webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Suara hati

Mia memasuki kamar Yudhis dan Arjuna. Ruangan itu gelap seperti biasa sedang salah satu penghuninya melenggang pergi beberapa saat yang lalu.

Gadis itu dapat melihat penghuni kamar yang lain tengah terduduk dengan kepala menunduk. Terisak kecil.

Mia menarik napas panjang, menarik sebuah kursi kayu mendekati ranjang lalu duduk di sana. Ia menarik jemari Yudhistira lalu menggenggamnya erat, "Kangen ya?"

"Kangen banget sama abah," balas lelaki itu, "Sulit sekali rasanya hidup tanpa abah. Sudah dua minggu namun masih sulit sekali rasanya,"

"Pelan pelan ya Mas. Semuanya butuh proses," jawab Mia seraya mengusap punggung tangan Yudhistira dengan lembut, "Mau aku bikinin coklat panas biar enakan?"

"Nggak perlu. Kamu di sini saja nemenin aku,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com