webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

130.) Jadi Satu

Jam 3 sore, aku pergi ke sekolah untuk latihan voli, katanya sehabis latihan mau makan makan juga, jadi gas skuy saja.

Saki dan Rin chan ikut, mereka kata ingin hiburan daripada nganggur di rumah, dengan mobil civic, ku kemudikan hingga ke parkiran sekolah.

.

Di gedung olahraga.

ku suruh Saki dan adiknya duduk dulu, sementara aku ganti baju.

"Permisi" ucap ku saat masuk ruang ganti

"Oi" balas yang di dalam seperti Hinata Tanaka dan Nishinoya

Sambil berganti pakaian ku dengar percakapan anggota lain.

"Aku berhasil memacari Serizawa cuy!" teriak Raiki

"Ngeri, kenapa aku masih jomblo!" teriak Kinnoshita

"Tenang, aku juga jomblo" ucap Asahi

"Kamu jomblo sebab kelihatan om om Asahi san" kata Nishinoya

Asahi langsung kehilangan bagaimana cara hidup.

"Kamu jangan terlalu bangga oi, mentang mentang sudah jadi pacarnya Kiyoko san" kata Kinnoshita

"Ya gimana ya, kan aku ganteng secara tampang, tinggi secara postur dan imut, jadi wajar jika pacaran dengannya dan itu patut di banggakan" balas Nishinoya

"Ilih kintil mu yang imut saja bangga" balas ku

Semuanya tertawa

"Woh ngajak berantem kamu Haruka, Tanaka maju sekarang aku support kamu!" teriak Nishinoya

"Maaf aku di tim Haruka saja" balas Tanaka

"Kamu menghianati ku?" tanya Nishinoya lebay, mencoba menghindari masalah dengan ku

"Tidak, tapi beneran kintil mu imut jika 10 cm, hahahaha" tawa Tanaka

"Hari ini klub base ball latihan?" tanya ku

"Tidak, hanya klub voli putra dan putri saja memangnya kenapa" balas Daichi

"Tadi ku lihat, Nanao senpai datang, ia kan dari klub baseball jadi ku kira base ball latihan"

"Oh si Nanao, Michimiya (Cewek yang naksir Daichi) kata ia baru bergabung dengan klub voli putri lalu ada satu lagi tapi aku lupa namanya, keduanya tinggi, dengan Hiyori mungkin sama" balas Daichi

"Montok?" tanya Ennoshita

"Entahlah, kita lihat saja nanti"

.

Di gedung olahraga.

Kami di kumpulan setelah pemanasan sebentar, anggota klub sesekali melirik anggota baru di voli putri.

"Gile jumbo cuk" bisik Tanaka saat melihat punyanya Nanao san

"Shut jangan keras keras Tanaka" balas Nishinoya

"Kalian fokus ke depan dulu, Takeda sensei mau membicarakan sesuatu" ucap Diachi agak marah

"Baik Daichi san!"

.

Ukai sensei ~

Sebelumnya Miyagi adalah unggulan ke 8 di Prefektur Miyagi, tidak tinggi maupun tidak rendah.

Namun semenjak anak kelas satu masuk, mereka memberikan warna, serta mampu mengeluarkan potensi dari anggota lama, ingatlah saat dulu melawan Seijo (Aoba johsai), kalian berpikir tentang klub mereka kuat dan agak minder berhadapan dengan mereka bukan, apalagi Hinata yang sampai grogi berlebihan.

Tapi itu semua mampu kalian lewati dengan baik, saat penyisihan festival musim semi, pun kalian mampu membuktikan diri menjadi yang pertama, bahkan mendapatkan julukan serangan terbaik setelahnya.

Sekarang tugas kalian untuk pergi ke inter high akan lebih berat terutama counter untuk Haruka dan Hinata, teruslah berlatih agar kita bisa mempertahankan juara kita.

.

"Baik sensei!" balas kami

.

Karena hanya latihan ringan aku ya bermain saja dengan Rin chan dan Saki, sensei pun memperolehkan, sebab tim juga sudah cukup.

.

Hiyori datang menghampiri kami.

"Mai chan kamu tinggal?" tanya ku

"Tentu saja, masa ku bawa siapa yang ngurus nanti"

"Hiyori nee" ucap Rin chan

"Halo sayang, sudah tidak takut pada ku ya" balas Hiyori

"Tidak, kakak baik soalnya"

"Aw aw enak juga di puji anak kecil hehe" ucap Hiyori

.

Di SMA Shiratorizawa, mereka saat ini sedang latihan keras, meraka tak ingin tiket nasional inter high direbut kembali oleh Karasuno.

Pelatih mereka lebih memfokuskan latihan di receive, Block, dan Servis, pelatih ingin membuat strategi anti Haruka, karena jujur saja saat ini ialah spiker terbaik nomor 1 di Jepang, dengan servis kerasnya akan amat mudah membuat poin beruntun, begitu pula dengan spike ataupun quick hit nya.

Bukan hanya Shiratorizawa, Aoba johsai, Dateko, Ookami, Minami dan lainnya pun harus memutar otak agar saat bertemu dengan Karasuno nanti punya strategi yang tepat dan persiapan yang matang.

.

Jam 5 latihan usai, ku suruh Saki dan Rin chan pulang duluan, aku mau makan makan dengan yang lain sebabnya.

.

Di restoran yakiniku.

"Sensei ada penawaran untuk kalian" ucap Takeda sensei

"Apa itu sensei?" tanya Daichi

"Kita di undang oleh asosiasi sekitaran Prefektur untuk ikut pelatihan musim panas, tepatnya nanti akan di adakan di sekolah Fukurodani, tanggal 20 - 26 Agustus, jika kalian mau sensei akan bilang pada mereka kita akan bergabung"

"Gabung sensei!" teriak mereka cepat kecuali diriku

"Kamu tidak bisa Haruka?" tanya Ukai sensei

"Tidak bisa sensei, saat itu aku masih dalam fase liburan keluarga sebabnya" balas ku

"Oh, ya sudah"

.

Jam 7 malam kami pulang, perut kenyang hati pun senang.

Ku bonceng Tanaka lagi, namun kali ini aku yang memboncengkan Tanaka.

.

Jam 7.15 sampai di depan rumah.

"Terima kasih" ucap ku

"Yoi, bye" balas Tanaka

.

Tanggal 12 Agustus, memulai persiapan pernikahan mulai dari cek cek rias, katering, tempat penginapan.

.

Tanggal 13 Agustus, menginap di rumahnya ibuku karena di suruh, ibunya Saki dan Rin chan ikut, dengan membawa perlengkapan pernikahan yang ada, seperti pernak pernik dan Kimono

.

Tanggal 14 Agustus, Pukul 6 Pagi berangkat ke Tokyo menggunakan jet pribadi milik ayah ku.

Di pesawat.

"Kamu gugup sayang?" tanya Ibu pada Rin chan

"Hum humm" Rin chan mengangguk

Note : orang tua kandung Rin chan meninggal karena kecelakaan pesawat.

"Tenang Rinko nee, pesawat milik ayah ini, aman dan nyaman, jadi jangan takut" kata Mai chan

.

"Kamu grogi Haruka?" tanya ibu padaku

"Yah lumayan, aku tak menyangka pernikahan asli yang akan di lihat banyak orang akan menyebabkan grogi seperti ini" balas ku

"Jangan grogi, jadilah jantan" saran ayah

"Ya mana mungkin aku tidak grogi, lagian kenapa kalian duduk di samping ku, biarkan aku duduk dengan Saki saja" balas ku

"Aturan 1 hari sebelum pernikahan, dilarang menyentuh atau berbicara dengan pengantin sampai ia berucap janji suci" kata Ayah ku

"Aturan dari mana itu, aku tidak pernah dengar"

"Aturan dari keluarga kita, yang punya filosofi makin jarang ketemu makin kangen rasanya" jawab ibu

"Kheeee" gerutu ku

"Jangan khawatir Saki chan, jangan cemas ini hanya resepsi" kata ibunya

"Aku paham ibu" balas

.

Sampai di bandara Tokyo, kami langsung di sambut oleh penjemput dari Resort Totsuki, dengan mobil mewahnya tentunya.

.

Sampai di resort.

Ku lihat murid murid Totsuki sedang berjalan keluar hotel utama dengan membawa tas ataupun koper, sepertinya mereka sehabis upacara pembukaan.

Karena tidak ada teman ku di situ, ya jadinya lanjut saja menuju ke kamar kami, aku sekamar dengan Ayah dan Ibu, sekarang punya filosofi lagi katanya waktu terkahir melepas hubungan anak dan orang tua, aku nurut nurut saja, lagian sejak kecil jarang tidur bersama mereka, siapa tau dapat pelukan dari ibu hehe.

Sesi makan siang, aku di suruh makan di kamar lainnya di kantin hotel, begitu pula saat makan malam.

"Huh nasib nasib" ucap ku makan sendiri sambil nonton televisi

.

Jam 9 malam.

Waktunya tidur, bodo amat ku peluk ibuku seperti bantal karena kesal, untungnya ayah tidak protes.

"Mantap baunya ibu ternyata bikin nyaman" pikir ku saat mencium bau di dekat dada ibu ku

"Hey jadi anak jangan mesum mesum Haruka" ucap ibu

"Tidak mesumlah, ini bentuk rasa kangen karena jarang tidur bersama"

Note : Mai tidur dengan Hiyori

"Kamu peluk ayah pun boleh" kata Ayah

"Up, ayah terlihat besar untuk ku peluk" balas ku

"Hileh, bilang saja mau peluk yang empuk empuk" balas Ayah lagi

"Bairkan, aku mau pisah dengan kalian loh" komentar ku

"Yeh nih anak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan" ucap Ayah

"Tidak apa sayang, lagian Haruka pun juga jago memeluk kok" ucap ibu

"Hey hey sayang, jangan bikin aku cemburu ok" kata ayah

"Tidak bikin cemburu, tapi ini beneran" balas ibu

"Haruka pindah tempat" ucap Ayah

"Katanya aku harus selalu di jaga, jadi ayah tetap di kanan" balas ku

"Hmmmmm."

.

Note : para tamu rata rata datang jam 6 petang tadi, namun pengantinnya di larang menyambut dulu sampai resepsi, namun jika ada yang ingin bertemu dengan ku atau Saki masih di perbolehkan.

Di kamar 306, kamar yang jadi tempat kumpul 4 gemblung.

"Gile coy makanannya seperti bintang lima" kata Tadakuni

"Ini memang hotel bintang lima dul" balas Yoshi

"Wah wah, si junior ngelunjak pada senior" ucap Yoshitake

"Sejak kapan kita punya senior junior? Grup 3 gemblung saja di mulai 1 minggu sebelum Yoshi bergabung" kata Hidenori

"Sejak kemarinlah" balas Yoshitake

"Wah aku tidak terima sistem itu, tapi aku setuju soal menghukum Yoshi" balas Tadakuni

"Gasin aja kalau begitu" ucap Hidenori

"Oi oi kalian itu di kamar ku, jadi jangan bertindak anarkis" kata Yoshi membela diri

"Tenang, ini pasti akan terasa nikmat" balas Tadakuni dengan tangan yang siap siap meremas sesuatu

"Tidak!!!" Yoshi kabur keluar kamar

.

15 Agustus, hari resepsi dimana aku dan Saki akan melewati sesi penyempurnaan dari pernikahan kami yang dulunya hanya sebatas catatan sipil.

Jam 6 pagi aku, Saki dan keluarga kami mulai merias diri bersama dengan tata rias pro yang telah ku sewa.

"Anda sungguh tampan Shinomiya san, sungguh beruntung istri anda mendapatkan anda" kata penata rias ku saat merias wajah ku

"Anda bisa saja" balas ku

"Beneran, dari semua orang yang pernah saya rias mungkin anda orang yang paling tampan"

"Terima kasih atas pujiannya" balas ku

.

Merias sudah selesai, sekarang tinggal mengganti pakaian.

Ku lihat diriku di cermin memang aku ini tampan, bersyukur gen orang tua ku turun kepadaku.

"Oke silahkan putar badannya" ucap penata rias

Aku memutar badan, penata rias membenarkan Kimono bagian depan.

"Oke sudah bagus, apa ada dirasa yang kurang nyaman?" tanyanya

"Sudah nyaman" balas ku

Di kamar Rias keluarga Saki, ada kekek neneknya, Ibunya, Rin chan dan Saki tentunya.

Semuanya sudah selesai merias kecuali Saki, Rin chan sungguh terkagum kagum dengan penambilan kakaknya ini, mulai dari pakaiannya yang berkilau, rambutnya, sanggulnya, wajahnya, kukunya, hampir semua bagian tampak indah bagi Rin chan.

.

10 menit berselang, riasan Saki telah selesai.

"Kamu tampak sangat cantik sayang" ucap ibunya

"Hehe terima kasih ibu" balas Saki

Ibu mengkode agar kakek nenek membawa Rin chan keluar ruangan dulu, sebab ibu ingin bicara berdua dengan Saki.

"Oke" balas Nenek

.

"Rin chan ayo kita cek lokasi pernikahan" ajak nenek

"Eh, tapi aku ingin menemani kakak Saki di sini"

"Turuti dulu sayang, nanti ibu dan kak Saki susul" ucap ibu

"Um, baik ibu" ucap Rin chan, karena ia sangat menurut pada ibunya

.

Setelah semuanya keluar.

"Sayang, mungkin ini bukan harta yang mewah ataupun bernilai, namun bagi ibu ini sangat berharga, tolong terimalah kalung dan pakai di  leher mu ketikan kalian mengucap janji suci" ucap ibu sambil menyerahkan kalung liontin merah di dalamnya ada gambar sepasang kekasih namun berwarna hitam

Saki menerima kalung itu lalu menyuruh ibu untuk memakaikannya.

"Ini indah ibu" ucap Saki

"Ini adalah kalung turun temurun dari orang pendahulu kita, beberapa kali di perbaiki namun khusus liontinnya tetap di biarkan seperti itu, sebelumnya ayah tiri mu ingin agar kalung itu di jual (Saki terkejut), tentu saja ibu tidak mengizinkan sebab inilah benda sebagai pengingaat hubungan antara anak dan ibu, jikalau kelak anak mu sudah menikah berikan juga kalung ini padanya" ucap ibu

"Hum tentu ibu" balas Saki

.

Saki memeluk ibunya sambil namun menahan air mata.

"Terima kasih telah merawat ku ibu, mungkin dulu aku anak yang bandel nakal ataupun tidak menurut, tolong maafkan itu semua, berikan restumu dan gendeng tangan ku hingga sampai ke panggung resepsi" ucap Saki

"Tentu sayang, akan ibu lakukan, terimakasih sudah bisa membahagiakan ibu juga, maafkan ibu jika ada salah juga" balas ibu

.

Di kamar ku

Aku melakukan sungkeman jika dalam bahasa jawa, ku minta maaf pada ibu ayah, kakek nenek ku, dengan tujuan semoga resepsi ini berjalan lancar.

.

Acar berlangsung di taman Resor Totsuki, dengan hiasan bunga dan pernak pernik mewah menambah kesan romatis dan suasana pernikahan.

Jam 7 Acara sudah di mulai, si mc membuka acara terlebih dahulu, serta mengucap beberapa patah ucapan doa agar resepsi di lancarkan.

Jam 7.30 Aku masuk duluan, bersama di gandeng ibu dan ayah ku menuju panggung.

Sampai di panggung ibu dan ayah ku pergi untuk duduk. (Yang duduk hanya beberapa, uang lainnya berdiri).

Ku tunggu beberapa menit, akhirnya mempelai wanita datang.

Ku lihat Saki bersama dengan ibunya, kimono dan riasan yang ia gunakan sungguh cocok dan terlihat sangat cantik.

"Dia istri ku?" pikir ku karena pangling karena penampilannya seperti di upgrade 200%

Ia di bawa di panggung, di samping ku.

.

"Baiklah mohon tenang selagi kedua mempelai mengucap janji suci" ucap pendeta

Semua tamu diam memperhatikan.

"Haruka Shinomiya dan Saki Yoshida mohon tiruan perkataan saya" ucap pendetanya

"Baik" balas kami berdua

"Dengan seizin tuhan saya"

"Dengan seizin tuhan saya" ucap kami berdua

"Saya berjanji" x2

"Akan selalu menjaga pasangan dalam susah maupun senang" x2

"Tidak akan berpisah, hingga maut memisahkan" x2

..

"Akhirnya selesai janjinya" pikir ku karena ternyata lumayan panjang juga

Hiyori datang memberikan cincin pernikahan kami, kami saling mengenakan bersama.

.

"Silahkan cium mempelai wanitanya" ucap pendeta padaku

Ku cium Saki tepat di bibir dan di hadapan semua tamu, mengatakan bahwa kami sudah resmi jadi pasangan seutuhnya.

"Yey kakak sudah berhasil" ucap Mai chan

.

Waktunya hura hura time!

Sebelum itu ada sesi lempar karangan bunga.

.

"Kyoko, jangan ikut lagi kan aku sudah menjanjikan pernikahan" ucap Miyamura

"Hey siapa tau jika dapat dua nanti tanggalnya bisa lebih maju, pokoknya bye dulu mau ikut berebut" ucap Kyoko lalu pergi ikut mengantri

.

1

2

3

Bunga di lempar oleh Saki.

"Aku dapat aku dapat!" teriak Hori

"Aku woy!" teriak Izumi

Tapi yang dapat malah Ohara Hime (Calonnya Momata)

"Yey kalian tidak beruntung maaf saja ya" ucap Hime

"Khee siapa juga dia ikut ikut" kata Hori

"Entahlah tapi aku kesal!" kata Izumi

"Sudah sudah jangan kesal, masih ada kesempatan lainnya" ucap Hiyori, ternyata ia ikut juga

Note : Hiyori datang bersama dengan calonnya, Ushijima

.

Acara berlanjut dengan penampilan penyanyi serta tamu di persilahkan makan secara prasmanan dengan menu bintang lima, yang di urus langsung oleh para alumni Totsuki yang sudah sukses di dunia kuliner.

Aku dan Saki menyambut tamu tamu penting ayah ibuku, serta tamu penting kami sendiri.

Di kelas kami.

"Skuy foto bersama, mari abadikan ini" ucap Tadano

"Oke aku setuju" balas Fukube

Aku dan Saki hanya nurut saja, sebab inilah hari kami jadi membuat senang adalah tujuan kami.

Dengan di fotokan oleh fotografer, kami berfoto beberapa gaya.

.

Kami menyambut mereka yang datang dari kampung halaman Saki ganti.

"Kakak Saki cantik, lebih cantik daripada Hika nee" kata Renge

"Khe, renge jika bilang jangan terlalu jujur" kata Hika

"Kalian terlihat serasi kak, selamat atas pernikahan mu" ucap Koma chan

"Terima kasih Koma chan" ucap Saki

"Kakak, gagah dan tampan sungguh cocok dengan Kakak Saki, ku doakan semoga hubungan kalian mampu bertahan hingga akhir" ucap Hotaru

"Terima kasih Hotaru" kata ku

.

Menyapa kenalan ku di kantor milik Suki san, menyapa karyawan ku dari restoran dan toko pakaian, dan lainnya.

Terakhir kami duduk di kursi yang telah di sediakan, menikmati penampilan dari penyanyi yang telah kami undang.

.

"Saki mau makan?" tanya ku

"Nanti saja, tadi juga sudah sarapan" balasnya

"Ya sudah, kamu tidak kepanasan kan?" tanya ku lagi

"Tidak aman kok"

.

Acara berlangsung menyenangkan, hingga jam 10 acara akhirnya selesai.

Kami berdua di tempatkan di kamar yang sama, kamar pengantin tepatnya.

.

"Nanti semua hadiah akan di kirimkan ke rumah kita?" tanya Saki karena saat melihat hadiah tamu sangat sangat banyak

"Ya iya, ibu yang menyarankan begitu" balas ku sambil melepaskan kimono di bantu tata rias ku tadi

"Aku lapar Haruka kun, nanti turun ke restoran hotel yuk" ajak Saki

"Oke nanti setelah mandi dulu" balas ku

.

Jam 11 kami turun ke restoran hotel, makan bersama dengan para tamu yang ada, satu meja besar bersama dengan keluarga besar kami berdua.

Saling mengobrol dan bertukar pikiran serta bercerita masa masa lampau yang penuh kenangan.

.

Jam 11.30 kembali ke kamar, untuk tidur siang, sebab jam 6 nanti akan di mulai sesi pesta malam nya.

Di ranjang.

"Hey Haruka kun, tadi aku cantik tidak?" tanya Saki

"Sangat cantik menurut ku, pesona mu keluar dari penampilan yang gemerlap itu, lalu liontin siapa itu?" tanya ku karena sedikit kepo

"Ini pemberian ibuku, katanya liontin ini peninggalan dari generasi ke generasi keluarga ku" balas Saki

"Itu tampak cantik, apalagi dengan kulit mu yang seputih susu" kata ku sambil memeluk Saki

"Kamu tadi malam juga memeluk ibumu seperti ini?" tanya Saki

"Tidak, aku memeluk biasa" balas ku

"Enak ya suami ku peluk yang bening bening" kata Saki pura pura cemberut

"Itu ibuku jadi tidak masalah"

"Bisa saja kamu, sudahlah mari tidur, jam 3 bangun untuk menikmati hidangan dari siswa Totsuki bukan?" tanya Saki

"Iya katanya di jadwal"

"Baik, mari tidur sejenak agar tenaga pulih"

"Baik kapten, tapi biarkan aku grepe grepe ya"

"Lakukan sesuka mu"

Setelah mendapat lampu hijau tangan ku segera beraksi.

"Hanya di atas tidak di bawah" ucap Saki karena aku memegang yang di bawah juga

"Baik baik, aku paham" balas ku

.

Di kamar Izumi.

"Ara, Takaoka kun tidur agak dekatan sini, bukannya kamu bilang tadi lelah" ucap Izumi

"Aku lelah, tapi kenapa di ajak ke kamar mu juga Izumi san?" tanya Takaoka malu malu

"Kamu tidak suka kah?" tanya Izumi

"Bukannya tidak suka, tapi bagaimana jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan?"

"Ya di tahan agar tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan" balas Izumi

#deritaTakaoka

.

Di kamar Momata

"Momata kun, masih sibuk mengurus pekerjaan?" tanya Hime yang sudah bersiap dengan pakaian lingerienya

"Masih aku masih harus memantau, kyaaaa kenapa kamu berpakaian seperti itu Hime chan" kata Momata saat melihat penampilan calonnya itu

"Aku telah berjuang keras untuk hari ini, mumpung di hotal bintang 5 mari ciptakan kenangan terbaik" balas Hime

"Kamu yakin?"

"Um, aku pun sudah mempersiapkan pengamannya"

Momata meneguk ludahnya sebab baru kali ini ia melihat calonnya serius, semoga saat tidak seperti terkahir kali yang gagal ngewe.

Momata menindihnya, lalu menciumnya dengan ganas, membuka lingerienya yang sebenarnya tembus pandang, namun ya jika tidak di buka tidak dapat di nikmati tentunya.

.

"Aw aw itu sakit Momata kun" teriak Hime

"Ya namanya juga pertama kali" balasnya

"Eh bagaimana kamu tau bahwa pertama kali akan sakit?" tanya Hime curiga

"Ku baca di google tentunya, kan aku merobek selaput dara milik mu"

"Oh ku kira karena pengalaman"

Jadilah mereka melanjutkan kegiatan memompa.

.

Di kamar Hori dan Miyamura

Hori sudah ko karena terlalu banyak menari tadi.

.

Di kamar Ryu dan Istrinya Marina.

Dah jangan di jelaskan.

.

Yang lainnya rata rata masih di luar kamar, mungkin menikmati pemandangan ataupun menikmati hidangan yang masih tersisa, seperti Tanaka, oh benat juga Tanaka berani membawa Konaka bersama bahkan sekamar, sebab kakaknya Saeko sudah mendapatkan tiket sendiri karena ia karyawan dari Resto Wagnaria.

Raiki juga mengajak pacarnya Serizawa, lalu Hinata berduaan dengan Yachi di danau, Nishinoya sedang ciuman dengan Kiyoko di kamarnya, semoga tidak keterusan.

Lalu ada Daichi yang mengajak jalan jalan Michimiya, ia berniat menambah keakrabannya, lalu malam nanti ketika festival kembang api akan ia tembak dirinya.

Anggota voli yang jomblo sedang jalan jalan melihat lihat kontes memasak siswa.

Bahkan mereka di ajak mencicipi hidangan oleh para juri yang baik, seperti Hinako.

.

"Hey Hinata kun, aku ingin bilang sesuatu" kata Yachi

"Mau bilang apa?" tanya Hinata yang tidur di pangkuan Yachi

"Aku pernah mendengar percakapan mu dengan Haruka, katanya kamu punya mimpi sebagai pemain voli profesional dan ingin berlatih di luar negeri, aku mengizinkannya itupun jikalau kita masih bersama sampai lulus nanti, tapi percaya jika keadaan yang memisahkan tidak perlu menyalahkan jarak, salahkan aku dan bencilah diriku saja agar kamu bisa melupakan aku dengan cepat" jawab Yachi

"Kamu bilang apa, aku hanya berlatih di luar negeri jikalau di dalam negeri gagal, jadi jangan terlalu memikirkan itu, apalagi memikirkan perpisahan, toh pacaran juga baru sebentar kan" balas Hinata

"Tapi aku tidak mau jadi penghalang mu, aku punya mimpi kamu juga"

"Maka dari itu mari berproses meraih mimpi bersama" balas Hinata

Yachi terharu dengan kata kata pasangannya itu, ia mendekatkan mukanya lalu mencium Hinata, entah ada yang melihat atau tidak ia tidak peduli.

Hinata merasakan lembut di bibir dan rambut Yachi yang mengenai wajahnya.

.

"Boleh di ulangi?" tanya Hinata karena ketagihan

"Tidak, hanya itu saja" balas Yachi

.

Chika dan Hozuki dan klub Koto lainnya, mereka juga jalan jalan menyusuri taman, maklum anak muda tidak bisa tenang.

.

Para sensei sedang istirahat di kamar, begitu pula anggota Resto Wagnaria.

.

Di kamar Higashida

"Miyakoshi san, kenapa kamu ikut tiduran di kamar ku!" teriak Higashida

"Aku kesepian di sana, lagian kamu laki laki apaan Higashida, biasanya jika perempuan ikut tidur di kamar laki laki, apalagi pacarnya mereka tidak akan menolak" balas Miyakoshi

"Kamu tau alasannya mengapa tidak di tolak?" tanya Higashida serius

"Tidak" jawab Miyakoshi sambil menggelang

"Mau ku praktekan?" Higashida mencoba coba

"Mau mau saja" balas Miyakoshi

.

Higashida menindih Miyakoshi, mukanya keduanya langsung memerah, Higashida lebih berani dengan memegang dada Miyakoshi.

"Kyaaa apa yang kamu lakukan Higashida!" jerit Miyakoshi

"Meremas dadamu" balas Higashida

"Jangan pernah sentuh jika kamu tidak berani bertanggung jawab nantinya" ucap Miyakoshi menutupi kedua dadanya dengan tangan

"Katanya tadi mau" ucap Higashida

"Aku tidak berpikiran soal hal mesum, lagian kamu bisa bisanya jadi laki laki mesum" ucap Miyakoshi sambil meneteskan air mata, ia merasa sangat di lecehkan

(Komentar author : Yeh ngapain mancing singa kalau tidak mau di gigit singa)

"Miyakoshi san, jangan menangis akan ku berikan ice cream 5 nanti" ucap Higashida

"7" balas Miyakoshi

"Baik tujuh"

"Sekarang menyingkir dari atas ku" jata Miyakoshi

"Baik"

Saat mau menyingkir Higashida terpeleset dan akhirnya ia mencium Miyakoshi tepat di bibir.

Miyakoshi kaget namun tidak menolak sebenarnya.

Higashida segera melepaskan ciumannya, namun saat ia lihat wajah Miyakoshi sudah terlihat lebih merah, ia coba menciumnya lagi Miyakoshi menerimanya, ia coba memasukan lidah Miyakoshi membiarkan akses masuk ke mulutnya.

Disertai dengan ciuman, tangan Higashida mulai grepe grepe lagi, ke buah dada bulat Miyakoshi.

.

Bles!

"Aw sakit Higashida kun!" teriak Miyakoshi

"Tenang hanya di awal saja"

Jadilah hal hal yang tidak di inginkan.

.

Next....