Arielle ingin melihat semua apa yang ditulis oleh Irene. Karena rambutnya yang sekarang pendek, membuat rambutnya begitu mudah lepas dari balik telinganya. Ronan tak tahan untuk tidak menyentuh. Ia meraih rambut putih istrinya dan merapikannya dengan meletakkannya di belakang telinga. Tak lupa ia juga menyentuh daun telinga gadis itu dengan hadiah sebuah tatapan tajam dari Arielle.
Ronan kemudian menurunkan tangannya. Menyusuri lekukan punggung istrinya yang begitu indah dan mengistirahatkan nya di atas pinggul gadis itu.
"Kau tahu, tadi saat kami berada di akademi, awalnya Putri Irene terlihat sangat ragu. Ia benar-benar sama sekali tidak yakin untuk masuk ke sana. Aku bahkan tahu jika setelah pulang nanti, mungkin Putri Irene memilih untuk melupakan akademi dan memutuskan untuk tidak bergabung."
"Lalu apa yang membuatnya berubah pikiran?" tanya Ronan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com