webnovel

Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

Di malam hari- "Batalkan pertunanganmu dengan kakak tiriku dan nikahi aku," ucap Senja dengan berani. Xiao Tianyao melihat gadis kecil di depannya dengan tawa di matanya. "Tapi, kenapa aku harus menikahimu?" Senja kemudian memiringkan kepalanya ke sisi lain sambil menyeringai dengan genit. "Karena aku pintar dan cantik. Dan yang lebih penting lagi, aku tahu bagaimana caranya untuk menemukan Gong Xu." "Kenapa kamu pikir aku peduli pada pria bernama Gong Xu ini?" dia bertanya dengan suara yang dingin. "Tentu saja kamu peduli! Dia adalah orang yang membunuh isterimu." Xiao Tianyao melotot ke arah Senja dengan tatapannya yang tajam. Bibirnya yang tipis terkatup rapat sebelum akhirnya dia berbicara dengan suara yang rendah dan serak. "Apakah kamu sedang mengancamku?" "Aku tidak akan berani!" Senja berpura- pura ketakutan dan melanjutkan. "Kita akan menyebut hubungan ini dengan 'hubungan yang bermanfaat'." *** Dia adalah seorang yang licik dan pencuri profesional yang sombong dari era modern. Bersama dengan ketiga saudara laki- lakinya, dia mencuri apapun sesuai perintah. Namun, Senja di kirim kembali ke zaman kuno oleh seorang wanita tua untuk menemukan seseorang bernama Yun. Hanya dengan menemukan Yun, Senja dapat kembali ke era asalnya. Tapi, ketika dia sampai disana, tentara- tentara dari kerajaan mengatakan bahwa dia adalah anak perempuan dari sebuah Klan mata- mata terpandang yang telah diculik bertahun- tahun lalu. 'Bagaimana mungkin??' Senja sangat yakin kalau dia tidak menempati raga milik orang lain, jadi bagaimana dia bisa menjadi seorang gadis terpandang yang pintar dengan sopan santun yang luar biasa dan memiliki aura seorang nobelis? yang mana gadis tersebut juga merupakan orang yang telah menyelamatkan satu kerajaan? 'Hmmm...' Pura- pura amnesia saja kalau begitu... hee... hee... Jadi, Senja akan berpura- pura kehilangan ingatan. Namun, dapatkah dia menjaga reputasi gadis nobelis itu? Sementara kepribadian mereka sangatlah jauh berbeda! Lalu ada juga kakek yang sangat protektif kepadanya yang tidak mengizinkan dia keluar sama sekali dari Manor dengan rasa takut kalau Senja akan diculik kembali. GRR...... lalu bagaimana Senja bisa mulai mencari pria bernama Yun ini kalau dia tidak bisa keluar!? Hanya ada satu cara! Senja harus menikahi Komandan militer atau lebih dikenal sebagai pangeran kedua, Xiao Tianyao! Aaarrggghhh!..... tapi, dia adalah tunangan dari kakak tirinya yang jahat!!! L.U.A.R B.I.A.S.A! Segalanya berjalan tidak sesuai rencana! *** Update setiap hari pkl. 16.00 wib *** Meet me on instagram: JIKAN_YO_TOMARE

jikanyotomare ¡ History
Not enough ratings
360 Chs

DIMANA SIAN?

Diam? Mana mungkin…

Senja menarik nafas dalam, dia bergerak dengan hati- hati ke sisi lain dari lemari dimana pria itu telah berjalan melewatinya. Ketika senja melihat pria itu belum menyadari kehadirannya, Senja berjalan dengan sigap di belakangnya dan menepuk bahu sebelah kanan pria itu.

Pria itu terkejut dan syok atas apa yang Senja telah lakukan, sebelum akhirnya dia berbalik dan menghadapi Senja.

Karena Senja memimiliki keuntungan atas situasi ini, dia meletakkan tangan kanannya di bahu kiri pria tersebut dengan tekanan yang pas dan sambil menatap lurus ke dalam mata pria itu.

Bola mata pria itu melebar dan wajahnya berubah dari 'terkejut' menjadi 'membeku'.

Sebenarnya ekspressi wajahnya tetap seperti itu sampai pria tersebut menjadi tenang.

Melihat hal ini, Senja tersenyum penuh kemenangan. Pacarnya yang sekarang mengatakan kalau akan lebih mudah menghipnotis seseorang apabila mereka sedang kurang menyadari sekitarnya atau saat mereka sedang terkejut, karena dengan begitu, akan lebih mudah untuk mengatur perhatian mereka dan memotong kesadaran mereka dari realita yang ada.

Paling tidak, setelah penjelasan panjang yang tidak ada habisnya, fakta inilah yang Senja bisa tangkap.

"Senja, keluar segera dari sana!" di dalam ruangan yang sunyi senyap itu, suara Lee terdengar dari earpiece yang Senja sudah lepaskan.

Suara gumaman Zhou juga dapat terdengar dari sana.

Kesal, Senja mengerutkan alisnya.

Setelah beberapa detik, mata pria di depan Senja kembali fokus. Kemarahan mengelilingi matanya seraya dia mencengkeram lengan Senja.

Beruntungnya Senja bergerak dengan lebih cepat! Dia dengan sigap menarik tangannya dan bergerak mundur tiga langkah menjauhi pria tersebut.

"Sial!" Senja menggerutu dengan pelan.

'Kenapa mereka tidak memiliki keyakinan sama sekali padaku?!'

"Senja, hentikan itu semua! Sian akan segera tiba disana! Keluar dari ruangan itu segera!" Lee mendesak Senja lagi.

Di lain pihak, Senja tiba- tiba berjongkok karena pria tersebut mencoba untuk menendangnya dan Senja harus berguling ke sisi lain untuk menghindari serangannya.

Terimakasih pada badannya yang flexible, Senja bisa menghindari setiap serangan dari lawannya tanpa terlalu memakan tenaga walaupun Senja bukan tipe petarung, jadi dia hanya bisa menghindar tanpa bisa mengembalikan serangan.

"Sian dimana kamu!? Pria ini mencoba untuk membunuh adik kecilmu!" Senja merengek ketika dia mencoba menghindari serangan pria ini tapi justru pergelangan kakinya menghantam sebuah meja kecil.

Barang- barang yang ada di atas meja jatuh ke lantai dengan berisik, sesaat kemudian, Senja melihat scalpel kecil bergulir jatuh ke tanah.

Tanpa pikir panjang, Senja mengambilnya dan berguling ke depan, melewati betis lawannya dan mengirisnya dengan scalpel di tangannya.

Darah mengalir dari lukanya dan pria itu berteriak kesakitan.

Sementara itu, Senja bergerak ke lemari terdekat dan mendorongnya kuat- kuat.

Lemari itu kemudian jatuh di atas sang pria dan setelah lolongan panjang, pria itu berhenti berteriak dan bergerak. Sepertinya dia sudah pingsan.

Namun, teriakan terakhirnya menarik perhatian dari kawanannya.

Dari luar, Senja dapat mendengan suara- suara langkah kaki yang berlari menghampiri ruangan tersebut. Sejauh yang Senja dapat perkirakan, ada tiga orang yang datang.

'Aku tidak akan sanggup melawan mereka, dimana Sian?'

Senja tidak menghiraukan rasa sakit di pergelangan kakinya dan berdiri. Sarung tangan hitam yang Senja kenakan, mencengkeram scalpel di tangannya. Bersiap untuk pertarungan selanjutnya.

Tapi, sebelum orang- orang tersebut bisa masuk ke dalam ruangan, ada suara berisik lain dari luar dan suara sesuatu menabrak tembok.

Hanya di butuhkan dua menit sebelum akhirnya suara- suara itu mereda.

Senja kemudian membuka pintu secara perlahan sambil masih menggenggam scalpel di tangannya. Dia memiringkan kepalanya dan melihat Sian berdiri di sana dengan gagah dan tampan sementara tiga orang lainnya sudah bergelimpangan di lantai sambil mengerang kesakitan.

"Kakakku yang tampan!" Senja berteriak dengan gembira, matanya berbinar dengan bahagia.

Setelah itu, Senja melompat ke pelukan kakaknya.