webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.25 Kabur

Beberapa waktu terlewat begitu saja dengan seluruh keluargaku, atau lebih tepatnya keluarga Lucifer Alter Ego melakukan banyak hal. Karena terlalu tenggelam dalam kesibukan yang kulakukan bersama keluargaku, aku sampai melupakan tujuan utamaku.

Semua itu kembali kepada satu titik utama, Guirusia Kuroshin. Siapa lagi yang dirinya mengaku sebagai ayahku dan Jurai, tetapi perkaluannya kepada kita berdua seperti melihat sebuah sampah. Aku benci hal itu.

"Ci… Luci… Lucifer!" sebuah kalimat yang simpel begitu mengejutkanku.

Aku termenung saat memikirkan hal busuk ini, jadi konsentrasi menjadi buyar.

"Ah maaf. Apa yang kita bahas tadi?" aku membenarkan posisi dudukku.

Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugasku sebagai raja. Kalau ada yang bertanya apakah hidupmu tidak membosankan, aku jawab bosan terlalu dangkal untuk menjelaskan emosi dan perasaanku sekarang ini.

"Kurasa saatnya aku kembali ke Terra bersama Jurai… tidak aku sendiri saja. Aku ingin kembali ke kebosanan yang tak pernah selesai dihidupku." aku mengeluh ketika aku sedang duduk sendiri.

Menatap langit sore di musim gugur memang menenangkanku. Rasanya kehangatannya membuatku terus terjaga. Akhir-akhir ini pun aku punya kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh orang yang memiliki beban hidup, yaitu minum alkohol.

Tidak dalam porsi yang banyak, hanya porsi yang cukup menenangkan diriku dan memberiku kehangatan. Jangan tanya soal kehangatan dari keluarga yang tak aku jalani sebelumnya, semuanya itu hanyalah palsu untukku. Semua itu milik Alter Ego.

"Sungguh diriku menyedihkan. Bahkan aku menyingkirkan mereka semua dari hadapanku." aku menutupi mukaku dengan tangan sambil menundukkan kepala.

Aku telah menyingkirkan semua istri dan anakku. Setidaknya biarkan aku tenang sendiri tanpa ada gangguan. Biarkan alam yang memberiku kenyamanan yang tak bisa kulupakan. Entah kapan semua ini terjadi, tetapi yang pasti adalah aku tidak suka dengan cara hidupku ini.

Semuanya terasa tidak nyata. Semuanya�� kasih sayang, cinta, perhatian, keluarga, semuanya itu omong kosong. Apa yang nyata dari sebuah keluarga ketika kau dibenci. Lagi pula eksistensi yang dicari oleh Marie, Kiruwa, Mizuki, Shinjou, dan Mikou serta anak-anak bukanlah diriku yang palsu ini. Semuanya itu awalnya milik Alter Ego bukan?

Di dalam kesesakan hidupku ini, muncul lah yang aku sedang bicarakan dalam wujud yang aku tau, Alter Ego Lucifer. Perawakannya memang sama dengan diriku, tetapi ketika kau melihat aura yang keluar dari dirinya, kau tak akan mendapati itu padaku.

"Apa yang menyebabkan dirimu seterpuruk ini hai diriku?" tentu saja, dia berdiri tepat di sampingku.

Dirinya berdiri begitu tegak dan gagah membuatku tampak seperti sampah. Kurasa begitulah Kuroshin melihatku. Apa lagi yang bisa kulakukan dalam kebohongan ini. Sudah terlalu lama aku membohongi diriku sendiri bahwa semuanya ini akan berjalan baik-baik saja.

"Tidak apa-apa. Lagi pula kau tak perlu tanya kepadaku, kau tau isi pikiran dan hatiku." dengan cuek dan judes aku menjawab.

Alter Ego itu tersenyum sebelum membalas perkataanku lagi.

"Hahaha, tentu, kau benar soal itu. Aku bisa mengetahui seluruh isi pikiran dan hatimu. Maka bangkitlah, jangan terpuruk lebih lama lagi."

"Kalau begitu, kenapa kau tak mengambil alih tubuh ini lagi? Kau dulu katakan kau tak punya cukup kekuatan untuk mengambil alih. Seharusnya setelah setahun lebih kau pasti punya kekuatan yang cukup bukan?" tanyaku dalam despresi dan emosi.

Dia tak langsung menjawab pertanyaanku yang cukup bodoh itu. Tentu saja siapa ingin kendali dirinya diambil alih oleh orang lain. Selain diriku, kurasa tidak ada.

"Ahh tentu saja. Kau sadar bahwa aku bisa kapan pun mengambil alih tubuh itu kembali. Tetapi kau tidak tau alasan kenapa aku tidak melakukannya. Ahahah tentu, tentu."

Jujur aku sedikit merasa teriritasi ketika mendengar suara tawa dan lawakan darinya. Melihat dirinya sama saja melihat diriku, dan aku benci tawa dan lawakanku yang selalu menjadi topeng kebohonganku. Lama-lama kebohongan ini bisa menjadi jati diriku yang sebenarnya. Walau begitu aku tidak pernah mengkhawatirkan hal itu.

"Diamlah, aku kesal mendengar tawaanmu itu." sekali lagi aku meneguk alkohol dari botolnya langsung.

"Haha, baik-baik, maaf." kurasa pikiranku dulu itu salah.

Aku kira bahwa diriku itu yang selalu baik dan Alter Ego itu yang selalu berbuat kesalahan dan dosa. Pernah kuberpikir bahwa Alter Ego itu halangan buat diriku. Tetapi kurasa semua itu salah, semuanya dalam arah 180 derajat dari pikiranku.

"Kuharap kau pergi masuk ke dalam pikiranku lagi sebelum rasa jengkelku kepadamu bertambah."

"Baiklah, aku mengerti. Panggil aku jika kau membutuhkanku. Ingat masih ada aku dan Ryuuou yang bisa kau ajak bicara." seketika itu juga keberadaannya lenyap dalam udara.

Tak butuh waktu lama buat aku menyadari bahwa diriku memang punya takdir untuk hidup sendiri. Kurasa ini saatnya untuk aku kembali ke Terra. Aku takkan menghadapi mereka untuk mengucapkan selamat tinggal, tetapi mungkin sebuah surat sudah cukup sebagai pesan.

________

For You

Ketika kalian membaca surat ini pasti kalian sudah pasti akan satu hal

Kuharap kalian tidak memperdulikan keberadaanku lagi

Aku akan katakan sesuatu yang kalian tidak pernah tau

Yang kalian cari bukan lah aku yang sekarang ini

Yang kalian cari adalah kepribadian lain yang ada di dalam tubuh ini

Pesan ini aku sampaikan kepada kalian atas dasar keinginan dirinya

Semoga kalian bisa merelakan kepergianku ini

Dan kuharap kalian tidak mencariku kembali

________

Dengan surat ini, aku menghilang sepenuhnya dari dunia Demonirya. Aku tidak sebegitu jahatnya pergi dengan meninggalkan masalah tentang kehilanganku kembali. Jadi selain keluarga Alter Ego Lucifer, aku menghilangkan memori semua orang tentang diriku.

"<<Activate Personal Magic: Transportal Gate: Terra>>." the mother of Earth, I'm back – bumi tempat tinggalku, aku kembali –.

Dingin, itu lah yang aku rasakan setelah aku kembali. Di Terra ini sudah terjalani waktu selama beberapa bulan karena perbedaan waktu antara Terra dan Demonirya adalah 1:12. Aku menjadi luar biasa bingung ketika aku kembali ke dunia ini lagi.

Apa yang bisa aku lakukan ketika aku sudah mengundurkan diri dari sekolah? Bagaimana aku bisa kembali ke Dark Society ketika aku sudah berpamitan dengan Blake? Apa yang akan terjadi ketika aku kembali bekerja di perusahaanku sendirian saja. Semua pertanyaan itu mengiang dalam kepalaku dan menghantuiku.

Tak pernah kurasakan rasa gelisah yang sebesar ini sepanjang hidupku. Kurasa aku juga tidak bisa melakukan banyak sihir di dunia ini juga. Dunia ini punya kualitas mana yang sangat buruk. Walau diriku punya kapasitas mana yang tak terbatas, tetapi manaku itu tidak kompatibel dengan mana dunia ini.

"Hah~ apa yang bisa aku lakukan sekarang?" aku tenggelam dalam pikiranku sebelum akhirnya aku terjatuh di tengah-tengah jalan.

Sungguh dingin ya dunia mana pun kepadaku. Eksistensiku seharusnya memang tidak ada di dunia mana pun. Hanya bisa apa aku sekarang. Dan sebenarnya ini di mana? Aku tak pernah mendengar bahasa ini. Ah… kesadaranku mulai hilang….

Kurasa saatnya kembali ke dunia yang gelap itu, entah namanya apa…. Benarkan aku pikir apa, aku kembali ke dunia gelap ini lagi.

"Ah… kau kemari juga, Lucifer… ah tidak, harusnya kukatakan bahwa kau bukan siapa pun." ucapan Alter Ego membuatku terkejut, walau tidak sampai berlebihan.

"Hah~ yang kau katakan memang benar, eksistensiku sudah tidak dibutuhkan siapa pun. Sekarang aku kehilangan kesadaran entah di mana pun aku berada. Kurasa lama-lama aku ingin mati dengan cepat." aku menundukkan kepalaku dan tersenyum kecut.

Apa lagi yang bisa kucari? Semuanya terasa begitu palsu dan semuanya rasanya mengkhianatiku. Tidak ada yang bisa kuharapkan lagi. Bahkan aku tak bisa mengharapkan diriku sendiri sampai saat ini.

"Sebenarnya aku selalu penasaran. Ketika aku melihat keseharianmu sebelumnya, aku selalu mendapati bahwa apa yang kau lakukan dan bicarakan itu tidak sesuai dengan isi pikiran dan hatimu." sekali lagi perkataan Alter Ego mengejutkanku.

"Kalau kau sudah tau sejauh itu seharusnya kau tau alasan diriku melakukan hal ini bukan?"

Aku lelah menjelaskan sesuatu yang membuat diriku kesal sendiri. Biarkan setiap orang menyadari tindakan mereka kepadaku dan tindakanku kepada mereka.

"Tentu saja aku tau, despresi." satu kata yang menjelaskan segalanya.

Tentu saja, apalagi selain despresi. Aku despresi tidak bisa melakukan sesuai dengan yang kupikirkan juga yang kupercayai. Hidupku penuh dengan berbagai topeng yang bahkan orang sampai tidak tau yang mana kepribadian asliku. Kebohongan, itulah kunci utamaku.

"Kalau begitu aku tak perlu menjelaskannya lagi."

Aku tak permah terobsesi dengan pikiran orang tentang diriku. Mau apa pun yang orang pikirkan tentangku, itulah diriku. Namun itu bukan jati diriku.

"Hah~ tentu tentu. Kurasa aku harus memanggil dirinya walau aku sudah janji kepadanya untuk memanggilnya ketika aku berhasil mengubahkan pikiranmu." dirinya… siapa?

Pikiranku sungguh kacau, bahkan memikirkan hal simpel saja membuat otakku terbeban. Tolong ringankan beban ini, aku sudah lelah akan semuanya. Keluarkan aku dari gelapnya hidupku ini.

"Masih ingat diriku?" suara yang tidak asing aku dengarkan.

Aku menengok ke arah yang berlawanan dari pandanganku. Ternyata ada orang ketika selain aku dan Alter Ego. Aku tak pernah melihat wajahnya, tetapi aku merasa tau siapa dia.

"Ryuu... ou?" aku mencoba menjawab semua yang kepikirkan di otakku.

"Tepat! Tak kusangka bahwa kau ternyata sepintar itu." sebuah pujian terlempar kepadaku.

Ah… aku despresi lagi. Apa boleh buat, itu juga keputusannya dan haknya dalam bertindak dan berkata apa pun.

"Ah maaf, aku lupa kalau masalah sedang melanda dirimu." sifatnya menjadi lembut sekali.

"Tidak perlu minta maaf, lagi pula permintaan maaf tidak akan mengubah nasibku juga."

Walau sebelumnya aku terlihat lebih baik, tapi semuanya itu hanyalah terbatasi dengan kata 'terlihat'. Tidak pernah ada yang nyata dari diriku sampai kapan pun,

"Kurasa bahkan Ryuuou pun tidak bisa membuatmu semangat kembali." rupanya Alter Ego sedikit sedih soal hal itu.

"Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan baik-baik saja… mungkin."

Apa lagi coba tentang semua omong kosong ini. Ahh, lupakan. Saat ini ada hal yang lebih penting, aku sudah cukup lama di dunia ini. Bisa-bisa kalau aku lebih lama dari ini aku akan masuk koma lagi. Aku tak bisa menghentikan waktu seperti dulu di Demonirya, tetapi setidaknya aku bisa mengurangi skala perebedaan waktu ke setiap 1 menit sama dengan 1 jam.

Tepat setelah aku selesai berpikir, aku melihat cahaya lagi yang memenuhi kegelapan dunia ini. Terlalu terang kalau boleh aku katakan.

"Ugh.. di mana ini? Seingatku aku terpingsan di tengah jalan di pulau yang aku tak tau. Aku juga tidak kenal atap ini." aku mulai membuka mataku ketika mulai sadar kembali.

"Akhirnya kau bangun juga." siapa?