"Oh... jadi begitu?" Therius tertegun mendengar kata-kata Atila.
Sungguh... ia tidak mengira Emma marah kepadanya dan menyalahkannya karena telah membiarkannya tidur di perpustakaan.
"Benar, Tuan," jawab Atila dengan penuh hormat.
"Aku akan mendatanginya dan menjelaskan apa yang terjadi," kata Therius akhirnya. "Kau tidak usah ikut."
Tanpa menunggu balasan dari Atila, Therius segera berjalan dengan langkah-langkah panjang ke arah kamar Emma. Setelah tiba di depan pintu, ia pun mengetuk.
"Nona Emma... Aku mau bicara."
Emma yang tidak mengira Therius akan datang sendiri ke kamarnya, menjadi bertambah kesal. Ia membuka pintunya dengan wajah cemberut.
"Badanku pegal-pegal dan aku perlu beristirahat. Ada apa?" tanyanya dengan suara ketus.
"Hmm.. aku sudah mencoba membangunkanmu beberapa kali agar kau pindah ke kamar, tetapi kau tidak juga bangun," kata Therius tanpa basa-basi. "Aku bukan orang yang tidak punya perasaan."
"Oh..." Emma tertegun mendengar penjelasan Therius.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com