webnovel

chapter 5

Finecia bingung melihat sikap bundanya yang tidak seperti biasanya,tapi tak lama kemudian ia sudah terlelap tidur mungkin karena kelelahan menyelesaikan ujian hingga ia sangat lelap dalam tidurnya bahkan tak menyadari sang bunda yang sudah ada di sampingnya dan mengusap pelan kepala sang putri agar tak terganggu tidurnya.

Bunda menyadari bahwa putrinya itu kelelahan,dan tak ingin mengganggu tidur Finecia,sang bunda menghentikan usapan di kepala sang putri.Ia hanya memandangi Finecia dan perlahan air matanya yang di tahannya ketika mendengar perkataan putrinya.Hatinya terasa sesak mengingat sebentar lagi ia dan putrinya akan menghadapi hal besar,hal yang sangat tidak di inginkannya.

Ia terisak pelan sambil memukul pelan dadanya yang terasa sesak.Air matanya tak kunjung berhenti,ia tak ingin berpisah dengan anak tunggalnya itu.

"Maafin bunda ya sayang,bunda gak tau kalau waktu akan cepat berlalu seperti ini.Bunda gak tahu harus gimana kalau saat itu tiba,bunda gak akan sanggup pisah sama kamu nak.Bunda..Bunda.."

Ia tak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya,ia tak rela jika barus berpisah dari anak yang selama ini memberi warna dalam hidupnya,anak yang selalu membuat ia menjadi ibu yang sempurna.

Ia semakin terisak ketika sang anak membalikkan badan menghadap padanya,ia menutup mulutnya agak isakannya tak terdengar sang putri,dadanya seakan semakin sesak,ia tak akan sanggup lagi.Ia keluar dari kamar sang anak dan menuju ke kamarnya yang berada di lantai satu rumahnya.Ia mengambil foto yang terpajang di atas nakas kamarnya.potret ia dan sang suami serta anak mereka Finecia ketika berumur 6 bulan.

Sambil terus terisak ia memandangi bahkan mencium bingkai foto itu berharap agar sesaknya berkurang.

"Ayah,apa yang harus aku lakukan.Ia akan berumur 17 tahun sebentar lagi,dan ayah ingatkan apa yang akan terjadi kalau ia sudah berumur 17 tahun? Finecia kita akan meninggalkanku Yah,ia akan pergi dan melupakan kita.Aku tidak akan sanggup jauh dari dia Yah.Aku..tidak akan ..sanggup."

Ia berbicara pada lelaki yang ada di foto seolah sang suami ada di depannya mendengarkan keluh kesahnya.Air matanya semakin deras mengalir,ia tak sanggup.Ia bahkan terbata di akhir katanya menahan sesak di dadanya,mana mungkin ia sanggup jauh dari anak yang begitu di sayanginya itu.

Setelah merasa tenang,ia masuk ke kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan diri.Ia tak ingin melihat putrinya mengetahui kalau sang Bunda habis menangis.Terlebih ia tak ingin putrinya tahu kegundahan hatinya akan apa yang akan terjadi di depan mereka.Mungkin saja putrinya itu akan sedih nantinya,tapi ia tak punya pilihan lain.Untuk sementara sebelum itu terjadi ia akan menikmati waktunya bersama sang putri,ia tak ingin melewatkan hari-hari terakhir mereka begitu sj.Ia akan membuat kesan terakhir yang indah untum sang putri.

Setelah mandi,ia keluar menuju ke dapur dan membuat makan malam untuk dirinya dan Finecia.Ia akan membuat quality time dengan sang putri hingga saatnya nanti putrinya akan meninggalkannya,sesederhana apapun apa yang akan di lakukannya bersama sang putri di akhir-akhir waktu kebersamaan mereka,ia akan menikmatinya.

Untuk makan malam nanti ia memasak makanan kesukaan sang putri dan sang suami.Ia sadar bahwa sang suami tak akan berada di tengah-tengah mereka menikmati makan malam bersama,tapi saat ini ia sangat merindukan sosok suaminya itu.Biarlah ini bisa menjadi pengobat rindunya pada sang suami.