Baru saja dia keluar dari kamar mandi cewek, dia sudah di kurung oleh lengan kekar milik seorang laki-laki. Dia di sudutkan di tembok dekat pintu kamar mandi tersebut.
"Rayhan?" Gumam Nara pelan.
"Jauhin Alvin! Gue gak suka lo deket-deket sama dia!" Ucap Rayhan dingin dan menatap tajam mata Nara.
"Maksud lo apa?" Tanya Nara kembali membalas tatapan Rayhan.
"Lo tau maksud gue!" Jawab Rayhan datar.
"Apa? Kenapa lo ngelarang gue untuk deket sama Alvin?" Tanya Nara.
"Gue ga suka Nara!!!" Bentak Rayhan. Dia sudah menahan emosi nya dari tadi, tapi Nara tetap saja tidak mengerti.
"Kenapa lo gak suka? Suka-suka gue dong mau deket sama siapa aja. Lo kan bukan siapa-siapa gue." Kata Nara menantang Rayhan.
Mata Rayhan menatap nyalang ke arah Nara.
Bugh! Rayhan memukul sisi tembok dimana Nara bersandar. Dia bukan tipikal laki-laki yang dengan mudah menahan emosi nya.
Nara menunduk takut. Mata Rayhan benar-benar memancarkan emosi yang menggebu-gebu.
"Sekali lagi, gue kasih tau. Jauhin Alvin!" Desis Rayhan tepat di telinga Nara. Setelah itu, dia meninggalkan Nara yang masih menunduk ketakutan.
Setelah dia tau bahwa langkah Rayhan semakin menjauh, Nara mengangkat kepala nya. Dia memegang dada nya, jantung nya berdebar begitu kencang.
"Kenapa gue harus jauhin Alvin? Dasar ga jelas." Gumam Nara. Lalu dia berlalu pergi.
¤¤¤
"Lama banget sih lo!" Gerutu Farah saat Nara baru kembali dari kamar mandi. Dia sudah menunggu sangat lama, dan dengan wajah polosnya Nara hanya menunjukkan cengiran nya.
"Maaf sih!" Ucap Nara pelan.
"Udah yuk pulang!" Ajak Tika.
"Ra!" Nara menoleh ke sumber suara.
"Kak Alvin?"
"Kamu pulang sama aku kan? Katanya minta ajarin ngerjain tugas?" Tanya Alvin.
Nara menepuk pelan kening nya.
"Iya kak. Maaf aku hampir lupa." Jawabnya.
"Iya ga papa. Jadi kan?" Tanya Alvin lagi.
"Besok aja gimana kak?"
"Kalo besok kayanya ga bisa. Mau futsal sama anak-anak yang lain." Jawab Alvin.
"Oh gitu." Gumam Nara.
"Iya. Emang hari ini kamu mau kemana?" Tanya Alvin.
"Aku ada janji sama Mama. Mau belanja gitu." Jawab Nara.
"Siang ini?"
"Gatau sih, kayanya sore sampe malem gitu, soalnya mama kalo belanja suka lama." Jawab Nara.
"Yaudah, kamu pikirin dulu deh. Sekarang kita pulang aja." Nara mengangguk lalu dia menatap ke arah teman-temannya.
"Guys, sorry ya gue pulang sama kak Alvin." Ucap Nara. Sebenarnya dia tak enak dengan sahabatnya, mereka sudah menunggu dirinya, dan sekarang dia harus pulang dengan Alvin.
"Gak papa kok. Santai aja." Ucap Nanda tersenyum.
"Kak, jagain temen gue. Awas aja sampe lecet." Pesan Sena dengan sedikit bercanda.
"Siap. Nara aman sama gue." Alvin mengacungkan jari jempolnya.
Setelah itu, Alvin menarik tangan Nara untuk pulang. Nara melambaikan tangannya.
"Cukup gue yang nyakitin lo, Ra. Semoga dia bisa bahagiain lo!" Batin seseorang di balik tembok, sedari tadi dia melihat Alvin yang mendekati Nara.
¤¤¤
Saat berjalan menuju parkiran, mata Nara tak sengaja melihat Rayhan yang sedang duduk di atas motor merahnya. Lelaki itu menatap tajam tepat di manik mata Nara.
Nara menunduk. Dia bisa melihat isyarat dari mata Rayhan. Mata itu seolah mengatakan 'Jauhin dia!'.
"Ra, kok nunduk? Kenapa?" Tanya Alvin.
"Em.. gak papa kak." Jawab Nara tersenyum canggung.
"Yaudah, masuk gih!" Ucap Alvin setelah membukakan pintu mobil untuk Nara. Setelah Nara masuk, Alvin beralih mengitari mobil dan masuk ke tempat kemudi, namun sebelumnya dia sempat menunjukkan senyum miring nya pada Rayhan.
"Bangsat!" Umpat Rayhan.
¤¤¤
"Yeayyy selesai!!!" Pekik Nara setelah menyelesaikan tugas Kimianya. Setelah hampir dua jam dia berkutat dengan buku-buku tebal dan dibantu Alvin, akhirnya selesai.
Diperjalanan pulang tadi, Nara berpikir keras dia harus mengerjakan tugasnya kapan, besok Alvin tidak bisa, dan hari Minggu adalah harinya untuk bermalas-malasan, artinya dia tidak mau mengerjakan tugas dihari Minggu.
Akhirnya, dia memutuskan mengerjakan hari ini saja, karena kata mamanya, mereka akan pergi belanja nanti sore.
"Makasih ya, udah mau bantuin aku." Ucap Nara tersenyum.
"Sama-sama." Jawab Alvin.
"Kirain tadi ga bakalan selesai tau." Kata Nara sambil menutup buku-bukunya.
"Tapi selesai kan? Lagian kok bisa dapet tugas sampe segitu banyaknya gimana?"
"Ini sebenarnya tugas dari Minggu lalu sih kak, terus kan ga selesai, minta waktu deh, akhirnya jadi makin banyak soalnya Minggu ini dapet tugas lagi." Jelas Nara.
"Berarti salah kamu sendiri kan? Ngapain ga dikerjain dari kemarin-kemarin?"
"Kan aku ga bisa." Nara mengerucutkan bibirnya.
"Makanya tanya, biar bisa." Alvin mengacak pelan rambut Nara.
"Tanya siapa? Kan kenal kak Alvin juga baru-baru ini."
Alvin tertawa pelan. "Yaudah aku pulang ya."
Nara mengangguk. "Hati-hati ya kak. Makasih sekali lagi."
"Iya sama-sama. Have fun ya buat weekend-nya." Kata Alvin.
Nara tersenyum dan mengangguk.
---
"Beli daging apa ini? Sapi apa ayam?" Tanya Mama pada Nara.
"Terserah deh. Aku udah capek banget Ma." Gerutu Nara.
"Ya sabar, kamu disuruh bantuin milih, malah terserah-terserah terus."
Nara hanya menghela napas pelan. Lalu Nara melihat sebuah kursi dipojokan.
"Ma, Nara duduk disana ya." Mamanya mengangguk.
Nara duduk sambil memainkan ponselnya.
"Disuruh jauhin malah pulang bareng. Berani banget ya Lo!"
Nara mendongak saat mendengar suara itu. "Mau Lo apa sih Ray? Lo udah nyakitin gue, sekarang gue deket sama orang lain, Lo nyuruh gue buat jauhin dia. Mau Lo apa?"
"Mau gue? Mau gue Lo jauhin dia."
"Kenapa? Kasih gue alasan biar gue bisa jauhin dia."
Rayhan diam. Dia hanya menatap dalam mata Nara.
"Kenapa? Lo diem berarti ga bisa ngasih alesan kan? Ga jelas!"
"Gue ga suka Lo sama dia." Kata Rayhan.
"Ya kenapa? Alasannya apa Lo bisa ga suka sama dia? Ada masalah Lo sama dia?"
Rayhan mencengkeram pergelangan tangan Nara. "Gue ga suka dibantah. Lo harus jauhin Alvin." Katanya pelan.
Nara memberontak. "Gue ga mau."
"Lo--"
"Apa? Lo ga ada hak buat nyuruh-nyuruh gue. Jadi ga usah ikut campur." Ucap Nara.
"Gue ga suka Lo deket sama Alvin. Jadi jauhin dia! Lo tau arti ga suka kan? Turutin omongan gue." Rayhan melepaskan tangan Nara dan berlalu pergi.
---
Nara merebahkan tubuhnya. Dia semakin heran dengan tingkah Rayhan, sudah menyakiti sekarang masih saja ikut campur urusannya.
"Kalo emang suka harusnya bilang, ga malah kaya gitu. Gapapa lah ya gue kepedean, tapi dari sikap Rayhan nyuruh gue buat jauhin Alvin, udah keliatan kalo dia cemburu. Tapi gue udah ga peduli." Ucap Nara pelan.
"Ahhh, enak banget hidup gue kalo kaya gini. Tugas udah selesai, nemenin Mama buat belanja juga udah, besok ga ada jadwal apapun, hari Minggu juga kosong. Enak nih, gue harus nonton Drama Korea sebanyak mungkin. Gila, gue jadi orang paling bahagia Minggu ini, hahaha." Katanya sambil merentangkan kedua tangannya.
Lalu dia meraih ponselnya, dan teman-temannya sudah ribut membicarakan tentang tugas untuk hari Senin. Nara tertawa pelan, dia sengaja untuk tidak memberikan contekan kepada teman-temannya, mungkin nanti jika waktunya sudah mepet, dia akan memberikan jawaban miliknya yang dibantu oleh Alvin tadi.
Menjahili teman-temannya tidak masalah kan?
Nara mematikan ponselnya dan mulai membuka laptopnya, dia harus segera mulai menonton drama.
----