Derry membuka pintu kamar kecil di kantor presiden, dan Dewi berjalan masuk di belakangnya. Mereka terlihat acuh tak acuh dan sepertinya menunggu seseorang untuk berbicara terlebih dahulu.
Derry duduk di atas sofa kulit hitam dengan santai dengan sosok tinggi, dan mengendurkan dasi di lehernya dengan lambaian tangannya yang besar. Dewi berdiri di tempat sampai mereka berdua sendirian dan ketika mereka sudah siap dan kata-kata bisa diucapkan.
"Apakah kau ingin berbicara denganku tentang dokumen yang aku percayakan kepada Arden untuk ditandatangani untukmu?" Derry menghela nafas, dan akhirnya berbicara lebih dulu. Dia memahami pergumulan di dalam hatinya, dan jika dia bisa memecahkan kebuntuan lebih dulu, dia akan bersedia memberikan kelonggaran!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com