webnovel

Queendom in The Water

"Anak tampan... Kau harus jadi milikku," bisikan sosok itu terdengar jelas di telinga Tian. Ingin bertanya apa mau makhluk itu sebenarnya? Namun tak satupun kata mampu terucap. Ratu Oseanna menculik pria tampan yang ia inginkan di sekitar danau santofe. Sudah lama ia menunggu sampai berhasil menemuan Tian yang akan menjadi raja di dimensi Aquarez miliknya. Namun usaha sang ratu mendapat perlawanan dari Dita, kekasih Tian di dimensi manusia. Ada kerajaan gaib dalam air! Sang ratu bisa menculik lelaki manapun yang ia mau.

nadya_meisitha · Fantasy
Not enough ratings
289 Chs

PQ - 2

Kerajaan gaib di waktu yang sama, Tian benar-benar terpesona dengan keindahan dimensi yang berbeda dari dunia tempat ia tinggal.

"Indah sekali, ini tempat apa?" tanya Tian sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling tempat hijau nan damai itu. Rasanya nyaman, damai, seperti sampai di tempat tujuan.

Di depan mata Tian ada seorang perempuan tercantik yang pernah dia lihat. Rambutnya hitam panjang berkilau, matanya membentuk sudut sempurna dihiasi warna zamrud, kulit kuning langsat, dan senyum manis menyenangkan. Wanita itu menyematkan mahkota di atas kepala Tian.

"Kau sangat tampan, calon Raja Elnorez," ujar Ratu Oseanna.

"Ratu Oseanna, kenapa kau bawa aku ke sini?" tanya Tian. "Aku siapa, hanya manusia bukan raja," lanjutnya.

"fu.. fu.. fu.. semua karena kamu pantas jadi raja. Tak perlu bersusah payah hidup di dunia," tangan sang ratu mulai membelai pipi mulus Bastian. "Kau akan hidup abadi di sini, bersamaku."

"Aku... tidak akan mati?" Tian memastikan.

"Tidak akan, dan wujud fisikmu tidak mungkin menua. Kau akan tetap tampan seperti ini," ujar Ratu Oseanna

"Umurku sudah 3000 tahun tapi aku tetap cantik kan?"

"Iya, kenapa kau cantik sekali?" tanya Tian kagum. Ia mulai terbawa suasana, ia melupakan kehidupan sebelumnya di bumi. Jangankan Dita, orang tua pun tak ingat.

Dari jarak beberapa jengkal, Frans Elando putra dari Ratu Tirta memperhatikan kelakuan ibunya.

"Astaga, ibu ratu bertingkah nakal lagi. Main culik anak manusia saja," keluhnya.

*****

Kerajaan gaib danau telaga murni sudah ada sejak lama, penduduk hidup dengan damai. Tidak banyak yang tahu tempat itu. Penduduk desa menyimpan rapat-rapat cerita horor itu karena penghuni kerajaan itu tidak pernah mengganggu. Sampai hari dimana Ratu Oseanna kehilangan suaminya. Ia mulai mengganggu penduduk desa hingga pengunjung danau. Pria yang menurutnya tampan, langsung ia culik untuk dijadikan suami barunya.

Sejak itu warga desa mulai menutup danau santofe. Hanya warga laki-laki paruh baya yang boleh melewati tempat itu karena sang ratu hanya tertarik pada pria muda yang tampan.

Naasnya, Bastian nekat menerobos tempat itu. Ketampanannya membuat Ratu Oseanna tertarik untuk menjadikannya suami. Ia selalu menggoda setiap laki - laki yang menurutnya tampan.

*******

Tim SAR mencari keberadaan Tian di sekitar danau santofe. Kebetulan Pak Juan selaku warga setempat juga membantu pencarian. Dia sudah menjelaskan perkara hilangnya Bastian dari kesaksian Dita. Namun tidak ada yang percaya. Kerajaan gaib dianggap hanya takhayul belaka.

Tak usah ditanya kebencian keluarga Tian pada Dita. Menurut mereka, Dita adalah penyebab hilangnya anak mereka. Mereka malah berniat jika Tian tidak ditemukan, mereka akan melaporkan Dita ke polisi.

*******

Telaga Murni, 08.00 am

Pyassshhh!!! Splash!!!!

Hah... Hahhh...

Kepala Dita keluar dari permukaan danau. Ia mengambil napas setelah lima belas menit menyelam. Dia melepas selang dan kaca mata renangnya.

"Nggak ada apapun," keluhnya.

"Dit! Ketemu nggak?" tanya Virsha  dari tepi danau.

"Nggak ada, Vir."

Virsha adalah teman Dita yang memiliki kemampuan indigo. Dia bersedia bantu menerawang apa yang sebenarnya terjadi.

Ditapun berenang kembali mendekati Virsha.

"Sorry to say, Dit. Danau ini berbahaya. kerajaan gaib itu nyata," ujarnya.

Dita mengangkat tubuhnya dari danau.

"Benar kata Pak Tejo, penduduk desa ini,"ujar Dita.

"Yang gue lihat, Tian ada di sebuah istana yang indah banget, berlapis emas berlian, dia diperlakukan bak seorang raja."

"Dia... Kelihatan bingung apa gimana?"

"Yang gue rasakan cuma aura bahagia," jawab Virsha.

"Bahagia?"

"Dia terlanjur kepincut sama tempat itu dan gue nerawang seorang wanita yang cantik luar biasa," ujar Virsha ragu. "Gue nggak tega ngomong ini," lanjutnya.

"Apa? It's okay"

"Tian terpikat dengan wanita itu sampai lupa segalanya," kata Virsha.

Air mata mulai menggenangi mata Dita.

"Gue ganti baju dulu di mobil," pamit Dita.

"Dit!"

Langkah Dita tertahan, Virsha memanggilnya.

"Ini hanya penerawangan, belum tentu benar."

Dita hanya mengangguk lalu segera ke mobil untuk ganti baju.

*******

Selama Dita ganti pakaian, Virsha duduk memandangi danau yang tenang. Tak lama dia melihat pemandangan aneh seperti ekor ikan di tengah danau.

"Itu...."

Virsha langsung memotretnya untuk ditunjukkan pada Dita.

"Itu... Wujud penghuni kerajaan gaib?" gumam Virsha.

Setelah Dita kembali dari mobil, Virsha langsung menunjukkan foto itu.

"Dit, gue lihat ini tadi. Ekor ikan," ujar Virsha.

"Tadi gue nggak lihat apa-apa, danau ini cuma air doang."

"Kenapa dia nampakin ke gue?"

"Lu kan indigo, gue indihom."

"Ketangkep pas foto pula," kata Virsha.

"Nanti gue kasih lihat ke Pak Juan. Tolong jangan disebar ya, Vir. Ini privasi," pinta Dita.

"Iya, gue risih juga kalau banyak yang penasaran sama cerita ini."

"Gue tutup rapat-rapat cerita ini biar keluarga Tian nggak semakin terluka."

"Iya bener, apalagi gue tahu lo jadi pihak yang disalahkan."

"Gue memang salah. Sejak awal nggak seharusnya gue memaksakan untuk sama-sama Tian."

"By the way,  itu apa di tangan lo?"

Dita menaikkan perahu kertas di telapak tangannya.

"Puisi yang gue tulis untuk Tian. Biasanya dia selalu nemenin pas gue nulis. Dia pasti kasih reaksi. Kadang ngeselin, kadang juga dia terharu bacanya."

"So sweet..."

"Mana tahu, puisi ini sampai ke tangannya tapi paling juga kertas ini hancur kena air," kata Dita.

"Sabar, Dit."

"Rasa bersalah ini sangat menghantui gue, Vir. Gue nggak bakal tenang melanjutkan hidup."

"Siapa tahu, suatu saat Tian kembali."

"Gue rela meskipun pada akhirnya Tian nggak sama gue, asal dia tetap di bumi," ujar Dita.

"Iya Dit, gue doain semoga Tian bisa kembali ke dunia ini."

"Amin."

Dita berjalan ke tepi untuk meletakkan perahu kertas di danau.

Hanya sebuah puisi singkat karena otak Dita tidak mampu merangkai kata. Pikirannya teramat kalut memikirkan hilangnya Tian. Sebuah harapan terbesit dari puisi yang ia tulis. Tian dapat menemukannya dan membaca.

*******

Frans, pangeran tampan yang kadang keluar dari kerajaan untuk sekedar melihat keadaan. Di waktu yang sama saat kunjungan Dita, ia muncul ke permukaan. Tentunya ia tidak terlihat oleh mata manusia normal.

Dia menemukan perahu kertas berisi puisi dari Dita. Setelah membaca, Frans tersadar kalau puisi itu ditujukan untuk Tian, tawanan ibunya.

"Tian... Ada orang yang merindukan laki-laki itu," tukas Frans

******

Kerajaan Tirta geger oleh pengumuman Ratu Oseanna yang akan segera menikah dengan Tian.

Frans yang baru saja turun dari daratan terkejut mendengarnya.

"Ibu? Dia serius?" gumamnya.

Dia langsung menemui ibu di singgasananya untuk bicara serius.

"Ibu? Ibu mau menikah dengan laki-laki itu?"

"Kenapa memangnya?"

"Ibu, dia bukan milikmu. Dia hanya laki-laki yang sedang sial karena kau culik."

"Tutup mulutmu!" bentak sang ratu.

"Izinkan dia pulang," pinta Frans.

"Seperti laki-laki sebelum dirinya, kalau dia mau pulang, pasti aku izinkan. Tian tidak mau. Kesaktianku memang mutlak tapi aku tidak bisa melawan keinginan seseorang," ujar ratu.

"Bagaimana caranya agar dia mau pulang?"

"Tidak bisa, dia yang mau menikah denganku."

"Apa?"

"Umurku sudah tiga ribu tahun tapi kecantikanku masih memikat."

"Bukan masalah itu, kau mengacaukan hidup orang dari dunia nyata," ujar Frans.

"Akan kubuat dunia ini nyata untuknya," sanggah ratu.

"Kalau begitu, aku ingin masuk ke dunia manusia."

"Silakan, gunakan kesaktianmu."

********

Keesokan harinya, Frans menunggu kedatangan Dita dari balik pohon. Seperti biasanya, dia datang antara pukul sembilan dan sepuluh. Benar saja, Dita datang lagi bersama Virsha. Begitu melihat sosok Dita, Frans segera mendatanginya.

"Selamat pagi," sapa Frans sambil menepuk pundak Dita.

"Pagi," Dita berbalik. Di matanya, ia melihat sosok laki-laki tampan.

"Aku Frans, ngapain di sini?"

"Eh, aku Dita. Panjang ceritanya."

"Aku punya banyak waktu untuk mendengarkan," ujar Frans lembut.

Dita nampak waspada, dia melirik Virsha yang hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.

"Tenang saja, warga sini sudah mengenalku."

"Baik, aku akan menceritakan semua."

"Semoga aku bisa membantumu," ujar Frans.

*******

Cerita yang sebenarnya sudah Frans tahu. Ditalah yang paling kehilangan Tian.

Seandainya bisa, ia akan mencari cara untuk membantu Tian kembali ke dunia.

Dia rasa hanya butuh kemauan Tian untuk kembali.

..................

Bersambung