webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Tenang

"Loudspeaker May," titah Raka.

Maya hanya mengangguk pelan, beralih menatap ponselnya yang memperlihatkan panggilannya bersama Mama Raka, "Halo mama,"

"Oh iya sayang kenapa hm? Kamu berantem lagi sama Raka? Atau gimana? Raka nakal? Tenang nanti mama pukulin kok,"

Raka mendengus mendengar ucapan sang ibu yang menurutnya menyebalkan. Sebenarnya anak dari ibunya itu dirinya atau Maya, "Ma plis deh nggak ada apa apa ya,"

"Oh hahaha terus kenapa hm? Kalian pulang hari ini kan? Katanya sore. Mau mama suruh supir jemput ke sana?"

Maya menggeleng pelan walaupun ia tahu calon mama mertuanya tidak akan melihat gelengan itu, "Mama, May mau tanya itu soal cewek yang sering muncul waktu malem jumat di villa,"

"Oh iya iya. Kenapa? Aduh dia beneran muncul kah semalem? Siapa aja yang lihat? Ceritanya gimana? Pada baik baik aja kan di sana?" mama Raka bertanya dengan intonasi yang begitu terlihat khawatir sukses membuat Maya menggigit bibirnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com