webnovel

Rahim Sewaan : Istri Bayaran Sang Bos

Fabian Wijaya adalah pemuda berusia 34th, dia merupakan seorang yatim-piatu yang telah ditinggal semua keluarganya. Hidup sendirian di salah satu pedesaan yang ada di kawasan Jakarta Utara dan mengabdikan diri sebagai pekerja serabutan di salah satu kebun jengkol, tanpa sengaja Fabian Wijaya menjalin hubungan dengan Kenny Alfaro—putri dari keluarga Alfaro yang terkenal terpandang juga kaya-raya. Hubungan keduanya tak direstui, hingga membuat Doni Alfaro—Ayah Kenny dan Keyra, menghalalkan berbagai cara untuk menyingkirkan Fabian dari dunia ini. Hingga akhirnya, sebuah insiden pun datang, di mana Fabian harus mengalami kemalangan, dan kehilangan belahan jiwanya di tangan Doni Alfaro. Merasa dendam Fabian pun memutuskan untuk balas dendam dengan apa yang telah dilakukan Doni kepadanya. Tak lama setelah itu, sebuah kecurangan terjadi hingga membuat keluarga Alfaro tidak hanya bangkrut, hingga Keyra harus menanggung biaya rumah sakit, beserta dengan hutang ayahnya yang belum bisa terlunasi dengan habis. Dalam kondisi seperti itu, Fabian pun datang bak seorang malaikat. Menawarkan sejumlah uang kepada Keyra sebagai jawaban dari segala kemalangan Keyra. Namun dengan syarat, Keyra harus menjadi budaknya dalam hal apa pun itu. Termasuk mengandung benih Fabian, juga memuaskan nafsu bejat Fabian. Akankah Keyra bisa melepaskan diri dari jeratan Fabian yang memang memiliki niatan balas dendam kepada keluarganya melalui dirinya? Ataukah Keyra akan benar-benar jatuh ke dalam pelukan Fabian untuk selamanya?

PrincesAuntum · Urban
Not enough ratings
131 Chs

13 -B

"Keyra, kau baik-baik saja?" tegur Salsa.

Keyra tampak tersenyum kaku, kemudian dia menganggukkan kepalanya. Ada apa dengannya sekarang? Bagaimana bisa dia menjadi sering melamun, Keyra pun akhirnya menikmati makanannya sampai habis kemudian keduanya kembali ke ruangan mereka lagi. Tetap menjadi orang bodoh pun tidak akan pernah menyelesaikan semuanya, apalagi menjadi melankolis sepanjang waktu, sebab kekuatan adalah hal yang harus dia lakukan sekarang lebih dari apa pun itu.

"Ya, tentu saja aku baik. Seharusnya kita lekas bekerja, Salsa. Terus berbincang juga bukanlah hal yang baik sekarang,"

Di sisi lain, tampak ada sosok yang memata-matai Keyra, sosok itu langsung menghilang dari balik sudut dengan sempurna, sambil menata kacamatanya, sosok itu tersenyum kaku dengan cara yang sangat mengerikan.

Setelah seharian bekerja, Keyra pun akhirnya pulang juga, dia tampak merebahkan tubuhnya dengan sempurna di ranjang, sebab bagaimanapun dia benar-benar sangat lelah dan letih. Bagaimana tidak, dia memiliki banyak hal yang harus dilalukan setelah ini.

"Nona … ehm, maksudku adalah Nyonya Fabian?"

Keyra tampak mengerutkan kening dengan sempurna, bagaimana tidak, dia mendengar ada suara berat yang ramah memanggilnya, sebuah hal yang membuat hati Keyra menghangat, sebuah hal yang tidak pernah untuk dia pikirkan karena dia merasa memiliki setidaknya satu saja orang baik di rumah ini untuk membuat Keyra merasa aman dan nyaman, Itulah yang ada dipikirkan Keyra sekarang.

"Ya?" Keyra bangkit, matanya menangkap sosok berambut pirang yang disanggul, sosok berusaha mungkin antara 40-an tahun atau bahkan bisa lebih, tapi sosok itu benar-benar tampak anggun dan sangat cantik. "Nyonya?" ucap Keyra ragu-ragu. Bagaimana tidak, dia sendiri tidak tahu harus memanggil sosok yang mengenakan pakaian rapi serba hitam tersebut, yang Keyra bisa tebak jika sosok yang ada di depannya bukan hanya sekadar seorang pelayan biasa.

"Anne, panggil aku Anne, Nyonya," jawab wanita itu. Keyra kembali diam, kemudian dia tersenyum, Anne langsung berjalan mendekat, menggenggam erat kedua tangan Keyra dengan begitu hangat, dan hal tersebut membuat Keyra tampak terdiam membisu, perlakuan Anne ini benar-benar sangat manis kepadanya, dan bahkan rasanya Keyra tidak tahu harus berbuat apa. "Ya Tuhan, Nyonya. Kenapa kau malah tidur di sini? Tempatmu adalah kamar utama bersama dengan Tuan Wiltson. Nyonya, aku sama sekali tak menyangka jika akhirnya kita bisa bertemu, sudah sangat lama rasanya aku begitu penasaran denganmu yang sebenarnya, dan melihatmu berdiri di hadapanku seperti ini membuatku sadar jika, apa yang telah dipilih oleh Tuan Wiltson tidak pernah salah,"