webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.266 Perhatian Feliha

Tidak mungkin aku bisa melupakan bahwa bukan hanya Kiera yang bisa membaca pikiranku. Tentu saja, Feliha sudah mengerti semua yang kupikirkan saat aku masih menggendongnya. Ingat bukan? Ya, yang itu, dia membaca pikiranku.

Waktu itu Feliha tidak banyak protes mungkin karena dia mengetahui aku sudah sangat tersakiti oleh semuanya itu. Dan karena itu dia menahan diri untuk tidak memarahiku di saat itu juga walau mengetahui kebenaran di dalam pikiranku.

Sekarang ini yang kudapati hanyalah kegelapan masihan, tetapi aku sudah bisa mengendalikan tubuhku lebih baik. Kurasa efek sampingnya tidak terlalu besar, tetapi juga cukup mengerikan sebenarnya. Tubuh ini dasarnya adalah tubuh Rie yang sudah lama tidak digunakan, jadi memaksa diri seperti waktu itu membuatku tidak bisa mengontrol tubuh dengan benar.

"Papa, papa dengar Feliha tidak? Papa bodoh! Kenapa papa harus mengorbankan diri seperti itu dan akhirnya jadi seperti sekarang ini?"

"Hehehe, maaf ya Feliha sayang? Papa hanya ingin melindungi Feliha supaya bukan Feliha yang terluka seperti papa."

"Tapi… tapi… ughh… papa itu begitu menjengkelkan. Kenapa papa harus seperti ini? Walau melindungi Feliha, papa tidak perlu terluka sampai seperti ini bukan? Feliha jadi sedih dan merasa bersalah…."

Bukan seharusnya Feliha yang merasa bersalah, tetapi akulah yang merasa bersalah. Kalau saja aku tidak mengadopsinya, membiarkannya dekat denganku, bahkan mengerti isi pikiranku, dia tidak perlu mengalami semua hal menyakitkan ini.

Namun penyesalan sama saja percuma. Feliha tetap mengatakan kepadaku bahwa dia lebih senang bersamaku dan Kiera karena dia bisa merasakan kebahagiaan. Dia tetap mengotot seperti itu walau aku tidak tahu kebenarannya. Kiera seharusnya bisa membaca pikiran Feliha, tetapi bisa membacanya pun tidak seperti Kiera akan memberi tahunya kepadaku.

"Feliha tidak salah kok, justru papa yang merasa bersalah membuat Feliha mengalami ini semua dan melihat semua itu. Kalau saja waktu itu papa tidak mengadopsi Feliha…."

"Tidak!! Papa selalu saja begitu! Feliha jadi kesal dengan papa hanya karena begini. Sudah berulang kali Feliha bilang bahwa Feliha itu tetap nyaman bersama papa dan mama, tidak ada yang lain!"

Iya, Feliha nyaman, aku pun sebenarnya juga. Hanya saja perasaan gelisahku terus saja mengusik kenyamanan yang aku rasakan dan akhirnya aku jadi merasa bersalah. Kapan aku bisa menghapus semua emosi negatif dalam diriku? Rasanya bukannya berkurang atau menghilang, tetapi terus saja itu terakumulasi.

Ujung-ujungnya selalu saja begini, tidak bisa aku mensyukuri hidupku secara terus-menerus. Rasanya memang aku tidak bisa menerima apa yang aku alami dalam keseluruhan hidupku. Sudah kupastikan, mulai aku bisa bangkit dan diriku sudah pulih, aku akan mengejar tujuan utamaku untuk dipenuhi dan menunantaskannya untuk mencari kedamaianku.

"Namun kenapa Feliha memilih papa dan mama? Padahal papa sendiri tidak bisa selalu membuat Feliha senang terus-menerus."

"Apa hidup harus selalu begitu…? Selalu senang terus…? Seharusnya papa memahami ini sejak awal, tetapi kita bukan makhluk sempurna, tidak ada yang bisa menciptakan segala sesuatu yang baik secara semuanya walau kita adalah dewa."

Jujur aku terkejut dengan apa yang barusan dikatakan oleh Feliha. Bagaimana aku bisa melupakannya bahwa memang semuanya itu adalah hal semu? Daripada Feliha, seharusnya akulah yang dewasa dan memikirkan itu, tetapi rasanya dialah yang malah lebih tua dariku.

Aku tahu membaca pikiranku membuatnya terbuka pada wawasan baru. Dia belajar dari kesalahanku dan membuat pikiran untuk melakukan semua yang baik. Walau begitu, tetap saja semua yang terjadi seperti yang dikatakan Feliha, semuanya tidak mungkin bisa baik setiap saat walau kita adalah dewa.

Bagaimana cara kita menginterpretasi makna semua kehidupan bagi setiap orang itu berbeda pastinya. Namun jangan lupa bahwa pada akhirnya kehidupan tetap bermakna itu kalau dilihat secara totalitas. Sisi gelap dan terang manusia, itu bagian dari kehidupan, tidak bisa dipisahkan.

"Terima kasih Feliha sudah mengingatkan papa. Papa sekarang sadar diri kok. Lain kali biar papa tidak ulangi kesalahan papa dan buat Feliha bahagia semampunya."

"Nahh begitu dong, ini baru papa yang Feliha suka~~."

Sejak kapan aku melupakan bahwa aku tidak butuh hal yang terlalu besar untuk bisa tersenyum? Penyesalan dalam diriku memanglah kabut hitam pekat yang membuatku tidak bisa menyadari cahaya harapan yang terang sebenarnya.

Kurasa memang aku terlalu melebih-lebihkan segala masalah yang kuhadapi sampai lupa semua hal baik dalam hidupku. Karena aku akan terus hidup setelah aku mati, aku jadi tidak memikirkan pentingnya hidup itu sendiri. Makanya aku terus saja berpikir lelah untuk hidup dan tidak bersyukur tentang apa yang kuhadapi.

"Feliha, biarkan papa istirahat memulihkan diri dulu. Besok Feliha masih harus masuk ke sekolah, ayo."

"Uhhh… baik mama…. Selamat malam papa."

"Selamat malam Feliha sayang, mimpi indah."

Mulai sekarang aku harus melatih diriku secara penuh. Bukan hanya fisik untuk melawan Kuroshin yang entah seberapa sulit, tetapi juga mentalku. Sudah cukup aku tertekan terus-menerus dengan semua serangan mental dan masalah-masalah yang ada, ini saatnya bangkit dan mencapai titik yang lebih tinggi.

Tujuan awalku sekarang adalah kembali pulih karena tidak mungkin aku bisa melatih diri tanpa tubuh yang fit. Akhirnya total pemulihanku dari saat aku bangun dari koma sampai pulih total butuh waktu 7 hari penuh. Tidak buruk, aku juga butuh istirahat setelah pertarungan yang menggilakan itu.

Keesokan harinya setelah aku kembali pulih, aku menemui Shin yang paling dekat denganku saat ini. Kujamin semuanya khawatir, jadi tidak baik membuat mereka memikirkanku lebih jauh dari ini. Membebani seseorang bukan jalan hidupku.

"Sin! Akhirnya kau pulih juga. Apa kau sudah tidak apa-apa sekarang?"

"Tentu, kalau belum pulih tidak mungkin aku ke sini. Ngomong-ngomong di mana Jurai, tidak mungkin dia kembali tanpa sihirku bukan?"

"Dia ada di atas kok. Tenang saja, dia tidak protes soal itu, kita semua teman baik bukan?"

Hampir saja aku melupakan Jurai dan Aeria yang sudah membantu kami dengan kupanggil kesini melalui sihirku. Sekali lagi kuperingatkan, Jurai tidak bisa menggunakan sihir teleportasi untuk dirinya sendiri walau gerbangnya terbuka. Jadi memang bisa hanya melalui diriku.

Sekarang aku jadi merasa bersalah kan memaksakan diri seperti itu dan menyusahkan yang lain juga hanya karena tindakanku. Lagipula semua ini karena rencanaku ternyata gagal walau aku sudah memikirkannya matang-matang. Namun itu juga tidak terduga sih, kami tidak mengira portal akan terbuka lagi dan muncul beberapa monster yang lebih kuat.

"Aku ingin berbicara dengan Jurai dan Aeria juga dengan kalian, tolong panggilkan dirinya."

"Biarkan aku yang memanggil mereka, papa sama Sin dan Kiera di sini dulu."

Lala memanggilkan untukku Jurai dan Aeria. Awalnya aku memang ingin mengajak Jurai dan Aeria bersenang-senang di sini untuk sementara waktu, tetapi apa dayanya hal itu malah digantikan menunggu dengan sia-sia.

Sebenarnya aku ingin meminta maaf sebesar-besarnya dengan mereka semua, tetapi aku tahu bahwa mereka tidak akan menerima kalau aku sampai menundukkan kepalaku. Sejak awal mereka sudah mengakui diriku sebagai saudara dekat, jadi apa pun akan kami lakukan satu sama lain dengan sebuah ajakan saja.

"Kalau aku meminta maaf berlebihan, kutahu kalian tidak akan menerimanya. Maka aku cukup mengatakannya sekali, maafkan atas kecerobohanku dan kebodohanku sampai melibatkan kalian juga Jurai dan Aeria tidak bisa kembali ke Heiya."

"Bukan masalah kok Sin, sebagai teman dekat bahkan lebih dari keluarga, sudah sepantasnya kami memaklumi itu. Lagipula kalau itu anakku, aku pasti juga akan melakukan hal yang sama untuk melindunginya."

"Terima kasih atas perhatian dan pengertian kalian. Sebagai balasan permintaan maafku, biarkan aku memberi kalian sesuatu dari perusahaanku. Namun tidak sekarang sejak aku sendiri belum pergi ke perusahaan."

Sebenarnya bukan hanya untuk permintaan maaf, tetapi hadiah untuk mereka. Anggap saja sebagai kenang-kenangan dariku kepada mereka setelah sekian lama. Juga waktu itu aku hanya sempat membagikan Pentarundum saja kepada Shin dan Jurai, kepada istri mereka aku tidak memberi apa pun.

Bukannya ingin pamer, tetapi kita semua sudah tidak bisa terpisahkan. Hidup kami entah sampai kapan, hanya bisa menikmati waktu sampai ajal menjemput. Lagipula apa yang ingin kuberikan hampir sama seperti Pentarundum yang mengikat jiwa pemiliknya, mati dan pergi ke dunia lain pun atau ke mana pun masih bisa memiliknya.

"Tenang saja, kami akan sabar menunggu."

"Eh tunggu, Sin, bukankah kau bilang perusahaan tadi? Jangan bilang kau membangun Guirusia.co di sini juga!?"

"Apa aku lupa memberi tahunya? Memoriku terlalu banyak sampai aku tidak bisa mengingat segalanya."

Ups, kurasa aku lupa memberi tahu Jurai tentang perusahaan Guirusia.co ada di sini. Ya mau bagaimana lagi, hanya dengan perusahaanku dan Jurai waktu itu saja kami mampu menciptakan banyak barang sekaligus dan berfungsi besar.

Hanya saja arsip yang tertinggal di Terra pasti sudah lenyap sekarang sejak Terra sudah mengalami kiamat. Hanya saja kalau Pentarundum yang masih tersebar kecil di Terra masih ada, mungkin aku punya harapan bahwa Terra tidak sepenuhnya hancur.

Untuk sekarang hal itu kujadikan sampingan dulu sejak apa yang ingin kulakukan itu melatih diri, bukan mencari puing-puing. Itu kenapa mulai hari ini aku akan melatih tubuhku secara perlahan dan melakukan banyak riset yang membantuku melatih diriku sendiri ini.

"Sialan kau Sin, hal sepenting itu pun kau tidak beri tahu kepadaku. Bawa aku sekarang ke sana! Tanpa lelet-lelet!!"

"Darling, perusahaan apa itu? Kenapa sampai dibuat ribut begitu?"

"Itu perusahaan yang aku dan Sin dirikan sejak dulu Terra masih ada, Pentarundum yang aku miliki adalah yang kami buat, aku sudah pernah cerita bukan?"

"Namun sekarang aku jarang menggunakan Pentarundum sebagai kantong penyimpanan, kualitas barang yang disimpan di dalamnya tetap berkurang karena waktu di dalamnya masih berjalan."

"Kalau begitu kita sebaiknya cepat ke perusahaan dan perbaharui Pentarundum kita semua dan buat untuk Ae-chan dan Lala juga. Sin, siapkan mobil!!"

"Dasar, baik-baik."