webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Masih

Arjuna menyesap kopi hitam tanpa gulanya perlahan lahan, menikmati sensasi pahit khas kopi bercampur dengan aroma menenangkan minuman favoritnya itu. Kafein memang candu, terlebih kafein dalam kopi. Minuman yang bisa saja membuatnya terjaga sepanjang malam.

Tidak, Arjuna sedang tidak berniat untuk bergadang mengerjakan makalah malam ini, atau juga memilih terjaga untuk belajar. Entah ia hanya ingin meminum kopi. Kopi khas abah, kopi hitam tanpa gula dengan uap panas mengepul dalam gelas bertuliskan salah satu merk teh terkenal di kotanya. Gelas ini, adalah gelas milik abah. Sudah lama sekali tidak di gunakan karena memang sudah ditinggalkan pemiliknya. Dan malam ini Arjuna memilih menggunakannya.

Kenangan abah tiba tiba saja datang malam ini. Ia tidak berniat untuk melupakannya, seperti sang adik, ia lebih memilih untuk memeluk seluruh kenangan bersama abah, lalu dengan perlahan mencoba untuk mengikhlaskan walupun sangat sulit.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com