webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Rumah Maya

Aksara melangkah memasuki rumah Maya dengan sorot kagum yang ketara jelas pada kedua bola mata pemuda itu. Rumah Maya sangat besar dan mewah. Sama seperti rumah Raka. Namun berbeda. Rumah pasangan itu jauh berbeda. Dari segi bentuk, warna, arsitektur hingga gayanya semuanya berbeda. Jika rumah Raka terlihat seperti modern house yang sangat sarat teknologi, berbeda sekali dengan rumah Maya yang justru terlihat seperti rumah klasik bergaya eropa yang megah. Besar, megah, dan mewah. Nyaris seluruh perabotannya di dominasi dengan warna emas dan perak. Beberapa tampak lukisan abstrak di ruang utama. Juga lemari besar berisi cangkir keramik yang Aksara jelas tahu, harganya bahkan bisa membiayai sekolahnya selama tiga tahun.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com