webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.252 Gen-0X

Tidak… ini semua masih kurang… aku tahu ini bukan metode terbaik untuk menghasilkan yang terbaik. Aku tidak bisa mengandalkan diriku lagi, aku butuh orang lain juga bisa memperkuat dirinya dalam waktu yang sesingkat mungkin. Ini menjadi metode penanganan juga kalau misal ada yang salah terjadi antara kepada diriku, Shin, Kiera, atau Lala.

Masih tersisa 7 hari, dan sebenarnya hari ini juga Feliha mulai masuk sekolah. Feliha tidak bisa protes soal diriku lagi sejak aku selalu sibuknya di perusahaanku bukan di rumah. Kiera sudah kuberi pesan juga untuk menahan Feliha dari datang ke perusahaan yang terbilang sangat sibuk dan orang semua buru-buru mengejar target yang kutentukan.

Yang kukatakan ke Feliha hanyalah karena perusahaan papa itu barusan dibuka, maka papa harus bekerja keras untuk menyeimbangkan perusahaan ini. Tidak salah atau tidak berbohong sebenarnya, aku memang menyeimbangkan perusahaan Guirusia.co ini, tetapi hanya dalam 1 hari. Sisanya aku langsung bekerja keras untuk menangani pertarungan yang tidak bisa dihindari ini. Semoga saja Feliha memahamiku.

"Papa… papa akan kerja lagi? Tidak akan mengantarkan Feliha ke sekolah?"

"Uhm…."

Pagi ini aku dihadapkan masalah yang sangat sulit. Mungkin buat orang lain ini masalah yang terbilang cukup simpel. Namun tindakanku mempengaruhi masa depan orang banyak juga. Jadi yang bisa kulakukan hanyalah menengok ke arah Kiera untuk menanya pendapatnya dengan diam-diam. Yang kudapatkan dari Kiera hanyalah mengangkat kedua bahu dan gelengan kepala.

Kurasa aku tidak bisa melewatkan yang satu ini ya? Kudengar dari Kiera sekilas, saat aku masih melanjutkan pekerjaanku, bahwa di hari pertama Feliha masuk sekolah, kedua orang tua dimohon untuk mendampingi anaknya. Tidak ada alasan spesifik dibelakang semua ini, tetapi kalau diriku tidak datang, ini hanya akan menjelekkan nama Feliha di sekolah.

Apa boleh buat, setelah selesai mengantarkan Feliha, aku tidak akan menggunakan mobil karena membuang waktu, tetapi aku akan langsung terbang menuju perusahaan. Kiera kuminta untuk menyetir mobil yang kubawa ke sekolah menuju ke perusahaan, sisanya nanti biarkan asistenku yang menguruskan cara Kiera pulang. Itu lebih baik daripada tidak menghadiri acara yang satu ini.

"Baiklah, papa akan sempatkan waktu untuk datang ke sekolah Feliha hari ini. Sekarang Feliha dan mama siap-siap dulu sana, papa akan siap-siap dulu."

Prosedur pencegahan EP-067-IA itu akan menghasilkan apa yang kusebut Gen-0X dalam tubuh manusia. Selain menambah jumlah mana dan kapabilitas tubuh, Gen-0X juga membuat tubuh manusia menjadi lebih bugar dan tidak cepat lelah. Itu kenapa aku sengaja memasukan Gen-0X ini walau sebenarnya masih produk baru yang belum diteliti sampai lebih dalam.

Dengan ini aku bisa bertahan untuk menangani situasi di perusahaan serumit apa pun tanpa membebani tubuhku dan tidak mudah lelah karena semua pekerjaan yang ada. Sebenarnya rencanaku ini cukup gila sejak apa yang kulakukan adalah riset dan melakukan simulasi bertumpuk sekali jalan. Bukan hanya satu, atau dua, tetapi puluhan hampir ratusan riset.

Sebenarnya aku tahu kalau Kiera itu khawatir dengan keadaanku sejak aku selalu bekerja dan bekerja dan terus bekerja bahkan sampai larut malam pun sebelum Kiera menghentikanku. Namun apa boleh buat sejak keadaan ini tidak bisa ditangani kalau aku tidak mengerahkan segalanya. Kiera pun nantinya harus bertarung bersamaku di sekolah Feliha melawan 2300 monster yang jumlahnya sulit ditangani.

Diam-diam aku meminta Kiera untuk melatih diri bertarung sehingga bisa mengerahkan semaksimal mungkin saat bertarung melawan kerumunan monster itu. Feliha tidak kuberi tahu ini tentunya karena kejadiannya tepat di sekolahnya, dan itu akan memberikan kepanikan saja kepada Feliha dan kepada murid-murid lainnya kalau rumor beredar.

"Sudah siap? Ayo."

"Yeay!!"

Tambahan dariku, selain tidak ingin memberikan kepanikan, hanya muka Feliha yang ceria dan senyumannya yang membuatku terus berjalan walau kondisinya parah. Kalau aku menyerah, sama saja aku membiarkan Feliha terluka dan aku tidak akan bisa melihat kondisinya seperti sekarang ini. Semuanya harus aku lindungi, aku tidak akan gagal walau hanya 0.1% pun!!

Karena aku perlu buru-buru, aku mengambil mobil buatan perusahaanku yang sudah kuminta untuk dimodifikasi mempunyai kecepatan yang super tinggi mencapai 300 km/jam. Ditambah lagi aku menambahkan prinsip hovercraft yang bisa membuat mobil ini terbang dalam jangka waktu yang super singkat. Cukup sulit sebenarnya, tetapi penting.

"Pegangan yang kuat ya?"

"Un!! Siap papa!"

Langsung saja aku menginjak gas menuju sekolah Feliha yaitu akademi Forosolou. Oh ya aku lupa memberi tahu, akademi Forosolou itu akademi yang merangkup dari TK, SD, SMP, bahkan SMA dan universitas. Dengan ini aku tidak perlu repot lagi ke mana Feliha akan lulus dan masuk ke tingkat selanjutnya di mana.

Sekali lagi kuperingatkan, karena perusahaanku itu sudah kuminta banyak pekerjaan walau baru saja dibuka, ada kemungkinan masih ada kesalahan yang dibuat saat produksi. Makanya yang kupakai ini bukan versi terakhir, tetapi versi prototipenya. Kalau rusak-rusak pun, setidaknya tidak begitu parah dan aku masih bisa menanganinya. Idenya dari otakku bukan?

Dalam sekejap aku sudah sampai di akademi Forosolou dan tentu, mobil yang hanya satu di dunia dan berbeda bentuknya menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya para murid dan orang tua yang mendampingi, bahkan sampai guru pun juga tertarik karena suaranya yang garang. Maaf ya Feliha, hari pertamamu saja sudah menarik banyak perhatian, akan melelahkan pastinya.

"Kiera, murid dan orang tua harus berkumpul di mana? Kalau hanya mengantarkan tidak mungkin bukan?"

"Dari informasi yang diberikan sekolah, di suruh berkumpul di audiotarium, ada petanya sih walau cukup kompleks."

"Tidak perlu pakai peta itu. IAI, tolong pindai satu akademi Forosolou dan cek di mana audiotariumnya."

Kacamata yang pemberiaan teman-temanku saat aku masih menjadi Rie masih berguna sampai sekarang. Tidak ada rusak, tidak ada lecet, masih dalam keadaan prima walau sudah cukup lama barang ini ada. Aku bahkan sebenarnya sudah mengutak-atik kacamata ini untuk menjadi kacamata yang terkoneksi dengan IAI dan ELISBETH juga pandangan layaknya sebuah komputer.

Setelah mendapatkan petanya dan arahan dari IAI, aku, Kiera, dan Feliha langsung saja pergi menuju audiotarium itu. Selagi berjalan, aku sambil meminta IAI untuk mengawasi sekitar untuk memperhitungkan skenario kejadian pertarungan nanti dan mana yang harus dilindungi. Seseorang yang mengetahui medan perang lebih baik, akan punya tingkat kemenangan yang lebih tinggi juga tentunya.

"Papa, papa, banyak yang masuk sekolah ini dan banyak yang melihat ke arah kita juga!"

"Sekolah ini terkenal Feliha, dan soal banyak yang melihat, itu artinya mereka tahu seberapa hebatnya papa. Feliha bangga kepada papa?"

"Tentu saja! Papa yang terbaik dan terhebat!!"

Aku beruntung dalam keadaan normal Feliha mudah dihasuti dengan perkataan-perkataan seperti ini. Kalau tidak mungkin aku harus menjelaskan panjang lebar sampai Feliha puas. Apa ini termasuk kesalahanku yang paling tidak suka kalau tidak mendengar detail sampai ke yang paling simpel pun? Ya kalau itu salahku, aku tidak sengaja melakukannya.

Sebenarnya aku sudah menebak bahwa kami akan menarik perhatian, aku sih sebenarnya. Namun aku tidak menyangka bahwa semua orang benar-benar mengarahkan perhatiannya kepadaku sebegitunya. Sudah pernah kukatakan belum, bahwa aku adalah orang yang paling benci ditatapi dengan suatu tujuan yang tidak jelas atau buruk.

Jujur aku tidak tahu apa yang kulakukan di sini, tetapi selama aku bisa mendapatkan data yang kubutuhkan alias mengetahui medan perangku nanti, aku tidak bisa protes. Walau aku rugi waktu, tetapi aku tidak dirugikan oleh data. Dan sebagai tambahan saja, aku lebih mementingkan data di atas waktu dan lainnya.

"Baiklah karena semua orang tua dan murid-murid tahun ajaran baru sudah berkumpul di sini, biarkan saya menyambut kalian. Tuan-tuan, nyonya-nyonya, dan para murid sekalian, selamat datang di akademi Forosolou dan selamat atas berhasil masuk ke sini."

"Papa, papa, siapa orang itu dan berbicara seperti itu?"

Ah itu pasti kukira sebagai manajer sekolah atau bahasa simpelnya adalah kepala sekolah. Soal ucapan anehnya, kujamin para murid juga tidak tahu seberapa sulitnya untuk masuk ke akademi yang seterkenal ini. Namun sebenarnya aku cukup terkejut dengan seberapa banyaknya yang bisa mendaftar dan masuk.

"Itu kepala sekolah di sini, soal itu Feliha tidak perlu tahu, tidak penting juga, jadi abaikan saja ucapan kepala sekolah yang aneh itu."

"Siapa yang berani mengucapkan diriku aneh!?"

Hmm? Ada apa dengan kepala sekolah yang satu ini? Aku tahu bahwa tidak ada yang berbicara di ruangan ini sama sekali, tetapi aku berbicara dengan Feliha menggunakan suara yang sangat kecil alias berbisik. Bagaimana dia bisa mendengarkan ucapanku di jarak 112 meter darinya? Apa kepala sekolah juga semacam penyihir yang meningkatkan kualitas telinganya? Tidak, kurasa bukan hanya telinga, tetapi lima panca inderanya.

Oh ya saat aku mengatakan bahwa sihir itu harus realistis dan mengerti dasar-dasarnya, yang kumaksud hanyalah sihirku sendiri. Aku tidak pernah mengatakan sihir orang lain harus realistis, tetapi aku tidak ingin semua orang mengira bahwa aku menggunakan sihir, itu sungguh merepotkan buatku. Kalau realistis kan aku jadi bisa menjelaskan kalau itu kimia atau apa begitu.

"Aku, kenapa?"

Sebenarnya aku dalam posisi duduk, semua orang juga selain kepala sekolah yang beridir di mimbar panggung. Namun aku tidak ingin menjatuhkan harga diri kepala sekolah itu. Ya, ya, aku tahu bahwa sekolah ini terkenal, tetapi aku tidak menyangka kepala sekolahnya saja sudah sebusuk ini. Tidak bisa kuharapkan sesuatu daripadanya.

Niatnya aku ingin menjalin kerja sama dengan kepala sekolah untuk bisa mengkoordinasi tentang pertarungan yang diprediksi akan terjadi 7 hari dari sekarang. Kalau begini caranya tidak ada jalan selain menggunakan kekuatan ekonomi bahkan politik. Padahal cara seperti ini adalah cara yang kubenci, aku lebih suka menyelesaikan dengan damai dan bicara santai.

"Wa- tuan Guirusia Sin!?"

"Ya, itu aku, ada masalah denganku mengucapkan kepala sekolah aneh? Anda keberatan?"

"Ha-hahaha, tidak sama sekali, maafkan saya tuan."