webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

48. Namanya Juga Anak

Pertama aku memikirkan drama karena sejujurnya aku bosan dengan sinetron yang sampai beribu episode, menunggu ada konflik lalu diselesaikan bukannya selesai eh muncul konflik lagi.

Aku bukan berkata ini buruk namun aku pribadi kurang menyukainya.

Dari situ aku cobalah bereksperimen, mencari novel namun yang setipis buku komik, maksud ku di sini adalah cari cerita yang mana hanya menyangkut satu konflik lalu ceritanya usai.

Ku pikir ini susah mengingat sinetron sudah mendarah daging di penonton Tiongkok.

1 tahun waktu ku untuk meyakinkan pak direktur Penyiaran CCTV dulu.

Itu waktu yang lama karena aslinya memang drama itu di awal tak punya tempat.

.

Mulailah aku agak meredup di sini.

Ku lupakan drama dan ku coba fokus dulu membangun karir lewat acara TITS, aku jadi host waktu itu.

1 tahun kurang acara itu berjalan dan aku pun bisa meyakinkan pak direktur atas gagasan ku tentang drama.

.

Drama ku pun di buat, namun permasalahan baru muncul.

Pemangkasan dana shooting.

Hal ini terjadi karena perusahaan ambil aman, rugi tak mau banyak jika berhasil itu menguntungkan.

.

Drama pertama ku bukan satu tapi tiga langsung, alasan tiga adalah karena waktu itu harus ada acara yang menutupi jam tayang acara TIITS yang sudah berhenti.

.

Ini susah sangat susah namun aku percaya dengan kemampuan ku.

Alhasil drama buatan ku ketika tayang ratingnya langsung menembus 20%, itu sangat tinggi untuk tayangan yang baru debut.

Dari situlah kepercayaan diriku muncul, jikalau drama debut itu gagal ku yakin aku tak mungkin ada di sini sekarang karena karir di pertaruhankan di situ.

.

Kembali ke pertanyaan.

Bagaimana cara ku mengubah kebiasaan sinetron menjadi drama.

Dengan berani berbuat dan ciptakan ide baru atau kreasikan ide lama menjadi karya yang lebih baru.

Jujur aku ini orang yang sembrono, namun beginilah harusnya orang bertindak, jika mau berkembang maka lampaui batas mu, aku tak menyarankan kalian sama seperti ku, namun setidaknya contoh sikap ku yang berani mengajukan gagasan.

.

Pertanyaan kedua dari pihak perempuan.

"Perkenalkan nama saya Xi Xian, saya dari prodi ekonomi fakultas ekonomi, saya ingin bertanya mengenai dampak yang di timbulkan dari demam drama yang sekarang, apa itu juga termasuk tanggung jawab anda, contoh terbarunya adalah banyak laki laki sad boy"

Aku tertawa dengan pertanyaan itu, sebab ini pertanyaan yang menghibur.

"Demam drama itu hampir sama dengan demam sinetron ketika sinetronnya hendak mencapai konflik, mulut ke mulut selalu membicarakan tokohnya, atau banyak orang yang berperilaku seperti tokoh idolanya, itu bukan tanggung jawab ku jika ada banyak Sad Boy di luar sana, aku membuat drama memang bertujuan memainkan hati penonton, sebab disitulah keseruan drama berasal, toh dampak demam drama tak selalu buruk, contoh banyak umkm yang membuat aksesoris yang sama yang di pakai oleh para tokoh, jadi demam drama itu sebenarnya bukan masalah besar dan bahkan malah bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar"

.

.

Pertanyaan ketiga dari pihak laki laki.

"Menurut anda jika ingin sukses itu harus punya banyak pengalaman dan belajar?"

Jawaban asli dariku harusnya hiduplah untuk kedua kalinya dengan membawa ingatan masa di kehidupan pertama.

Tentu aku tak akan bilang begitu.

Pertanyaan mu bagus adik, jika ingin sukses harus perbanyak pengalaman atau perbanyak belajar? Atau bisa di bilang belajar ke tingkat tertinggi contohnya universitas.

Pertama tama biar saya tunjukkan dulu apa itu sukses menurut pandangan saya.

Pertama, sukses itu bukan hanya sekadar banyak uang, bukan sekadar punya jabatan tinggi, ataupun punya aset berharga.

Kedua sukses itu tiap orang berbeda beda, contohnya diriku.

Aku merasa sukses karena drama buatan ku disukai banyak penonton, lalu ada dokter yang merasa sukses setelah dia berhasil menyelamatkan banyak nyawa di ruang operasi.

Jika semisal posisi ku dan dokter itu di balik apa mungkin cerita sukses kami sama? Tentu tidak bukan sebab itu bukan Passion masing masing.

Sukses itu berkaitan erat dengan apa yang kita inginkan, bukan orang lain inginkan, contoh buruk saja.

Semisal aku masuk universitas Beijing jurusan hukum, orang tua ku merasa berhasil karena punya anak pandai dan masuk ke prodi itu, namun dalam hati ku aku hanya menurut apa kata orang tua ku, padahal Passion ku bukan di situ.

Menurut kalian apa aku merasa sukses?

(Tidak)

Tepat sekali, tapi perlu di ingat membahagiakan orang tua itu tetap penting, jadi jangan nanti setelah seminar kalian pulang ke rumah lalu marah ke ayah ibu untuk pindah jurusan, itu tak baik.

Saya akan mengatakan begini, sukses itu bukan satu hal, ciptakanlah tujuan kesuksesan itu lebih dari satu, seribu target contohnya.

Sukses itu menurutku seperti impian.

Impian perlu di raih dengan usaha, meraih impian tak ada yang instan, jadi kembali ke pertanyaan dulu.

Ingin sukses perbanyak pengalaman atau belajar.

Jawabannya tergantung, jika kamu ingin sukses di dunia maka perbanyaklah pengalaman berniaga, lalu jika ingin sukses di bidang lain, contohnya sukses sebagai pengajar yang handal, maka perbanyaklah ilmu dengan belajar.

.

Pertanyaan ke empat dari laki laki lagi.

"Perkenalkan nama saya Hu Hainan, saya dari prodi ilmu kedokteran fakultas kedokteran, Ini masih berkaitan dengan kesuksesan kak, saya mau tanya jikalau semisal dokter punya tujuan agar kaya dengan jadi dokter apa itu hal yang baik?"

"Baik dik Hainan akan saya jawab"

Ingin kaya dengan jadi dokter apa itu hal baik?

Tentu saja baik sebab tak ada statemen yang bilang dokter kaya itu buruk, saya punya kawan di rumah sakit Beijing sana, dia dokter kandungan, aku pernah bertanya padanya, jadi dokter itu apa punya bawa uang?

Dia menjawab "tergantung", di situ saya bingung lah kok tergantung, apa yang menjadi pertimbangan kalau begitu.

Dokter tadi melanjutkan omongannya, jika dokter punya banyak ilmu dan pengalaman maka uang akan datang dengan cepat, kepercayaan pelanggannya adalah kunci utama dokter bisa punya banyak uang, saya bilang punya banyak uang bukan kaya loh ya.

.

.

Pertanyaan ke 5 dari perempuan.

"Bagaimana cara kita menyikapi persaingan kerja ketika telah memasuki dunia kerja?"

"Itu pertanyaan yang bagus lagi, aku suka mahasiswa di sini"

Cara menghadapi persaingan kerja, aku mengatakan ini agar siklus senior dan junior di hilangkan di masa depan, jadi cara menyikapinya sebenarnya simpel menurut ku.

"Jangan saling menjatuhkan"

Jujur saja di tempat ku kerja dulu saling menjatuhkan satu sama lain untuk mengamankan posisi, contohnya diriku yang di targetkan oleh senior ku karena kinerja ku yang lebih baik darinya, akhirnya dia punya mencari kelemahan ku.

Dia menemukannya dan berbuat buruk.

Melaporkan ke HRD dengan alasan persyaratan awal ku tak cocok masuk ke bagian yang ku tempati waktu itu, pernah ricuh dan karena aku masih menjalankan drama waktu itu, aku pun mendapatkan perlindungan dari atasan ku.

Aku yang merasa jengkel pun akhirnya menjatuhkan balik.

Sejujurnya itu bukan perbuatan terpuji dan baik, aku khilaf setelah melakukannya, intinya melindungi diri itu penting dengan relasi, namun yang lebih penting jangan menjatuhkan yang lain, solusi untuk hal ini menurut ku adalah temanilah rekan kerja dengan rukun.

Tunjukan ketulusan mu dan kemungkinan teman mu akan membalas ketulusan mu dengan baik walaupun nilainya kurang dari 50% semisal, tapi itu lebih baik daripada diam saja lalu dijatuhkan karena iri dengki.

.

Pertanyaan lanjut sampai 10.

Pertanyaannya berbobot semua dan berkaitan dengan diriku.

.

10 mahasiswa yang bertanya tadi ku suruh naik ke panggung.

Ku beri bingkisan berisi aksesoris dari drama Doctor, seperti gantungan kunci, kaos, pin, dan buku jurnal.

Tak seberapa namun itulah cara ku mengapresiasi mereka yang berani bertanya.

Selanjutnya aku di beri kenang kenangan berupa piala kehadiran, karena aku telah menyempatkan hadir di semiar ini sebagai bintang tamu.

.

.

Seminar usai dan aku langsung pamit ke Profesor dan pemimpin acara (Qinqin)

"Penampilan mu keren Kakak Yu Hajin" Qinqin bersikap formal

"Terima kasih Dik Qinqin" Balas ku secara formal juga

.

.

Kembali mengurus drama.

Mengurus drama di sini artinya aku sedang berdiskusi dengan penulis naskah yang ku tunjuk untuk drama ku berikutnya ini

"Pak, tolong di cek pekerjaan saya hari ini apa ada yang perlu di revisi?"

Ku cek 10 lembar naskah itu..

Drama Man In August menceritakan tokoh dari umur ke umur, dari usia 4 tahun ketika ayahnya masih hidup, lalu 5 tahun ketika ayahnya meninggal, lanjut ke 10 tahun ketika merasakan susahnya hidup dan perundungan ketika di sekolah dasar, usia 13 tahun ketika ibunya meninggal, usia 18 tahun ketika bekerja keras, usia 25 ketika mendapatkan hasil dan merasa di permainkan oleh takdir, usia 29-30 ketika kembali di pertemukan oleh wanita idamannya.

Ini panjang namun sebisa mungkin harus aku singkat jadi 24 eps!

Awalnya penulis naskah ku bilang ini mustahil dan perlu ada usia yang perlu di hilangkan dalam cerita, aku tak setuju awalannya namun demi mendapatkan konflik utama di eps 4 aku pun melakukannya, yang di hilangkan adalah di usia 11-12 tahun, yaitu kesusahan ketika tokoh utama lulus sekolah dasar dan melaju ke sekolah menengah pertama.

.

"Ini sudah bagus, tapi gunakanlah sedikit komedi lagi di percakapannya"

"Seperti bagaimana?"

"Ya candaan di masyarakat, namun bukan istilah, candan ringan yang garing saja"

"Hah?" Penulis tak paham

"Contohnya begini, apa kamu tau kenapa bumi itu bulat? Si wanita menjawab tidak tau, lalu di balas dengan, karena tidak datar, maksud ku di sini itu candaan garing yang tidak lucu sama sekali"

"Oh aku paham, tapi candaan mu tadi memang garing dan gak nyambung sih pak"

"Ya kan hanya contoh"

"Oke oke"

.

.

Jam 6 sore pulang.

Di rumah.

Yuan Yuan langsung datang padaku, memeluk paha ku.

"Biarkan Baba mu ganti pakaian dulu Yuan Yuan, dia bau" Wanqiu jalan di belakangnya

"Ada apa ini?" Aku tanya sebab ada udang di balik batu rasanya

"Baba, sebelum baba sibuk ayo jalan jalan lagi"

Yuan Yuan mungkin sudah tau cerita dari Wanqiu, jika aku akan mulai sibuk bulan depan, jadi habiskan waktu sebelum sibuk adalah pilihan terbaik.

"Jalan jalan kemana lagi, bukannya baru kemarin dari pasar malam"

"Ke pantai!" Yuan Yuan meminta

"Sepertinya tidak bisa Yuan Yuan, Baba belum punya cuti tahunan, jika pergi ke pantai Baba bisa kena marah dari pimpinan perusahaan"

"Apa sehari tak cukup sayang?" Wanqiu tanya sebab dia merasa bersalah menceritakan pada Yuan Yuan tentang indahnya laut tadi, jika taunya Hajin tak bisa pergi dia tak akan menceritakannya agar Yuan Yuan tak kepingin pergi

"Beijing jauh dari laut, yang paling dekat saja memakan waktu 5 jam perjalanan jika naik mobil, itu tak mungkin di lakukan walaupun aku libur sekalipun, daripada ke laut bagaimana jika kita ke museum-museum kota saja?"

"Gak mau, maunya ke laut, pantai dengan pasir!" Yuan Yuan

"Yuan Yuan, ganti saja ya, ke pantainya tahun baru saja" Wanqiu

"Tidak mau, ke laut!"

"Bagaimana ini suami?" Wanqiu bingung

"Ajak saja Hanqi dan lainnya, mereka masih libur juga"

"Kamu tak ikut?"

"Jika aku bisa pasti aku tak akan beralasan, turuti saja Yuan Yuan itu, kamu juga jarang liburan selama 5 bulan kedepan, anggap ini pertukarannya"

"Kamu yakin?"

"Yakin saja"

.

Wanqiu pun mencoba mengajak 6 adik pergi ke pantai.

"Maaf kakak ipar, aku tak bisa, event universitas masih jalan aku sebagai ketua acara tak bisa pergi sekarang" Qinqin

"Aku juga tak bisa pergi, bos tempat ku kerja tak memperbolehkan absen kecuali hari libur, ini musim panas soalnya" Hanqi

"Sama" Wenqi dan Ping ping

Tinggal Jinqi dan Lushi.

"Aku tak bisa kak kalau minggu ini, aku ikut kepanitiaan festival universitas" Jinqi

Hanya tinggal Lushi seorang.

"Aku longgar, namun jika Kuan dan Jinping ikut pasti kesusahan" Lushi

"Untuk Qinqin dan Jinqi aku tolerir, namun untuk Hanqi, Wenqi dan ping ping tidak, kalian bertiga bilang ke bos kalian, kalian izin karena ini penentuan kalian bertiga masih di anggap keluarga atau tidak" Wanqiu marah

"Lah" X3

"Jangan Lah lah, mau atau tidak, jika tidak aku akan mengusir kalian dari rumah ini"

Mereka bertiga kegat.

"Kami bisa kak!" Ketiganya langsung setuju

"Nah bilang dari tadi tak usah alasan kan enak di dengar, kita berangkat besok pagi, jadi kalian segera buat izin ke bos kalian"

Wanqiu semena mena, tapi ia punya hak sebab dia ratu di rumah ini.

.

Jam 8 malam.

Ketiganya pergi untuk mengantarkan izin tak masuk kerja besok dan lusa.

Di ruang tamu.

Qinqin dan Jinqi sedang belajar.

"Bisa ikut semua?" Aku tanya sebab aku tak yakin kedua adik ini bisa ikut, sebab mereka panitia festival universitas

"Aku dan Jinqi tidak bisa kak, kami jadi panitia festival"

"Sudah ku duga, jadi 4 lainnya bisa"

"Mereka bisa, lagian kenapa coba mendadak sih kak, apa tak bisa di undur 5 hari lagi" Qinqin menawar sebab sejujurnya dia ingin ikut

"Yuan Yuan inginnya sekarang, aku tak bisa sebabnya jadi ku suruh Wanqiu mengajak kalian, kalian tau juga kan mulai September awal aku akan sibuk lagi dengan projek drama yang akan ku urus"

"Tapi apa Yuan Yuan tak sedih jika ayahnya tak ikut?" Jinqi tanya

"Dia hanya peduli ibunya ikut, ayahnya tak termasuk"

Mereka berdua berpikir dan itu memang kebenaran.

Walaupun Yuan Yuan suka di manja ayahnya ketika di rumah, namun ketika di luar ibunya adalah pelindungnya.

.