webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.18 Kunjungan Kembali

Semua yang ku butuhkan sudah lengkap. Segala informasi bisa dijadikan satu untuk diambil kesimpulannya. Dengan ini aku hanya perlu datang ke kayangan lagi. Siapa pun yang menunggu aku, aku akan datang.

"Kalau begitu, seluruh kepentinganku sudah selesai di sini. Atas seluruhnya, terima kasih." aku menunduk sebagai tanda aku berterima kasih dengan sangat kepada semuanya.

"Tidak-tidak, aku tidak banyak membantu. Aku hanya menyimpulkan yang sedang terjadi di sini." Shin ternyata masih bisa merendahkan dirinya, tidak berlaku sombong.

"Shin benar kak, kami hanya lah sekedar membantu. Tidak banyak yang kami lakukan untuk menyelesaikan masalah ini." Jurai pun ikut menambahi ucapan Shin.

"Ahh kalian terlalu baik hati, aku sungguh tidak tau harus membalas kebaikan kalian apa."

Semua tau bahwa hubangan ku dengan mereka hanya lah sebatas teman dan saudara bukan kandung. Namun hal yang mereka lakukan sudah jauh lebih besar, lebih besar dari seorang keluarga sendiri.

"Dengan ini aku akan menyelesaikan masalah ini. Aku akan kembalikan Jurai ke dunia Heiya kembali. Dia juga masih punya istri yang harus dijaga. Aku takkan membawanya mengikutiku hanya untuk masalahku." aku mendaklarasikan apa yang menjadi isi pikiranku.

Tentu saja kalau ada bahaya yang menimpa diriku, orang lain akan terkena dampaknya jika orang tersebut mengikutiku ke dalam bahaya tersebut. Jadi apa pun alasannya aku takkan membawa siapa pun denganku.

"Namun kak, aku pasti bisa membantumu di sana." ternyata masih ngotot aja ini anak.

"Jika aku berkata tidak itu artinya tidak. Apa pun yang terjadi aku takkan mengubah pikiranku sampai kapan pun." tegas ku katakan.

Apa yang akan ku lakukan itu terlalu tidak jelas. Jika aku menyebabkan nyawa seseorang hilang dan keluarganya menjadi kesepian, itu akan jadi beban untuk hidupku sendiri.

"Kalau kau memaksaku, aku akan mengembalikan dirimu dengan paksa." lanjutku dengan intimidasi.

"Hah~ baiklah, aku menyerah. Aku akan kembali ke Heiya." akhirnya Jurai menyerah memaksa diriku.

"Maafkan aku tidak bisa mengantarkan dirimu kembali, aku hanya akan membuka gerbangnya. Aku masih ada keperluan di dunia ini."

"Kalau begitu selesaikan kepentinganmu di dunia ini dulu, mengantarkan ku kembali hanya akan membuang-buang manamu."

Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan oleh Jurai, tetapi aku tidak ingin ada orang lain mengikutiku. Apa lagi ini adalah urusan pribadi ku, aku takkan membiarkan siapa pun ikut campur walau pun orang tersebut orang yang penting untukku.

"Maaf, sesuai yang ku katakan, tidak adalah tidak. Aku akan mengembalikan dirimu sekarang. <<Activate Personal Magic: Transportal Gate: Heiya>>" dengan cepat saja aku membuka gerbang portal supaya waktu ku tidak terbuang sia-sia.

"Baik-baik, hiss, kau tak perlu memaksa ku juga kan?" Jurai pun merasa sedikit teriritasi.

"Sekarang pulang lah."

"Aku mengerti, aku mengerti. Kalau begitu, terima kasih sudah membantu kami Shin, terima kasih juga atas cemilan dan tehnya Lala." Jurai berpamitan dengan Shin dan Lala.

"Ya, selamat tinggal, sampai jumpa kapan-kapan, jangan lupa, kabari aku lewat Pentarundum jika terjadi apa pun." Shin memberi pesan kepada Jurai.

Langsung saja Jurai masuk ke dalam portal tersebut setelah selesai memberi salam perpisahan. Sebenarnya aku tidak ingin secara kasar membuatnya pulang, namun pilihan tidak memberi ku jalan keluar. Sekarang giliran aku melakukan apa yang tersisa di dunia ini.

"Jadi, Jurai sudah kembali. Apa yang akan kau lakukan Sin, eh bukan Lucifer."

"Panggil aku terserah kehendak mu. Aku hanya akan memberi tahu orang yang mengurusi perusahaanku untuk menghubungiku lewat Pentarundum jika perlu sesuatu, dan menitipkan pesan-pesan lainnya."

"Hanya itu? Ku rasa kau bukan orang yang melakukan sesuatu dengan setengah-setengah deh."

"Hah~ baiklah, akan ku ceritakan pada mu. Aku akan menemui Blake menanyakan beberapa bagian informasi lain yang tidak ada hubungannya dengan masalah ku sekarang ini."

Sebenarnya tidak perlu juga memberi tahu Shin atas masalah apa pun. Tetapi bukan lah sebuah beban untuk memberi tahu dirinya.

"Nah itu baru diri mu. Kurasa di sini lah kita akan berpisah. Aku akan cepat-cepat menemui mu jika sempat."

"Tentu saja. Kau boleh datang kapan saja. Aku akan butuh lebih banyak bantuan dari mu di masa depan lebih banyak. Ku harap kau tak terbeban oleh hal itu."

"Tentu tidak masalah. Guna apa teman jika tidak saling membantu." ucapan Shin membuat ku sedikit merasa lega karena berteman dengan dirinya.

"Dari semua orang yang ku kenal, hanya kau saja yang mengatakan hal itu."

Semakin lama aku mengobrol dengan Shin dan yang lainnya, semakin susah aku berpisah dengan mereka.

"Hah~ sudah lah aku harus pergi, perpisahan terasa semakin sulit jika aku menghabiskan waktu dengan mu."

"Kau benar, sampai jumpa lagi Lucifer. Ku harap ketika aku menjumpai kau lagi, bukan mayat yang aku lihat." ucapan yang simpel, tetapi berarti yang sungguh penting.

"Tentu saja."

Selesai ku berbincang-bincang, pintu rahasia itu terbuka lagi ketika Shin menekan suatu tombol yang terdapat di dinding ruangan ini. Aku mempersilahkan diri ku keluar dari ruangan rahasia itu. Dan sebelum aku keluar dari ruangan kepala sekolah, aku menundukkan kepala ku kepada Shin dan Lala, juga kepada kepala sekolah.

Semua kepentinganku di sekolah ini tidak ada lagi. Sebenarnya masih ada, yaitu Chris dan Jeanne, tetapi mereka hanya sebuah karakter yang buat ku jadikan batu loncatan. Baru saja aku berpikir tentang mereka, keduanya ada tepat sebelum aku keluar dari sekolah.

"Sin!?" Jeanne terkejut setengah mati melihat diriku.

"Eh itu Sin? Kenapa dia memakai jas?" Chris pun ikut mengomentari tentang kemunculan diri ku.

"Ternyata kalian muncul juga melihat ku. Sejak aku datang aku berpikir kenapa kalian tidak muncul, akhirnya datang juga pada saat aku ingin pergi lagi." aku pun hanya melontarkan isi pikiranku.

"Jadi kau sudah ada sejak tadi? Kami tak melihat kau di mana pun."

"Iya, tetapi kalian tidak perlu tau aku di mana. Sudah, aku harus pergi sekarang."

Aku berjalan meninggalkan mereka keluar ke arah lapangan depan.

"Ini kah respon mu terhadap kami setelah kau meninggalkan kami!?" Jeanne pun berteriak dengan emosi kepada ku.

Jujur saja aku tidak mengerti kenapa dia marah. Meneladeni mereka akan membuang waktu ku lebih lama, jadi aku tinggal mereka menuju mobil ku.

"Sin kau bodoh!" itu lah kata-kata terakhir yang aku dengar dari Jeanne sebelum aku kehilangan jejak mereka.

Tidak ingin dilihat banyak orang, aku langsung masuk saja ke dalam mobilku. Hahaha, dia benar, aku sungguh bodoh. Lucifer, Lucifer, kau kehilangan hati nurani mu untuk bertindak benar kali ini.

"Pin poin location: Guirusia.co Building." sebuah perintah terhadap sistem mobil aku katakan.

Setelah mobil berjalan dengan otomatis, aku berisitirahat sejenak dari semua ini. Sudah terlalu banyak hal yang terjadi dalam waktu singkat. Berpikir lebih dalam hanya akan membuat diri ku sendiri lelah. Sampai-sampai dalam sekejap aku tertidur di kursi mobil yang aku buat datar.

Tak butuh waktu lama sebenarnya sampai aku melakukan semua yang kubutuhkan. Urusan ku di Guirusia.co sendiri lebih singkat karena hanya memberi pesan. Ketika aku menemui Blake pun tak butuh waktu lama karena aku sebenarnya hanya memastikan suatu informasi yang kurang jelas saja.

"Kalau begini aku sudah siap menemui raja kayangan itu." kata ku dengan percaya diri setelah aku selesai semuanya termasuk mengembalikan mobil ku ke perusahaanku lagi.

Oh ya aku ingat satu hal lagi. Aku harus kembali ke dunia Demonirya lagi untuk memberi tahu kondisi ini kepada keluarga ku. Sebenarnya aku tidak tega juga mengatakan bahwa ada kemungkinan akan terjadi sesuatu kepada diri ku karena pertemuan yang akan ku datangi itu adalah hal yang masih tidak jelas.

Apa boleh buat, aku perlu melakukannya karena aku akan menyesal nantinya ketika mereka tidak mengerti apa yang terjadi pada ku. Tak perlu waktu lama untuk aku kembali ke istana dan mengatakan semua yang perlu ku katakan. Tak ku kira bahwa mereka memperbolehkan diri ku melakukan hal yang berbahaya. Sebelum aku pergi lagi, aku menerima pelukan hangat dan penuh kasih sayang dari kedua istri ku.

"Aku tak mengira bahwa mereka akan membiarkan diri ku pergi. Tetapi bagus lah, itu artinya aku tak perlu mengkhawatirkan mereka tidak memperbolehkan ku." ucap ku setelah keluar lagi dari dalam kerajaan.

Ohh ya, karena waktu yang berjalan di dunia ini dan dunia lain adalah berbeda. Maka kepergianku sebelumnya hanya terhitung dalam waktu beberapa jam saja. Tetapi, kali ini waktu di kayangan akan lebih lambat. Jadi hanya 1 menit di kayangan akan memakan waktu lebih banyak di dunia lain.

"Kurasa aku harus cepat-cepat pergi ke kayangan. Kalau tidak aku akan melewatkan hal-hal penting." tindak ku dengan cepat membuka portal ke kayangan.

Portal ke kayangan punya akses yang berbeda dengan portal-portal lainnya. Kalau portal lainnya tidak ada sistem seleksi tentang siapa yang ada di dalam portal tersebut, itu artinya portal kayangan hanya akan memperbolehkan seorang dewa atau dewi saja yang masuk dan keluar.

"Seperti yang ku duga, portal ini akan terbuka dengan cara yang berbeda dengan portal biasanya. Portal ini seolah-olah dibuat untuk menyadari pikiran penggunanya agar bisa terbuka sendiri."

Tanpa ragu aku berjalan masuk ke dalam gerbang portal itu. Aku tak akan ragu karena aku tau bahwa apa yang akan ku hadapi adalah sesuatu yang ada di dalam batas kekuatanku. Termasuk kekuatanku yang tanpa batas ini, hahaha.

"Kau kemari lagi tuan!" penjaga gerbang yang sama datang menyambutku lagi.

Siapa lagi selain penjaga gerbang kota, Snatach. Aku tak masalah dengan keberadaan dewa yang satu ini karena dia sudah membantu ku menyelesaikan sedikit dari keraguan ku dulu.

"Iya, aku ingin menemui raja Guirusia." aku datang dengan kedua sayap ku yang berwarna putih keemasan.

Sebelum masuk ke portal ini, aku menerapkan sihir yang tak akan pernah disadari oleh siapa pun selain penggunanya sendiri, sihir pengubah bentuk. Aku menerapkan sihir ini pada sayap dan badanku agar terlihat seperti sebelumnya ketika aku belum mengontrak Ryuuou.

"Baiklah, silahkan masuk tuan muda Guirusia." Snatach membukakan jalan untuk ku masuk ke dalam kayangan.

Tak perlu bertele-tele lagi aku untuk sampai ke istana kayangan karena aku sudah pernah datang dekat ke istana ini.

"Siapa kau!?" penjaga istana lah sekarang yang menanyai diri ku.

"Aku datang untuk menemui raja Guirusia. Aku adalah Guirusia Lucifer." berkata ku dengan sopan, tetapi juga dengan intimidasi.

Spontan saja penjaga itu terkejut dan berkeringat dingin. Siapa yang ingin mencari masalah dengan orang penting yang punya kuasa lebih lagi.

"Maafkan hamba tuan. Silahkan masuk tuan muda." sekarang dewa lemah penjaga istana ini juga takut kepada ku.

Semuanya lemah, lemah! Hanya sedikit intimidasi saja menjadi seperti itu, itu kah yang kau sebut dengan dewa? Aku tak mau membuang waktu lebih lama dengan dewa lemah ini, jadi aku langsung masuk ke dalam istana yang sebelumnya hanya aku amati.

"Mari ikuti saya tuan muda, raja Guirusia sudah menunggu kedatangan anda." sungguh mengejutkan bahwa orang tersebut mengetahui kedatangan ku.

Tetapi jika dipikir-pikir kembali, dia punya kuasa atas kerajaan kayangan, jadi itu mengerti segalanya bukan lah hal besar untuknya. Mungkin.

Selagi aku ditunjukkan jalan menuju pertemuan ku dengan raja itu, aku melihat apa yang ada di sekitar ku. Cukup menarik juga bahwa istana ini tidak memasang hiasan yang terlalu norak.

"Ini dia ruangannya tuan muda. Silahkan masuk." pelayan, atau bisa kukatakan butler itu membukakan pintu yang ada di hadapanku dan mempersilahkan aku masuk.

"Terima kasih." ini lah kesempatan ku, tanpa lama aku langsung masuk ke dalam dan menemukan bahwa ada seseorang yang duduk di kursi takhta.

"Akhirnya kau datang juga, dan kau kembali." raja tersebut berkata-kata kepada ku.

"Sekarang, katakan apa tujuan mu memancing ku kemari." permainan dimulai.