webnovel

RASYA'

Menceritakan tentang seorang gadis remaja berparas cantik yang menjadi incaran dua cowo tajir di salah satu sekolah swasta elit dikotanya. Bahkan, dua cowo itu sudah memiliki jabatan sebagai CEO perusahaan besar padahal mereka masih duduk di bangku SMA. Siapakah yang akan di pilih gadis itu untuk menjadi tambatan hatinya? Ikuti terus kisahnya!

Alvinandita · Urban
Not enough ratings
1 Chs

RASYA - 1

Pagi ini adalah hari pertama gadis itu menjadi siswi di SMA Nusa Gara. Gadis mungil dengan rambutnya yang dikuncir kuda membuatnya sama sekali tidak kehilangan pesonanya yang tentu saja sangat menarik siapa saja yang baru saja melihatnya. Kulit yang putih serta bentuk tubuh yang ideal bahkan bisa dibilang body idaman kaum pria yang pastinya membuat semua kaum pria di salah satu sekolah swasta itu pasti melirik dirinya.

Gadis itu langsung bergegas memasuki gerbang sekolah barunya dan yang ia lihat pertama kali ialah kerumunan remaja sebayanya yang sibuk melihat daftar nama dipapan pengumuman. Bukannya ikut melihat daftar nama dirinya, gadis itu malah memilih duduk di salah satu bangku taman yang terletak tepat didepan salah satu kelas yang ada disekolahnya tersebut.

"Niat amat tuh orang nyelip-nyelip demi liat nama doang." Gumam gadis itu sambil memandangi gerombolan di depan Mading.

Tanpa gadis itu sadari tiba-tiba saja seorang pria dengan almameter berlambang OSIS itu duduk disampingnya. Pria itu berdehem sekilas namun gadis itu terlihat masih saja tidak menyadari akan kehadirannya.

"Disaat semua orang sibuk dan dengan santainya lo duduk." ucap pria itu berdecih sedangkan gadis itu hanya menjawab santai.

"Rame gitu gak akan bisa juga gue liatnya."

"Setidaknya lo usaha bukan malah duduk."

Gadis itu langsung menoleh menatap sejenak pria disampingnya dengan tatapan yang bisa dibilang kesal. Siapa dia bisa-bisanya berbicara seenaknya seperti itu? Lagian apa salahnya dia duduk, toh dia juga niat duduk sebentar saja sambil menunggu gerombolan dimading itu sepi. Bukankah kita harus melestarikan budaya mengantri?

Akh.. Rasanya kesal sendiri menghadapi cowok sok tau ini kalau saja matanya tidak melirik lambang dari almamater yang dipakai cowok itu, jelas sudah ia sumpel mulut cowok itu pake sepatunya.

"Kakak OSIS kan?" tanya gadis itu sebenarnya ragu.

Pria itu segera menoleh lalu beralih menatap gadis disampingnya seolah-seolah dirinya merasa baru mendengar pertanyaan aneh sedunia. "Kenapa emangnya kalo gue OSIS?"

"Cihh belagu amat ni orang," omel gadis itu pelan dan ternyata pria itu mendengarnya dengan jelas.

"Lo bilang gue belagu?"

"Eng..engga geer banget lo kak," alibinya membantah. Pria itu hanya mengiyakan lalu beralih menatap layar handphone nya.

"Kak bole tanya lagi gak?" ucap gadis itu sambil menggigit bibir bawahnya pelan sedangkan pria itu langsung beralih menatap gadis disampingnya. "Tanya aja."

"OSIS itu kerjaannya ngapain sih?"

"Lo nanya kek gitu untuk nguji gue apa lo emang bener-bener gatau?" jawab pria itu sambil menatap gadis itu dengan intens.

"Kalo gue tau ya ngapain gue nanya kak..."

"Iya mana gue tau lo tau apa engga dan sekarang lo uda masuk S.M.A." ucap pria itu sambil menekankan kata SMA.

"Dan lo gatau tugas OSIS itu apa? Mending lo balik ke SMP lo dan lo udah salah banget milih ngelanjutin SMA disini." ketus pria itu.

"Lah kok gitu sih,"

"Iyalah lo bodoh banget jadi cewe."

"Kalo bodoh ya ajarinlah sampe pinter bukan malah ngehujat. Yaelah jadi kesel gue." ucap gadis itu sambil mengelus dadanya menahan sabar.

"Gue lebih kesel denger pertanyaan lo tadi,"

"Iya gue heran aja sih, emangnya OSIS itu gak ada kerjaan ya gitu? Sampe kakak sempet-sempetnya ngurusin hidup gue yang cuman numpang duduk bentar doang disini?"

"Ada."

"Terus?"

"Gue masih mau mandangin wajah lo."

"Kakak gombal?"

Bukannya menjawab pria itu malah menatap wajah gadis disebelahnya lebih dekat.

"Gue serius."

Deg.

Gadis itu menelan air ludahnya susah payah. Mata pria itu sangat lekat menatap dirinya ditambah lagi jarak yang sangat dekat membuatnya hampir saja terhanyut dalam tatapan pria itu. Namun kesadarannya masih cukup normal untuk segera memutus kontak antara dua mata yang saling beradu tatap beberapa detik yang lalu.

"Yaudah kak, gue mau liat daftar nama dulu di mading. Udah sepi tuh keknya." ucapnya mulai berdiri menyandang tas mungilnya namun, sebuah tangan lebih dulu menahan langkahnya.

"Gak perlu."

"Eh?"

"Karna gue yang mimpin gugus lo,"

Gadis itu terdiam sambil meringis dalam hati memikirkan apa yang barusan ia dengar. "Mampuss gue..."

"See you tomorrow Kesya," ucap pria itu sambil tersenyum smirk lalu beranjak pergi dari hadapan gadis itu. Kesya hanya bisa menelan ludahnya menerima kenyataan bahwa besok bisa jadi dirinya akan dibully habis-habissan oleh pria satu ini.