada Tsukasa dan dia memperbolehkannya.

Aku segera menyuruh Saki untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Apa kamu haus Saki san? Akan ku ambilkan Minum dulu"

"Terimakasih Haruka kun"

Aku berjalan ke dapur mencari minum namun di tempat ku hanya tersisa minuman air putih.

Aku jadi malu sendiri jika seperti ini, aku tidak mungkin menyuguh tamu hanya dengan air putih.

"Maaf Saki san, kurasa di tempat ku makanan sedang kosong jadi apa mungkin lebih baik kita makan di luar?" Tanya ku dulu.

"Apa kamu disini sendirian Haruka kun?"

"Tentu aku sendiri disini, apa ada yang salah dengan itu? " Tanyaku memastikan takut dia berpikir aneh anah mengenaiku.

"Kenapa Haruka kun kamu tinggal sendiri tadi di rumah sakit aku bertanya pada ada Tsukasa, dia berkata bahwa aku lebih baik bertanya sendiri padamu"

"Eh apa kamu yakin ingin mengetahui jawaban nya? Mungkin jawaban ku akan mengubah padangan mu mengenai aku Saki san" Ucap ku.

"Tidak mengapa Haruka kun lebih baik aku tau, aku tidak ingin menyinggung kamu jika ada kata kata yang keluar menyinggung masa lalu mu"

"Baik baik aku akan bercerita namun tunggu sebentar ya aku akan ke mini market dulu untuk membeli bebrapa jus dan sayur untuk makan malam nanti"

"Baiklah kalau bergitu Haruka kun"

Aku mengambil leptop Nasa san lalu aku turun kebawah menuju rumah Nasa dulu.

Sudah pasti Nasa belum pulang jadi aku menyerahkan leptop tersebut ke Tsukasa san, aku juga berkata apa mau besok malam untuk makan di resto bersama.

"Tentu kami mau Haruka kun, aku akan mengatakan itu pada Nasa nanti"

"Eh dan juga Tsukasa san aku ingin membayar kontrak apartemen ku selama 1 tahun kedepan"

"Baiklah kamu dapat mentransfer uang ke rekening ini atas nama Tsukasa, uangnya sebanyak 100rb yen jangan lupa ya"

"Baik Tsukasa san"

Aku segera mentransfer uang ke rekening Tsukasa aku memberinya 100rb yen pas dalam beberapa detik pengiriman telah berhasil.

Aku kembali berjalan menuju ke mini market terdekat, kulihat juga banyak orang masih berlalu lalang di trotoar jalan.

Jam saat itu masih jam 6.

Aku masuk ke Mini market dan ku ambil beberapa sayur dan daging ayam, serta bumbu bumbu lain.

Ku beli juga 2 botol jus jeruk 2 liter.

Cring..

"Tagihan anda sebanyak 7000 yen tuan mau cash atau via transfer?"

"Kartu saja"

"Baiklah silahkan menggesek kartu disini"

Aku menyerahkan kartu ku lalu aku disuruh memasukan pin sebagai tanda persetujuan pembayaran.

Struk kuterima bersamaan dengan barang belanjaan ku.

"Terima kasih dan Sampai jumpa tuan" Ucap sang kasir.

"Baik"

Aku berjalan keluar mini market dan tak lupa beli rokok dulu.

Kumasukan uang 500 yen ke mesin rokok.

Kupilih rokok yang sama terakhir kali dan aku menyimpannya dulu karena Saki sudah menunggu ku di Apartemen.

5 menit berjalan pulang.

Sesampainya di apartemen aku segera masuk kedalam, dengan membawa belanjaan kukihat Saki sudah tertidur di Sofa.

"Huh Saki san mari minun jus ini dulu aku akan memasak sebentar lalu kita bisa makan malam"

"Eh Haruka kun sudah datang maaf aku ketiduran tadi"

"Tidak apa kamu pasti masih merasa lelah tapi tahan dulu biar kita makan dulu baru kamu bisa beristirahat"

"Baik Haruka kun"

.

.

.

Makan malam sudah tersedia dan disitu juga aku mulai menceritakan masa lalu ku yang kelam.

"Aku pada waktu itu tidak pedulian bahkan saat itu juga ada siswa yang ku buli bunuh diri sikapku malah tak acuh"

.

.

"Aku diusir dari keluarga ku"

.

.

.

.

"Aku berhasil lulus smp namun nilai ku di jadian rata rata oleh semua guru karena tindakan ku yang mempermalukan sekolah"

.

.

.

.

"Alhasil aku berada di sini dengan sisa uang dari orang tua ku"

"Haruka kun, Kalau boleh aku tau siapa nama keluarga mu? " Tanya Saki.

"Mereka adalah Shinomiya, jika kamu tau itu adalah keluarga kaya raya yang hampir memegang seluruh ekonomi di japang, namun untuk orang tua ku mereka hanya keluarga cabang, tapi percayalah kekayaan mereka banyak hingga 7 turunan mungkin tidak habis, tapi sayangnya aku dicoret dari ahli waris nya huhuhu" Ucap ku pura pura sedih di akhir.

"Jadi Saki san apa pandangan mu berubah tentang masa lalu ku yang bisa di anggap bajingan itu, jika kamu tidak bisa menerima aku pahami itu namun jangan kamu paksakan jika kamu tidak bisa"

"Tentu saja aku akan berkata kamu bajingan busuk Haruka kun tapi aku tidak mungkin menyalahkan orang yang ingin mengubah hidupnya, kamu membantu hidup ku Haruka kun, jadi aku akan menerima mu apa adanya, disaat aku berada di titik terendah dalam hidup kamu datang untuk menyelamatkan aku"

"Baguslah jika kamu berfikir seperti itu, sekarang sudah jam 8 malam jika kamu mau istirahat silahkan saja kamu bisa istirahat di kamar tidur ku, disana"

"Baik Haruka kun, tapi kamu bukannya mau istirahat juga?"

"Tenang saja aku akan istirahat nanti tapi aku kali ini ingin ke luar dulu"

"Ngapain keluar? "

"Merokok"

"Huh kamu sudah merokok Haruka kun? "

Aduh aku punya firasat buruk akan terjadi pada rokok ku lagi ini.

"Eh bukan bukan kamu salah dengar maksud ku mencari angin"

"Jangan berkata bohong Haruka kun, mana serahkan rokok mu padaku"

"Aiyayayay" Terjadi lah hal terburuk

Aku mengambil rokok ku dari kantong jaket.

Saki segera mengambilnya dan menghancurkannya.

"Maaf Haruka kun, aku disuruh oleh Tsukasa san memantau kamu jika kamu merokok, dan menghancurkan rokok mu jika ketahuan"

"Sial si Tsukasa san itu" Pikir ku.

"Huffft baiklah baiklah aku mengaku aku salah maaf aku ingkar janji pada Tsukasa san"

"Apa kamu punya rokok lain Haruka kun?" Tanya nya lagi memastikan.

"Tidak punya lagi itu masih baru dan masih segel sebenarnya" Ucap ku dengan agak meringis.

"Baguslah, ingatlah Haruka kun jangan merokok dulu ketika belum cukup umur"

"Baik baik Saki ku yang baik hati" Ucap ku tanpa sadar

"Dia berkata Saki ku? Apa aku tidak salah dengar tadi" Pikir Saki

"Eh eh aku keluar dulu kalau begitu" mencoba kabur agar aku tidak malu dengan kata kata ku tadi.

Di balkon kulihat hp ku dan kubuka line grub voli, kulihat diskusi terjadi mengenai sore tadi masih belum berakhir.

"Kudengar dengar tadi ada seorang yang ingin di perkosa apa itu benar" Tanya Sugawara

"Benar lah kata Sugawara san tadi sepertinya kita di bubarkan akibat ada peristiwa yang tidak senonoh dari tukang kebun di sekolah kita, aku dengar itu dari teman ku sekelas Raiki" Ucap Ennoshita

"Tambahan, korbanya adalah Serizawa san dari kelas ku juga" Ucap Ennoshita

"Jadi apa dia baik baik saja Ennoshita san? " Tanya Daichi.

"Dia baik baik saja untungnya, ada salah seorang siswa yang melindunginya namun Raiki tidak tau namanya" Balas Ennoshita.

"Eh tidak tau namanya? Bisa kamu jelaskan cirinya"

"Dia berkata dia anak laki laki yang agak lumayan gemuk dengan tinggi sedang dan wajahnya agak tampan mungkin"

"Wah jika seperti itu masih terlalu umum untuk kita ketahui siapa orangnya"

"Heloo semua maaf baru on sekarang dan maaf tadi tidak ikut latihan" Ketik ku

"Oh Haruka, tidak apa lagi pula tadi kita hanya berlatih sebentar jadi kamu tidak perlu khawatir ketinggian latihan" Ucap Tanaka.

"Kudengar dari Hinata kamu tadi izin untuk menjenguk Saki menangnya dia sakit apa Haruka?" Tanya Nishinoya

"Dia cuma kelelahan saja namun sekarang sudah pulang kerumah, sekarang dia ada di apartemen ku ini"

" Wanjir kok bisa disitu " Tanya Kageyama tiba tiba

"Sulit kujelaskan mungkin ini masalah pribadi jadi maaf aku tidak bisa mengatakannya"

"Oh tidak apa Haruka, jika memang tidak bisa diceritakan tidak apa" Ucap Daichi.

"Eh mana bisa seperti itu dia bersama wanita loh di satu apartemen loh" Ucap Tanaka.

"Jangan berfikir negatif mungkin Haruka punya alasan tepat" Ketik Hinata yang muncul di grub.

Obrolan terus belanjut hingga pukul 10 malam.

"Haruka jika kamu tidak repot besok pagi mari kita joging jam 6 pagi, titik kumpul ada di sekolah, kamu boleh juga mengajak Saki jika kondisinya sudah pulih, dan tenang saja sensi akan memandu kita jadi dia akan membawa mobil untuk membawa makan siang dan perlengkapan lain"

"Tentu aku akan datang Daichi san"

Obrolan berakhir..

Aku masuk kembali ke apartemen, kulihat lampu masih menyala di kamar ku, kuberanikan diri masuk.

Kulihat dia sudah memejamkan mata.

"Saki apa kamu belum tidur?"

Tidak ada jawaban mungkin dia sudah tidur

Aku menarik selimut lalu dengan kerennya ku kecup keningnya

"Eh eh Haruka kun mencium keningku? " Pikir Saki karena dia belum sepenuhnya tidur, mukanya langsung memerah.

"Eh langsung berbalik? Apa dia masih sadar? Gawat kalau begitu" Ucapku tanpa sadar

Aku segera keluar kamar

.

.

,

.

.

.