webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.140 Demam

Waktu lima hari di negara asing ini kami semua manfaatkan dengan baik. Kami semua menjelajahi kota ini sampai ke tempat yang jarang dilalui orang. Beberapa dari mereka ada yang tertarik dengan tempat pandai besi ingin membeli peralatan sesuatu padahal tidak begitu membutuhkan.

Setelah itu kami tidak membuang waktu dan pulang ke negara kerajaan kami tanpa berhenti sama sekali. Waktu yang kami lewati begitu menyenangkan, ingin rasanya aku tetap melakukan hal itu selamanya. Namun begitulah hidup, pekerjaan dan bersenang-senang adalah dua hal yang berbeda.

"Nghh aku masih lelah sayang."

"Ishh Koshiyu, ayo bangun kita harus bekerja."

Keesokan harinya setelah kita pulang di malam hari, Koshiyu menjadi begitu malas dan bahkan tidak mau beranjak dari kasur. Biasanya malahan aku lah yang sedikit bermalas-malasan karena jadwal berangkatku bisa pindah sewaktu-waktu.

"Kioku aja deh yang berangkat, aku mau tidur dulu nanti aku susul."

"Mana bisa begitu, justru Koshiyu lah yang lebih dibutuhkan di istana."

Namun melihat Koshiyu seperti ini aku merasa ada sesuatu yang salah dengannya. Bukan hanya dia tidak mau bangun dari kasur, dia bahkan menutupi seluruh tubuhnya bahkan mukanya dengan selimut. Dengan rasa penasaran aku memaksa membuka selimut itu.

"Ya ampun sayang, lihat lah wajahmu yang sangat merah itu!!"

Dengan reflek aku langsung menempelkan tangan ke dahinya dan dan dahiku. Yang aku dapatkan adalah Koshiyu ternyata demam. Suhu tubuhnya terlalu tinggi dan dia berkeringat terlalu banyak. Tidak kusangka dia bisa jatuh sakit seperti ini.

"Hehehe, ketahuan ya? Tidak apa kok, nanti juga sembuh sendiri."

"Tidak, tidak, aku tidak bisa membiarkan sayang sakit seperti ini."

"Kalau kita semua tidak berangkat mama akan kesulitan karena kita tidak memberi kabar apa pun."

"Soal itu aku bisa menyampaikan kepada kusir untuk mengatakan pesan kita kepada mama. Pasti mama juga mengerti maksud kita."

Tanpa berlama-lama aku langsung menuju keluar dan menemui kusir serta menyampaikan semua pesan tentang kami. Kusir yang sudah menerima pesan dariku langsung saja pergi ke istana dengan tujuan menyampaikan pesanku.

"Koshiyu istirahat saja dengan tenang, aku akan merawat sayang kok."

"Kenapa sampai melakukan ini untukku sayang? Sebenarnya kalau Kioku memaksa aku sedikit lagi mungkin aku akan berangkat ke istana sekarang."

"Tidak perlu memaksakan diri. Kalau memang sayang sakit nanti malah kerjaan jadi tidak fokus dan kacau nanti. Mending sekarang istirahat dulu supaya cepat sembuh."

Walau aku masih harus mengurus Shiakira serta merawat Koshiyu, aku tidak mengeluh sama sekali. Justru ini membuat diriku semakin dekat dengan Koshiyu saja. Jujur kalau tidak terjadi hal seperti ini, aku tidak akan pernah tahu kekurangan Koshiyu sama sekali.

Sejak awal aku bertemu dengannya, aku sama sekali tidak melihat ada kekurangan darinya. Mungkin waktu itu aku melihatnya sebagai orang yang menjengkelkan, tetapi itu supaya dia bisa menarik perhatianku.

"Kalau sudah tidak dingin bilang ke aku ya Koshiyu sayang? Aku akan ganti kompresnya."

Kami adalah raja dan ratu? Siapa bilang semua raja dan ratu butuh dokter kerajaan untuk menyembuhkan penyakit raja atau ratu. Bahkan kalau dibilang dengan kemampuan milik Sin yang luas termasuk bidang kedokteran, aku rasa kemampuan dokter kerajaan pun kalah.

Sambil merawat Koshiyu, aku juga mengurusi Shiakira seperti mandi dan lain sebagainya. Nanti aku juga harus membuatkan makanan yang mudah dikonsumsi oleh Koshiyu agar dia tidak kekurangan makanan, tetapi juga tidak kesulitan memakannya.

"Kioku apa tidak masalah mengurusi aku seperti ini? Bukan kah kamu juga ingin kembali bekerja karena katanya pekerjaanmu penting?"

"Pekerjaanku penting? Kalau begitu aku tambahi, keluargaku jauh lebih penting dari segalanya."

Entah kenapa Koshiyu dalam keadaan seperti ini menjadi sangat khawatir bukan terhadap dirinya, tetapi kepadaku. Padahal dirinya dulu yang seharusnya dirawat tanpa harus memikirkan sesuatu yang berlebihan.

"Kioku…."

"Sudah, sekarang fokusmu adalah untuk sembuh. Jangan memikirkan sesuatu yang membuat Koshiyu menjadi terbeban sendiri ya?"

Aku menggendong Shiakira sambil mengelus kepala Koshiyu pelan juga tersenyum kepadanya. Koshiyu yang lebih senyumanku balik tersenyum kepadaku. Karena menurutku dia tidak akan tertidur kalau begini terus, akhirnya aku menlantunkan sebuah lagu untuknya.

"In Heaven angels are singing to whom~ In the sea of thy soul feelings are shown~ Are you there waiting someone to come?~ So here I am in front of you gazing at your smile~"

Lagu yang kulantunkan adalah lagu dengan bahasa dari dunia Sin, bahasa Inggris. Koshiyu mungkin tidak tahu artinya, tetapi itu adalah ungkapan perasaanku secara tidak langsung. Oh ya lagu ini aku ciptakan sendiri dengan cepat.

"Yet thy walk away from me leaving me alone~ I just waiting thou to comeback and hug me~ Now I am left in the space color of darkness~ Hoping light will come and serve over me again~"

Ketika aku mengucapkan kata terakhir dalam laguku itu, aku melihat Koshiyu sudah tertidur tenang. Dulu sewaktu ketiga kepribadian lainku masih ada dalam alam bawah sadarku, mereka lah yang selalu memperingatkanku akan sesuatu yang buruk.

Namun sekarang dengan perasaanku sendiri aku menungkapkan dengan sebuah lagu menunjukkan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang tersisa dari semua yang ada sekarang hanyalah sebuah bayangan hitam kelam.

"Uuuu…"

"Ucucucu, anak mama jangan menangis ya? Papa lagi tertidur tenang itu jangan diganggu."

Meninggalkan Koshiyu yang tertidur dengan pulas, aku menuju ke teras depan rumahku. Menarik nafas panjang, aku menghirup udara segar pagi hari dari pepohonan sekitar rumahku. Aku yang melihat empat monster penjagaku sedang berada di dekatku hanya bisa tersenyum menyapa mereka yang sudah jarang aku temui.

Perasaan gundah dalam hatiku tidak bisa dipungkiri. Walau aku tidak mau mengatakan bahwa yang kurasakan ini akan menjadi realita nantinya, tetapi perasaan itu tetap menghantuiku. Apa? Tidak, hanya sebuah prediksi tentangku di masa depan saja.

"Shiakira lapar ya? Baiklah."

Pagi, siang, bahkan sore terlewati. Ketika malam hari sudah memunculkan dirinya, Koshiyu terbangun dari tidurnya ketika aku baru saja selesai mandi sehabis mengurusi Shiakira. Kalau dilihat dari gerak-gerik tubuhnya, seharusnya dia sudah membaik.

"Sudah mendingan sayang?"

"Hmm sudah kok berkat Kioku sayang mau merawatku. Maaf merepotkanmu sayang."

"Mana ada merepotkan. Sudah jadi kewajiban seorang istri menjaga suaminya dalam segala keadaan."

Senyuman tulus aku beri untuk suami tersayangku. Aku ingin menikmati hidupku yang menyenangkan terus-menerus bersama dengannya dan anak-anak kami. Selama ada waktu harus dimanfaatkan dengan baik.

"Apa Kioku sudah beristirahat sejak tadi? Jangan bilang Kioku bahkan belum duduk sama sekali."

"Istirahat kok beberapa kali setelah membersihkan rumah. Rumah kita tidak ada pelayan jadi harus dibersihkan sendiri."

Kebiasaanku dan Koshiyu adalah segala sesuatu dengan kemampuan sendiri. Pelayan hanya melayani kami di istana saja bukan di luar istana. Mungkin ketika sedang berjalan-jalan mereka mengawasi dari jauh bisa, tetapi tidak seperti penakut dikelilingi pengawal.

"Walau begitu tolong jangan buat dirimu lelah sendiri. Ingat lah Kioku sayang masih dalam keadaan hamil sekarang, tidak boleh sampai terlalu lelah dan membahayakan diri sendiri."

"Aku mengerti kok sayang, kalau aku lelah aku akan berhenti sendiri."

Perhatian Koshiyu yang membuatku terus bertahan walau melihat kenyataan yang buruk di depan mataku sendiri. Apalagi selain masalah Imperial Arkness. Takut? Bukan, aku hanya memikirkan situasi terburuk yang bisa terjadi.

Ingat Koshiyu pernah melarangku untuk jangan menggunakan kekuatan dewi lagi? Perasaanku dihantui oleh hal itu. Memang aku berusaha untuk tidak menggunakan kekuatan itu lagi, tetapi menurutku seorang pemimpin Imperial Arkness bukanlah orang yang lemah.

"Kalau begitu istirahatlah sekarang, aku tidak mau melihat Kioku yang jatuh sakit menggantikanku."

"Baiklah, tapi sebelum itu akan kusiapkan makan untuk sayang dulu, sejak tidur kamu belum makan siang atau makan malam sama sekali."

Untuk Koshiyu yang masih keadaan setengah sakit aku memasakkan makanan untuknya yang lumayan mudah dimakan, tetapi bukan bubur seperti tadi pagi. Jadi yang bisa aku masak untuk Koshiyu adalah nasi goreng saja.

Kalau berbicara tentang nasi goreng aku jadi ingat bagaimana Sin sangat menyukai nasi goreng yang entah dia buat atau istrinya yang membuatkan. Apa nantinya di saat pertarungan melawan pemimpin Imperial Arkness aku akan mengalami hal yang sama seperti yang mereka alami saat menyelamatkan dunia?

"Hah~ selesai."

Dari dulu aku selalu berpikir bahwa korban itu selalu dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu. Ingin mendapatkan kebahagiaan? Korbankanlah keinginanmu dan egoismu. Ingin mendapatkan kemenangan? Nyawa bisa jadi taruhannya.

"Sudah Kioku tidur saja dulu. Nanti kalau aku sudah selesai makan aku beresi sendiri piring dan alat makannya."

"Baiklah, kalau butuh sesuatu yang menyusahkan untuk sayang bangunkan aku saja ya? Jangan memaksa, kamu masih dalam keadaan sakit."

"Aku mengerti kok Kioku sayang, terima kasih. Selamat malam, tidur yang indah."

Merasa lelah setelah melakukan semua kegiatan hari ini, aku tidur dengan pulas setelah mendapat kecupan di dahi. Sekarang mungkin tidak akan ada yang terjadi, tetapi nantinya tidak akan ada yang tahu.

Namun aku tidak boleh putus asa dan hilang harapan. Aku masih mempunyai Koshiyu dan Shiakira yang harus kurawat, juga anak yang kukandung sekarang masih menanti kehadirannya di dunia yang indah ini.

"Semuanya akan berakhir dengan cepat Kioku."

"Allergeia? Sudah lama aku tidak bertemu atau mendengar suaramu. Sudah lama juga aku tidak berada di sini, berapa tahun ya, hampir 3 tahun berarti."

"Yang aku mau sampaikan adalah kalau benar-benar terpaksa maka aku akan mengambil alih tubuhmu. Pertarungan yang akan kau hadapi nantinya akan jauh lebih sulit dari yang kau duga."

Padahal aku tidak ingin membahas hal itu dengan mengecohkan dengan topik lain. Ujung-ujungnya memang tidak bisa kabur, itulah realita yang aku harus hadapi mau bagaimana juga. Kalau tidak diselesaikan maka sampai ke depannya masalah akan muncul terus-menerus.

"Aku sudah mengerti… tidak perlu kau sampaikan aku juga sadar bahwa waktuku sangat terbatas. Walau begitu aku tidak akan menyerah, jadi jangan ambil alih tubuhku selama aku belum menyerah."

"Jika itu keinginanmu maka aku akan turuti. Semoga semuanya berjalan sesuai harapanmu yang indah itu. Sehingga kau bisa hidup bahagia dengan keluargamu."

"Tentu saja."