webnovel

Menjemput Takdir

Namun, bukan itu yang menjadi masalah Chrystal saat ini. Cinta? Apakah cinta yang menjadi permasalahan di hati Chrystal? Tidak tahu betapa dalamnya perasaan cinta yang dirasakan oleh Chrystal untuk kekasihnya, Fengli. Namun itu sudah jelas dan sangat kentara, juga tidak dapat disembunyikan oleh Chrystal.

Untuk orang yang memahami perasaan cinta, tentu saja mereka sangat mengasihani Chrystal. Meski mereka tidak tahu seberapa tulus Chrystal mencintai Fengli, tapi mereka pasti tahu seberapa cintanya Chrystal terhadap Fengli. Dan itu sudah pasti dapat membuktikan cinta tulus Chrystal kepada Fengli.

Namun, bagaimana dengan Fengli?

Hal itu sudah menjadi tanda tanya, dari awal kebersamaan mereka. Banyak dari mereka yang mengira cinta di antara mereka adalah cinta yang sangat mustahil, termasuk Rafaela, tuan Fengli.

Rafaela sudah menentang dari awal hubungan mereka. Hal itu disebabkan bukan karena Rafaela tidak menyukai Chrystal atau semacamnya, tapi Rafaela melakukan itu karena Rafaela memiliki alasan tersendiri. Bahkan Fengli sekali pun sudah tahu jika hubungan di antara mereka tidak akan berakhir dengan baik. Namun, sebuah takdir adalah takdir, karena tidak bisa dihindari.

Takdir, takdir pelan-pelan menghampiri kedua insan yang saling bersangkutan. Sebuah garis takdir milik klan spirit yang sangat langka dan tak dapat dihindari. Garis takdir yang dianggap hanya sebagai mitos memiliki tanda-tanda di antara keduanya.

Sebuah kesepakatan mengharuskan Fengli untuk menikahi Chrystal. Semua orang pun sudah tahu jika pernikahan di antara keduanya hanyalah sebuah kesepakatan, termasuk Chrystal sendiri. Namun, janji manis Fengli telah membutakan harapan Chrystal. Chrystal yang awalnya menentang hal itu, pada akhirnya hanya bisa menerimanya tanpa paksaan sedikitpun.

Rafaela dari awal sudah menentang pernikahan yang terjadi di antara keduanya. Akan tetapi, tidak ada satupun orang yang mendengarkannya. Semua orang terpacu pada ego mereka masing-masing.

Jika difikir, kesepakatan ini sungguh lucu. Kesepakatan yang dibuat untuk menyetujui permintaan Rafaela sebagai pertukaran. Namun, Rafaela sendiri yang menentang keras kesepakatan tersebut. Lalu Fengli datang secara tiba-tiba untuk mentetujui kesepakatan itu kepada pemimpin suku tiga elemen yang tak lain adalah ayah Chrystal.

Rafaela tetap tidak menyetujui persyaratan yang mereka buat itu. Namun kala iru, pemimpin suku tiga elemen yang menetapkan kesepakatan itu dan tidak dapat dirubah karena pihak yang bersangkutan telah menyetujuinya. Rafaela akhirnya tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Pada akhirnya, Rafaela hanya bisa membujuk Fengli untuk membatalkan kesepakatan di antara mereka dengan pemimpin suku. Benar, persyaratannya adalah menikahi anaknya yang tak lain adalah Chrystal sebagai pertukaran barang yang ingin didapatkan oleh Rafaela dari pemimpin suku tiga elemen.

Sayangnya kali ini Fengli menolak perintah tuannya, Rafaela. Fengli bersikeras untuk menikahi Chrystal, karena baginya itu adalah suatu keharusan. Membantu tuannya adalah tugasnya yang paling terpenting. Fengli bertekad untuk menyetujui kesepakatan itu, karena hanya ity satu-satunya cara Fengli bisa membantu tuannya.

Fengli bersikeras untuk mengorbankan dirinya dengan cara menikahi Chrystal untuk membantu tuannya mendapatkan barang yang sangat dibutuhkannya dari pemimpin suku tiga elemen. Padahal Rafaela sendiri telah menentang hal itu. Akan tetapi, Fengli sangat bersikeras untuk melakukannya.

Hingga pada akhirnya, Rafaela pun menyerah dan memasrahkan semuanya pada takdir. Perkataan Fengli yang membuat Rafaela sedikit berfikir untuk realistis agar tidak memercayai mitos yang belum terjadi, apa lagi belum dibenarkan kebenarannya secara akurat.

"Tuan, izinkan aku melakukannya. Hanya ini satu-satunya cara kita dapat memiliki cabang krystal daun berduri dari pemimpin suku tiga elemen. Kita tidak memiliki apa-apa untuk bisa ditukarkan selain diriku sendiri. Sedangkan krystal daun berduri milik suku tiga elemen adalah artefak magis yang sangat penting. Aku sangat tahu ini semua sudah ditakdirkan, tapi ini hanya disebut sebagai takdir. Bagaimana kita bisa tahu itu semua adalah takdir baik ataupun takdir buruk? Juga bagaimana kita tahu jika kita belum mencobanya? Kali ini aku tidak akan menghindar lagi dari takdirku sendiri. Karena aku tahu, tadirku tidak akan pernah bisa dihindari," ucap Fengli, seprti kucing.

Fengli mengucapkan perkataan panjang lebar yang membuat Rafaela terpaku hening. Padahal tadinya Rafaela sangat gelisah dan memaksa Fengli segera membatalkan kesepakatan di antara mereka. Setelah mendengar perkataan Fengli, Rafaela pun bisa sedikit mencernanya dan memahami secara seksama.

Setelah memahami perkataan Fengli, Rafaela pun hanya bisa mengiyakannya. Apa yang dikatakan Fengli tidak ada salahnya juga. Memang benar jika kita tidak bisa mengetahui sebuah takdir itu baik ataupun buruk jika kita tidak mengalami dan mencobanya sendiri.

"Baiklah, kali ini saja aku mengizinkanmu. Baru kali ini kau menentang perintah yang kuberikan kepadamu. Aku juga tidak tahu apakah kau memiliki misi tersembunyi di balik ini. Hanya saja aku ingin kau benar-benar bersikap baik kepada Chrystal, meski kau tahu sendiri jika semua ini hanyalah kesepakatan. Berbaiklah padanya, karena aku merasa sangat bersalah," ucap Rafaela.

Fengli pun hanya bisa mrnganggukkan kepalanya tanpa berani menatap Rafaela. Tetapi Fengli pun sudah tahu sendiri apa yang harus dilakukannya ke depannya. Bersikap baik kepada Chrystal adalah perintah dari Rafaela. Jadi, ia pun harus mematuhinya dengan benar, karena baru saja dia menolak perintah dari tuannya. Meski hanya sekali Fengli tetap merasa sangat bersalah.

Sedangkan untuk Chrystal sendiri, ketika dia mengetahui keluarganya telah merencanakan pernikahan untuknya, ia pun langsung bergegas untuk menemui ayahnya. Chrystal bertujuan untuk membatalkan pernikahan di antara mereka. Chrystal hanya tidak habis fikir, bagaimana bisa mereka memutuskan hidup Chrystal tanpa membicarakan terlebih dahulu kepadanya?

Chrystal merasa dirinya hanya sebuah boneka yang dipermainkan oleh orang-orang sekitarnya. Sebuah boneka yang diputuskan takdirnya begitu saja oleh pemiliknya.

Chrystal pun langsung bergegas untuk menemui ayahnya di kediamannya. Namun sebelum Chrystal menemui ayahnya, Chrystal sempat berpapasan dengan Rafaela di jalan. Chrystal sengaja berjalan lurus tanpa melirik Rafaela sedikitpun, meskipun dia sendiri tahu keberadaan Rafaela saat itu.

Chrystal tetap berjalan lurus dan tidak memperdulikan keberadaan Rafaela di depannya. Ketika Chrystal telah melewati Rafaela, Rafaela pun menerima Chrystal untuk menghentikan langkahnya. Chrystal pun pada akhirnya harus menghentikan langkahnya tanpa berbalik menatap Rafaela.

"Maaf sebelumnya, jika aku membuat masalah jadi seperti ini. Aku tidak tahu jika masalah akan jadi seperti ini dan melibatkanmu dan hidupmu. Aku sudah menentang mereka untuk membatalkan pernikahan ini, tapi mereka sangat bersikeras. Sekali lagi, aku hanya bisa meminta maaf kepadamu," ujar Rafaela dengan rasa bersalah.

"Baiklah, jika kau meminta pengampunanku, aku tidak akan lagi menyalahkanmu. Heekkh! Lucu sekali," cetus Chrystal disertai seringaian.

Chrystal pun kembali melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Rafaela sendiri di sana. Rafaela pun hanya bisa terpaksa di tempat dan menatap punggung Chrystal yang mulai menghilang dari pandangannya dengan rasa bersalah yang amat.