webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Para lelaki

Aksara duduk melingkar di ruang tengah bersama ketiga kakaknya. Mengobrolkan banyak hal seperti biasa yang mereka lakukan. Sementara para perempuan sibuk di dapur, menyiapkan makan siang selagi ibuk sibuk mengurus toko.

"Gimana rumahnya Maya? Kata si Karin rumahnya bagus banget gitu. Lampu rumahnya sama harga rumah Karin katanya lebih mahal lampu di rumahnya Maya," ujar Mas Abim seraya bermain slime milik Mbak Manda. Memainkan benda kenyal nan lengket itu dengan tatapan senang. Ia menyukai mainan ini ngomong ngomong. Sangat menyenangkan bermain slime. Terlebih baunya seperti bau badan Mbak Manda. Mungkin gadis itu membuat slime dengan menggunakan sabun yang biasa ia gunakan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com