webnovel

bab 9

Senja menatap rintik hujan mengalir turun seperti butiran salju Senja menempelkan tangannya ke kaca mobil merasakan permukaan yang dingin dari rintik- rintik kecil yang mulai mengaburkannya

Senja kamu suka hujan ! tanya Erick

Senja tersenyum tipis dan menggeleng " enggak aku nggak suka sama hujan sama sekali mendung kelabu membosankan karena gak bisa main di luar

Erick ikut menggangguk mendengar jawaban Senja " sama aku juga nggak suka hujan karena aku nggak bisa main basket ootdur jalanan becek dan macet kayak sekarang

" iya pokok nggak ngenakin ! ujar Senja

Erick tersenyum melihat gelagat Senja " terus kamu kenapa kamu memperhatikan hujan sampai segitunya

Senja memejamkan mata mendengar riuh hujan yang mulai deras di sekitarnya

Raga yang suka hujan jawabnya " setiap kali hujan Raga pasti akan menengadahkan kepala memperhatikan Langit dan menjulurkan tangan untuk menyentuh hujan

" Raga sahabat kamu"

Senja menggangguk " kebiasaan yang aneh dari kecil dia suka begitu

" kalian pasti udah lama sekali saling mengenal ! sahut Erick

lagi- lagi Senja mengiyakan " kami untuk tumbuh besar bersama sering belajar bersama dan main selalu bersama karena rumah kami berseberangan

dengan nada hati- hati Erick mencetuskan rasa penasaran nya " cuma temen kan nggak lebih dari itu

.

Senja membelalak dan tertawa " maksud nya "

Erick mengangkat bahu " siapa tahu"

Erick serius kami berdua itu hanya bersahabat " senyum Senja semakin lebar diam- diam senang di tanya seperti itu Senja dapat mudah menangkap nada cemburu dan ingin tahu dari lawan berbicara nya

tiba-tiba saja mobil Erick berhenti Hujan mulai turun deras Erick memucat mencoba menstater mobilnya berulang- ulang kali tetapi tidak berhasil

" kenapa ! tanya Senja yang panik mulai khawatir seiring dengan bunyi klakson mobil-mobil di belakang yang mereka yang tak sabar meminta mereka untuk meminggirkan mobilnya

" mobil nya mati desis Erick kebingungan mungkin mesin kemasukan air "

" terus gimana"

" kamu tunggu di sini iya " sebelum sempat Senja memprotes Erick sudah berlari keluar dan menerobos hujan tidak lama kemudian mobil di dorong manual oleh orang yang sedang nongkrong di warung sekitar Erick kembali masuk ke dalam mobil keadaan basah kuyup dari ujung rambut sampai ujung kaki.

" kita harus nunggu mobil derek ! sahut Erick

" kamu basah nanti kamu bisa masuk angin Erick ! ujar Senja yang khawatir

Erick mencoba tersenyum tapi tubuhnya mengigil " nggak apa-apa"

mobil derek baru datang tiga jam kemudian mereka berdua berdiri di emperan melihat mobil tersebut di angkut dan di bawah pergi Senja memasukkan tangan ke dalam saku terusanya yang ikut basah karena hujan makin deras Erick melepaskan jaketnya yang basah dan melingkari di pundak Senja mereka berdua bergetar karena kedinginan

" Senja kamu nggak apa-apa kan"

suara Erick terdengar aneh karena gigi gemeletuk membuat Senja tertawa pipinya sendiri sudah seputih kertas dengan rambut yang lembap dan bibir pucat.

Dingin iya ? tanya Erick lagi Senja hanya mengangguk singkat Erick menariknya mendekat lalu merapatkan tubuh untuk menghangatkan tubuh Senja yang kedinginan hati Senja berdesir malu-malu ia mendongak Erick tersenyum lalu meraih tangan Senja dan memasukkan ke dalam kantong jaketnya masih dengan tangannya yang membungkus jemari Senja

Raga meletakkan beberapa buku pelajaran di atas meja Senja menyingkirkan obat yang sudah terpakai dan segelas air Senja terbaring lemas dan wajah pucat di atas tempat tidur

" Gue udah bawain catatan pelajaran yang ketinggalan hari ini " Raga berkata sambil menjatuhkan tasnya di atas karpet dan berjalan menghampiri sisi tempat tidur Senja mengerang tanpa suara

" kenapa sih orang sakit di suguhkan PR dan catatan pelajaran ! tolak Senja

Raga tidak menjawab di ulurkan sebelah tangan untuk meraba kening Senja merasakan panasnya " masih demam nih kamu udah makan dan minum obat buburnya udah dihabisin !

Senja memasang Raut cemberut " Raga cerewet banget sih !

kamu itu pengen cepat sembuh nggak sih ! jawab Raga

memang Lo itu kenapa sih bisa flu berat kayak gini apa Lo habis mandi hujan ? tanya Raga

kan udah gue bilang mobil Erick itu tiba-tiba mogok di tengah jalan jadi kita harus nunggu mobil derek datang ! ujar Senja

" cowok itu nggak macam - macam sama Lo kan "

di pandang begitu Senja jadi salah tingkah pipinya sedikit bersemu tapi ia menggeleng " enggak kok Erick itu baik malah pas kami lagi menunggu mobil derek datang Erick ngasih jaket nya ke aku supaya aku nggak kedinginan ini pertama kali nya Ga ada cowok yang perhatian sama aku.

Erick berhenti di depan rumah Senja memandang ke arah jendela kamar yang berlantai dua yang bertirai putih sambil mengusap hidung nya dengan sapu tangan Erick menekan bel.

otaknya penuh dengan wajah Senja senyuman tawanya suaranya dan Juga sentuhan tangannya Erick tak sabar ingin bertemu Senja lagi walau keadaan nya seperti ini

pintu terbuka.seraut wajah asing menyambutnya dari datar tidak ramah ketika bertemu Erick

" Senja ada"

Raga membuka pintu dengan terpaksa menjawab " ada di atas lagi istirahat " ada penekanan pada kata terakhir yang di Ucapkan dengan nada kurang senang

" apa gue bisa ketemu sebentar"

walaupun enggan Raga mempersilakan Erick masuk untuk menunggu da ia menaiki tangga untuk memberikan tahu Senja masing-masing memikirkan hal yang sama kenapa sih dia ke sini lagi ? tidak lama kemudian Senja turun sendirian mengenakan sweater pink dengan leggins bewarna hitam rambutnya tergerai dan wajahnya agak sedikit pucat .

Senja kamu sakit ! tanya Erick

" iya Erick demam dan flu kamu ! Senja memperhatikan Erick yang Juga kelihatan sedikit lemas dan pucat

" sama"

mereka berdua tertawa geli menertawakan nasib Akibat hujan kemarin

" kok kamu nggak istirahat"

" aku mau tahu keadaan kamu"

senja merasa senang Erick perhatian seperti ini " aku nggak apa-apa mendingan kamu pulang aja dan kamu istirahat "

" kamu juga iya semoga kamu cepat sembuh"

tangan mereka bertaut masing-masing enggan untuk melepaskan genggamannya"

" bye Erick"

Erick berdiri di depan pintu lalu mengeluarkan setangkai mawar putih dari jaket nya yang sedikit rayu karena terlalu lama di simpan di jaketnya " ini buat kamu mawar putih untuk menjenguk orang sakit"

Senja mengangguk terima kasih iya Senja memandang Erick masuk ke kursi belakang mobil yang di pandu oleh seorang sopir lalu Senja melambaikan tangan hingga mobil itu hilang di tikungan

Senja menghirup aroma mawar putih itu dalam-dalam Lalu tersenyum penuh makna Raga bersembunyi di balik tangga berusaha menguping dengan raut wajah yang masam