webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

111.) Pulang Bawa Malaikat

Karena sudah kehabisan akal, aku pun meminta mereka mengundurkan waktunya, ku jadikan waktunya antara tanggal 18-20 Agustus saja untuk pembelian saham ku lakukan sekarang.

Pihak Amazon menyetujuinya.

.

Jam 6 aku masih berendam di kamar mandi.

Ceklek

Suara pintu terbuka

"Aaaaa" teriak ku

"Diam Haruka kun ini aku Saki"

"Oh ku kira ibumu" ucap ku

"Ibu tidak ku izinkan masuk kemari jika kamu ada, aku ikut berendam ya"

"Silahkan saja"

Saki membasuh badannya dulu lalu sabunan, terakhir masuk ke bak bersama ku.

"Saki chan kenapa baumu bisa sangat menggoda" ucap ku saat mencium bau lehernya

"Itu hanya perasaan mu saja sayang" balas Saki sambil memejamkan mata, menikmati berendam air hangatnya

.

"Sayang, punya mu berdiri ya" tanya Saki, sebab dia merasa di pahanya ada yang keras

"It's normal, boleh ku masukan sekarang?"

"Emm, kita kan mau sekolah, nanti aku bisa bisa kelelahan" kata Saki tak yakin

"Ya kenapa memangnya, jika lelah ya ke uks saja bukan" saran dari ku

"Tidak boleh, kita sebentar lagi ujian" balas Saki sambil membalikkan badan

"Kelamaan" ucap ku lalu memegang pinggangnya Saki, ku dorong ke sisi bak yang lain

"Haruka kun, jangan" ucap Saki pelan

Aku tak menghiraukannya.

Ku ambil pengaman di rak sabun, ku pasangkan lalu.

"Aduh" teriak ku karena perut ku di cubit Saki

"Kamu ini tidak bisa di ajak bicara ya Haruka kun, ku bilang jangan sebab aku bisa keenakan dengan punya mu dan akhirnya tidak ingin berhenti" ucap Saki tambah pelan di akhir, dengan mukanya memerah juga

"Eh, nani?" ucap ku masih loading di otak kata kata dari istriku tadi

"Mouu aku tidak tahan dengan punyamu, jika sudah main susah berhenti pastinya" ucap Saki dengan berdiri

Ku lihat di depan ku ada rambu rambut dan sesuai yang sangat menggoda untuk di mainkan.

Saki yang sadar akan pandangan ku langsung menutupi kemaluannya.

Ku majukan kepala ku, lalu menyingkirkan tangan yang menutupi itu.

"Jangan.. Aaahh"

Ku jilati ms v nya dengan lembut, karena jilatan itu Saki jadi terangsang.

"Haruka kun, tolong berhenti dulu" ucapnya sambil menahan sensasi yang ku berikan

Aku tidak berhenti, sekarang malah ku pegang pantatnya dengan kedua tangan ku.

"Akhhh.." erang Saki tambah menjadi

Saki akhirnya duduk di pinggir bak mandi, sebab tak kuat berdiri.

"Saki chan boleh ya" izinku dengan memposisikan junior ku di depan pintu masuknya

Saki menggangguk.

"Ughh.." teriak Saki sambil memeluk ku, kurasa tidak lama di masukkan membuat tempatnya jadi mengecil lagi

Aku berhenti sejenak.

"Sudah masuk semuanya Haruka kun?" tanya Saki

"Belum, baru 3/4 nya, apa kamu masih kesakitan?" tanya ku

"Itu sudah menyentuh bagian terdalam ku kurasa" kata Saki

"Kamu bercanda ya, lihat sudah semua" ucap ku lalu mendorong semuanya masuk

"Ughhh kamu membuat ku gila Haruka kun!" kata Saki sambil mencakar ku

"Aduh duh duh, jangan di cakar Saki chan"

"Diam! Ini salah punya mu itu" teriak Saki

"Hehe, boleh ku gerakan sekarang" tanya ku

"Tunggu sebentar lagi, dinding v ku masih sensitif ini"

"Baik, akan ku tunggu"

Setelah 3 menit akhirnya di mulai juga.

Saki mengerang hebat, sebab junior ku selalu mendobrak dinding rahimnya, itu sungguh membuatnya semakin keenakan katanya.

.

10 menit berlalu.

"Saki chan kamu baik baik saja?" tanya ku ku lihat Saki sudah kelelahan

"Ini berat, masukan lagi Haruka kun, buat aku melayang" ucap Saki

"Apa penis ku seberbahaya itu, hingga membuat Saki blank pikirannya" pikir ku

.

Ku pompa lagi, lebih keras dan lebih cepat.

.

.

"Ah.. Ah.. Ahhkhhhh" ucap ku dan Saki bersamaan

Ku cabut punyaku, pengamannya sampai terisi penuh.

"Ahhh" ucap Saki, lalu cairanya keluar dari ms v nya

"Saki chan kamu terbaik" ucap ku padanya

"Kamu membuat aku gila sayang" katanya sambil mencoba berdiri namun kakinya masih gemetaran

"Kamu bisa berjalan?" tanya ku

"Tidak, ini masih ngilu, tolong bantu aku membersihkannya dulu" kata Saki

"Baiklah"

Ku tuntun dia ke bawah shower, lalu di semprot bagian yang kotor tadi.

Aku pun sama.

.

Jam 6.40 kami baru mulai sarapan, untungnya ibu tidak curiga sebab kami agak lama ketika di kamar.

"Rin chan nanti ikut ibu di tempat kerja ibu?" tanya ku

"Iya Haruka kun, Rin chan nanti akan ikut ibu, kan tidak mungkin juga ia akan ku tinggalkan di rumah" balas ibu

.

"Kakak Saki mau ayamnya" kata Rin chan

"Baik, ini dia" balas Saki lalu mengambilkannya

.

"Rin chan tidak mengganggu pekerjaan ibu?" tanya ku lagi

"Tidak kok Rin chan di sana hanya belajar dan menurut perkataan ibu" balas Rin chan menyela obrolan ku dengan ibu

"Iya iya Rin chan memang tidak nakal" ucap ibu sambil mengelus kepalanya Rin chan

"Rin chan tidak banyak tingkah di sana, ia suka memandangi pekerjaan ibu, bahkan tertarik pada proses pembuatan produk kerajinan, tapi ibu larang sebab nanti mengganggu yang lain" sambung ibu sambil melihat ke arah ku

"Oh ku kira Rin chan seperti saat di rumah yang hiper aktif" ucap ku lalu mendapat tatapan tajam dari Rin chan

"Hehe bercanda Rin chan, bercanda" ucap ku padanya

Dia kembali makan.

"Ibu, nanti kalian pulang jam berapa?" tanya Saki

"Jam 4 sore sudah pulang, memangnya ada apa?" tanya ibu balik, menghentikan makannya sejenak

"Haruka mau pulang agak petang nanti, jadi ibu ikut mobil dengan ku saja, Haruka biar naik mobil lainnya" balas Saki

"Boleh saja, maaf ya merepotkanmu sayang karena harus berpisah mobil dengan Haruka"

"Tidak apa ibu, sebenarnya jika aku pulang agak petang, Saki ku suruh pulang duluan juga" ucap ku agar ibu tidak merasa merepotkan kami

"Beneran nih?" tanya ibu lagi

"Iya ibu, biasanya saat Haruka voli pasti pulangnya lama, akhirnya aku pulang duluan" ucap Saki

"Oh jika memang begitu ibu tidak akan sungkan" kata ibu yang paham akan maksud kami

.

Saki naik mobil nsx, sementara aku naik motor NElec.

"Hati hati saat membawa mobilnya" ucap ku dari luar

"Iya, kamu hati hati juga bawa motornya" ucap Saki dari dalam mobil

Note : Saki yang menyertir

Aku mengacungkan jempol, lalu berangkat duluan, sebab aku perlu perisiapan penyerahan piala di sekolah saat upacara.

.

Di sekolah, gedung olahraga, saat upacara.

.

"Mari kita sambut atlet kita yang mendapatkan juara dalam seleksi turnamen musim panas prefectur Miyagi" ucap pembawa acara

Kami maju ke depan satu satu, kali ini aku yang di belakang, yang di depan ialah mereka dari klub renang yang paling banyak menyumbang cabang olahraga yang lolos ke nasional.

"Berikan tepuk tangannya" ucap guru maju ke mic sebab siswa yang melihat hanya diam melihat saja

Akhirnya setelah di suruh mereka akhirnya bertepuk tangan.

Pembawa acara menyebutkan nama kami satu persatu.

"Haruka Shinomiya, juara pertama lari putra 800 meter dan juara satu lompat jauh"

Lalu di sebutkan lagi saat voli.

"Klub voli Karasuno, Daichi..., Sugawara..., Asahi..., Haruka Shinomiya, dll"

Kami maju kedepan bersama, kepala sekolah memberikan kami piala bergilir, piala juara pertama, dan piagam bagi kami.

Note : klub renang juga mendapatkan piala bergilir sebab juara mereka terbanyak di banding sekolah lain, klub atletik gagal sebab kalah dalam hal total juara dua dengan SMA Miyagi, urusan juara satu sudah sama namun juara duanya kalah.

Note :

Tim a

- juara satu 5

- juara dua 6

- juara tiga 3

Tim b

- juara satu 5

- juara dua 4

- juara tiga 7

Tim b menang dalam hal total juara, namun kalah dalam hal urutan juara, seperti perhitungan abjad nama, abdi lebih dulu daripada abdul, ab sama namun huruf ke empat lebih dulu i daripada u.

Jadi hanya dua klub yang mendapatkan piala bergilir.

Note : piala bergilir ada di cabang olahraga berikut ini

- Sepak bola

- Basket

- Base ball

- Atletik lapangan

- Renang (sebenarnya juga atletik namun di buat berbeda)

- Tenis lapangan

- Angkat besi

- Karate

- Taekwondo

- Bulutangkis

- Futsal

- Voli

- Senam

.

Jam 8.10 upacara selesai, kami kembali ke kelas masing masing.

Pelajaran dari guru matematika.

"Bagi yang melewatkan ujian minggu lalu silahkan pilih, mau ujian sekarang atau setelah ujian sekolah?" tawar Hina sensei

"Saya pilih ujian sekarang Hina sensei" ucap Ayumu

Note : yang tidak ikut Hinata, Ayumu, Aku, Ayano Hanesaki (Hanabado), Nagisa Aragaki (Hanabado), Hiyori Shinomiya (dia baru pindah), Tadakuni, Yoshi, Yoshitake, Hidenori (4 gemblung itu mewakili lomba lawak dan juara satu hebatnya, ya walaupun lawannya cuma 7 tim)

"Saya juga" ucap ku walaupun baru tau, lebih baik ujian sekarang daripada nanti, sebab jika sekarang, apabila remidi maka bisa di lakukan nanti remidinya, takutnya juga waktu setelah ujian akak ada remidi susulan dari tes pertengahan semester satu itu.

(Smart people)

.

Yang lain juga pilih sekarang, akhirnya keputusannya adalah sekarang ujiannya, kami di pisahkan dengan yang sudah ujian.

"30 menit hanya 10 soal kurasa cukup, sekarang kerjakan" ucap Hina sensei sambil melihat jam tanganya

Kami yang ujian susulan itu membuka soalnya.

"Huh ini kosong?" pikir ku saat membolak balik kertas yang ku pegang

Aku langsung mengangkat tangan ku.

"Sensei pertanyaannya menghilang" ucap ku membuat semua siswa menengok padaku

"Kamu ada ada saja Haruka kun, sini perlihatkan kertasnya" ucap Hina sensei

Ku bawa kertasnya ke Hina sensei, lalu ku serahkan.

"Ini salah kertas, tunggu sebentar, ini kertas pertanyaan untuk mu" ucap Hina sensei lalu menyerahkan kertas berisi pertanyaan mtk

"Terimakasih sensei" ucap ku

.

Aku mengerjakan soalnya selama 15 menit, akhirnya selesai, soalnya masih tergolong mudah, yaitu logaritma aljabar.

.

30 menit.

"Stop, hentikan menulis, ayo Hinata dan Yoshi berhenti menulis" ucap Hina sensei

Kami berhenti menulis.

"Sekarang yang di belakang kumpulkan jawaban dan pertanyaan ke depan"

"Baik sensei" ucap ku dan Tadakuni

.

Di jam pelajaran ke dua, masih matematika.

"Kalian mau lanjut materi atau ujian lagi?" tawar Hina sensei pada kami

"Pikihan review materi ujian pts nanti apa tidak ada sensei?" tanya Komi

"Tidak ada, tenang saja, ini hanya pts, lagipula soalnya masih mudah, materi hanya bab satu dan dua, jadi kalian pelajari sendiri itu, jadi mari kita lanjutkan materi saja ya"

"Mengerjakan soal yang membingungkan saja sensei" ucap ku

"Soal yang membingungkan? Contohnya?" tanya Hina sensei padaku

"Itu sensei halaman 14, soal latihan 2.2, nomor 7 b" ucap ku

"Sebentar sensei lihat dulu"

Hina sensei melihat soalnya, lalu menaruhnya di meja guru.

Hina sensei menuliskan soalnya di papan tulis.

"Ada yang bisa?" tanya Hina sensei malah bertanya pada kami

"Boleh saya coba sensei?" tanya Saki (istriku)

"Silahkan Saki chan" balasnya

.

Saki mengerjakannya, namun agak kebingungan di tengah, namun akhirnya berhasil setelah mendapatkan bantuan dari Hina sensei.

"Terima kasih Saki chan" ucap Hina sensei

"Oke sensei"

"Dia mau pamer kah?" tanya ku pada Hinata dengan berbisik

"Dia itu istrimu bro" balas Hinata

"Iya aku paham, maksudnya kan kita sedang mengulur waktu hingga bell, kenapa Saki malah maju, apa Tadano lupa berdiskusi dengan grup ciwi ciwi kita" ucap ku

"Entahlah" balas Hinata

Note : Tadano lupa mengatakan pada grub ciwi ciwi tadi malam

.

"Lihat Haruka kun dan semuanya lihat ini, sebenarnya soal ini tidak cocok di bab satu, namun ya biarlah sekaligus pembelajaran, intinya kita buat perumpamaan, lalu masukan perumpamaan tersebut ke rumus (a+b)², lalu jumlahkan yang bisa di jadikan satu, terkahir cari nilai x nya"

Hina sensei menjelaskan secara detail, aku lantas langsung paham, namun entah yang lain paham atau tidak aku tidak tau juga.

Jam pelajaran di lanjutkan dengan pembahasan soal soal yang susah, kali ini siswa yang lebih aktif daripada siswi dalam hal bertanya.

.

Jam istirahat makan siang.

Aku, Hinata, Yachi, Hiyori, Saki, dan trio koto sedang makan bersama di dalam kelas.

"Kakak Haruka, tolong minta bekal mu" ucap Hiyori sambl duduk di depan ku

"Kamu tidak bawa memangnya?" tanya ku

"Tidak, setiap hari aku itu makan di kantin biasanya, atau makan di restoran wagnaria"

"Lalu kenapa masih di sini?" tanya ku

"Huh kakak pelit, aku minta Kakak Saki saja" ucap Hiyori

"Ini Hiyori chan, jika mau sandwich" tawar Saki

"Kakak Saki memang terbaik" ucap Hiyori sambil mengacungkan kedua jempolnya

.

"Haruka kun, jadinya kamu mewakili 3 cabang lomba nasional ya?" ucap Chika

"Benar sekali, namun untungnya setiap lomba berbeda harinya, jadinya aku masih bisa memanage waktu" jawab ku

"Hebat, apa kamu tau juga bahwa aku berlatih di SMA Shiratorizawa mulai tanggal 9 minggu kemarin, bersama semua squad, kecuali kamu dan Kageyama" kata Hinata

"Latihan seperti apa, aku malah belum tau" balas ku

"Hanya latihan sparing, Shiratorizawa menjadi tempat pelatihan voli bagi murid berbakat di Miyagi, sebenarnya undangan untuk semua anggota kita, namun kamu dan Kageyama malah tidak hadir sebab pelatihan nasional, lebih parahnya kamu malah tidak hadir juga di pelatihan nasional" ucap Yachi panjang lebar

"Ya maaf saja, aku kan masih di Sendai untuk lomba trek lapangan, lalu Saki pasti akan marah juga jika ku tinggalkan lebih lama" ucap ku

"Tidak ada, jangan percaya pada Haruka kun" ucap Saki menyela

"Tenang Saki chan kami percaya padamu kok" kata Yachi

"Hiyori san apa tidak ikut di klub voli?, katanya kamu juga pemain voli" tanya Hozuki

"Aku ikut, baru mendaftar kemarin rabu" balas Hiyori sebelum memasukkan sandwichnya ke mulut

"Tapi ku lihat kamu selalu di jemput jam 3.30" ucap Chika

"Chika kun apa kamu penuntut, kok sampai tau betul jamnya?" tanya Saki

"Tidak bukan seperti itu, aku kebetulan melihatnya saat aku akan masuk kerja part time di restoran"

"Tim voli putri tidak ada latihan setelah kompetisi hingga liburan musim panas berakhir, jadi aku bisa pulang jam segitu" Kata Hiyori menanggapi pertanyaan Chika

"Oh seperti itu alasannya"

.

Jam makan siang selesai.

Hiyori berdiri di samping Hinata.

"Hiyori san, tinggi mu berapa?" tanya Hinata

"181 cm"

"Ugh, kok ada ya wanita setinggi itu" ucap ku

"Hey ucapan ada secara tidak langsung menghina saya dan wanita tinggi lainnya loh!" ucap Hiyori padaku, dengan tatapan sangat tajam setajam tatapan ibu saat marah

"Tidak tidak, aku hanya bilang kok ada, bukan menghina itu, kan Saki chan" ucap ku

"Haruka kun hanya bercanda Hiyori chan, jadi jangan di ambil hati" ucap Saki

"Huh, tinggi tinggi begini banyak yang naksir dengan ku loh" ucap Hiyori sambil berpose dingin namun sangat cantik

"Tidak di ragukan" pikir mereka yang melihat Hiyori

"Hinata kamu naksir adik ku?" tanya ku padanya

"Tidak terlalu, aku tidak suka cewek yang lebih tinggi dariku" ucap Hinata

"Nah lihat Hinata bilang tidak"

"Huh, terserah kakak saja, yang penting aku sudah ada pacar" ucap Hiyori lalu duduk di bangkunya

.

.

"Eh Hiyori sudah ada pacar?" ucap Saki karena ia belum tau masalahnya

"Wah Saki chan, kamu belum tau ya, Hiyori itu lebih liar daripada yang kamu kira" ucap ku

Hiyori langsung berlari ke arahku

"Maksudnya?" tanya Saki lagi

"Dia sampai....." aku mau berkata namun mulut ku sudah di bekap Hiyori

"Jika kakak sampai mengatakannya akan ku sebar juga kejelekan kakak sewaktu SMP" ancam Hiyori

Aku meraih tangan adik ku karena yang bekap bukan hanya mulut tapi hidungku juga, ku suruh dia segera melepaskannya.

"Hiyori chan, Haruka tidak bisa bernapas" ucap Saki khawatir padaku

"Oh maaf maaf" Hiyori lantas melepaskan tangannya

Aku terbatuk sejenak.

"Hiyori chan kamu terlalu tega padaku" ucap ku padanya

"Salah mu sendiri mau sebar sebar aib orang"

.

Jam 3 sore.

"Kak aku ikut latihan voli laki laki ya, di rumah tidak ada orang selain kakek nenek" ucap Hiyori menghampiri ku

"Boleh saja, kamu bawa sepatu olahraga kan?" tanya ku

"Bawa"

"Ya ayo ikut saja" ajak ku

Aku menghampiri mejanya Saki.

"Saki chan hati hati saat pulangnya ya, jika tidak enak badan suruh saja Shindou mengantarkan kalian dulu pakai mobil Kyouko san, nsx nya tinggal di restoran"

"Tenang saja Haruka kun, aku baik kok" balas Saki

"Ya sudah aku duluan kalau begitu"

"Oke"

.

Di gedung olahraga, semua pemain sudah berkumpul, sepertinya aku dan plus Hiyori saja yang agak terlambat.

"Haruka kun kenapa kamu ajak adik mu ke sini?" tanya Takeda sensei padaku dengan berisik

"Ia ingin ikut latihan, sebab voli putri tidak kunjung latihan" balas ku

"Hari ini kita ada latihan strategi, apa kamu yakin masih mengajak Hiyori"

"Ya tidak apa Sensei, Hiyori merupakan ace kuat, bahkan mungkin lebih keras daripada Tanaka" ucap ku meyakinkan Takeda sensei

.

Setelah berunding akhirnya Hiyori di perbolehkan ikut, namun sebagai lawan tim inti.

Uniknya Ukai sensei memasang dia di posisi ace, menggantikan Ennoshita, Ennoshita tidak keberatan juga, sebab ia sebenarnya memang wing spiker ataupun middle block.

.

10 menit pertandingan.

14 - 16 tim cadangan lebih unggul sebab adanya Hiyori, aku belum masuk sama sekali.

Keunikan Hiyori adalah dia spiker tipe ganda, bisa kiri ataupun kanan, namun kekuatan terbaiknya ada di kanan, jadi kebanyakan blocker terkecoh akan perputaran bola yang selalu berbeda tiap kali Hiyori melakukan Spike.

Note : di pertandingan kemarin, Hiyori tidak menunjukan bakat itu, ia berniat menyimpannya untuk di semi final dan final, namun sayangnya saat match itu Hiyori malah di skors oleh ibunya di rumah.

"Adik mu saat menarik, jangan jangan kamu juga punya kemampuan seperti itu Haruka" ucap Ukai sensei

"Tidak bisa, jikalau bisa pun pasti pukulan kiri ku sangat tidak bertenaga" balas ku pada Ukai sensei

"Kamu tidak sedang membohongi ku bukan?" tanya Ukai sensei

"Tentu saja tidak sensei, aku berkata sesungguhnya"

"Baiklah, awas saja ya jika berbohong nantinya" ucap Ukai sensei kembali

.

20 menit berlalu.

Tim Karasuno mulai memimpin, sebab sudah terbiasa dengan spikenya Hiyori.

21 - 20

Note : serv Hiyori memang keras, tapi jangan lupakan bahwa ada Daichi dan Nishinoya yang bergantian menjaga lini belakang.

5 menit berselang, set pertama berakhir, skor 25-27 kemenangan untuk tim cadangan.

"Hiyori masih kuat bertahan?" tanya Ukai sensei

"Masih sensei"

.

Sebab kekalahan tim inti, mereka akhirnya di hukum sweep floor 3 kali keliling lapangan.

Note : tim cadangan kalah 1 kali, tim inti kalah 3 kali, jika kalah lagi jadi 4 kali, untuk tim cadangan tetap 1 kali walaupun kalah.

"Akhirnya dari sekian lama bertanding kita bisa menang juga!" teriak Raiki

"Kalian sudah kuat senpai, cuma kurang penyerang saja" ucap Hiyori lalu memberikan senyuman manis

"Aaaa new princess!" teriak Tanaka saat melihat kecantikan dan Hiyori sambil berlari

Plak

"Kamu sudah ada Konaka, mau langsung kamu akhiri?" tanya ku

"Hehe hanya bercanda"

.

"Tenshi(Malaikat) " ucap laki laki setim Hiyori saat melihat senyumannya, bahkan Kiyoko juga takjub

"Kiyoko san jangan iri, kamu masih malaikat pertama di hatiku" ucap Nishinoya sambil memegang tanganya Kiyoko tiba tiba

"Eh" ucap Kiyoko lalu mukanya memerah

.

"Sialan si botak dan cebol sudah ada pasangan!" teriak Ennshita

"Mari mari grub jomblo, yang belum punya mari gabung" teriak Kinnoshita

"Aku sudah ada" ucap Raiki saat Kinnoshita melihat dirinya

"Aku juga" ucap Hinata

"Ehhhh si boke sudah!" teriak Kageyama tidak percaya

"Dengan siapa Hinata!" teriak ku sambil menggoyangkan badannya

"Akakahhh... Diam dulu Haruka kun" ucap Hinata

Aku melepaskan cengkraman ku

"Katakan namanya siapa!" teriak Suga ikut ikutan

"Namanya Cerellia"

"Orang luar?" teriak Tsukishima

"Luar negeri?" teriak Kageyama saat mendengar kata Tsukishima

"Pacar beneran atau bukan?" teriak Ukai sensei

"Sebentar dulu aku mau bilang ini, sebenarnya dia itu orang keturunan Inggris namun nia tinggal di Miyagi dan bersekolah di sini juga, kemarin minggu kami kencan, setelah tanggal 8 kami jadiannya" ucap Hinata bangga

"Kelas mana?" tanya Yachi

"Kelas 10, 1"

"Wow dari kelas terpintar ternyata" ucap Yamaguchi

"Apa maksudnya Yamaguchi?" tanya Asahi

"Kelas terbagi jadi keberuntungan tiap siswa, rata rata siswa pintar ada di kelas 1 - 3, sementara 4-8 biasa, 9-12 terendah, pembuktiannya terjadi dengan nilai rata rata saat masuk ke sini" ucap Yamaguchi

"Ah jadi sebab itu aku masuk ke 10, 5" ucap ku

"Kalian jangan beranggapan kelas di urutkan dari kemampuan siswa, semuanya di buat sama, di sesuaikan dengan tempat tinggal yang berdekatan, serta aspek lain, urusan rata rata bisa berturutan itu hanya kebetulan" ucap Takeda sensei

"Eh maaf sensei" ucap Yamaguchi karena seperti tak sengaja menghina staf sekolah yang membuat anggota setiap kelas

.

Latihan berlanjut, kali ini duo Asahi Haruka yang akan bertarung melawan Hiyori.

Aku main secara normal, servis atas normal, spike normal, namun kali ini lebih ku fokuskan pada block dan quick spike.

19 menit berlalu, tim inti berhasil memenangkan set ke dua 25 - 16.

"Ara Hiyori chan apa kamu malu malu kucing dengan kakak?" ucap ku mencoba memprovokasinya

"Kakak perusak permainan, dasar homo!" teriak Hiyori, aku jadi di tertawakan seluruh anggota voli

"Aku bukan homo, aku normal, penyuka wanita!" ucap ku membela diri

"Terserah!"

.

Jam 6 latihan selesai, aku dan Hiyori keluar sekolah bersama.

.

"Jemputan mu belum datang?" tanya ku pada Hiyori

"Belum, apa kakak mau mengantar ku sampai rumah?" tanya Hiyori

"Itu tidak mungkin, kakak harus pulang makan malam, jika kamu mau ikut saja dulu ke rumah kakak, suruh sopir menjemput kamu jam 7 malam" kata ku

"Dapet makan malam gratis?" tanya Hiyori

"Tentu saja, masa aku mengajak kamu ke rumah tapi tidak menjamu kamu, bisa bisa bumi runtuh karena ocehan mu"

"Hehehe kakak memang terbaik" ucap Hiyori sambil memeluk ku dari belakang

"Jangan di peluk juga, nanti ada yang salah paham, lagian kamu sudah punya pacar juga" ucap ku sambil melepaskan tangannya yang melingkar di badan ku

"Hehe biarkan, aku sudah lama tidak memeluk kakak, apalagi setelah kak Saki lebih waspada padaku" ucap Hiyori lalu menekankan oppainya

"Hiyori chan, segera lepaskan, badanmu bau keringat"

"Mana ada, aku ini wanita yang wangi, walaupun sedang berkeringat banyak"

"Kamu menghayal ya" balas ku

.

Jam 6.10 di perjalanan pulang.

"Kakak kenapa bisa punya motor?" tanya Hiyori

"Aku mendapatkannya dari lomba perusahaan Nasa electric, ya ini sebenarnya juga kendaraan ku pertama kali"

"Oh, sebelum menikah punya nya?"

"Iya"

"Kak boleh ku peluk lagi?" tanya Hiyori

"Jangan kita sudah mau sampai rumah, kakak tak ingin ada kabar buruk tentang kita, walaupun kamu hanya berniat meluapkan rasa kangen pada kakak"

"Iuh kakak terlalu narsis, aku mau memeluk sebab ini dingin"

"Eh"

"Dasar kakak narsis hahaha" tawa Hiyori

.

Jam 6.18 malam, kami berdua sampai di rumah.