"Ayah, kenapa ayah bersikap seperti itu kepada Alisa?" cetus Rahel menjatuhkan tatapan kesal kepada Tuan Angga yang berdiri di samping jendela kaca. Lelaki itu saling memegangi kedua tangannya yang ia sembunyikan di balik punggung.
Lelaki berkumis tebal itu sama sekali tidak bergeming netranya masih menikmati pemandangan perkebunan teh dari lantai 2 kamarnya. Memberikan ketenangan di dalam hatinya.
"Alisa masih terlalu kecil. Ia tidak tau apapun. Kenapa Ayah ikut membencinya? Jika ayah hanya berpura-pura baik kepada kami, untuk apa Ayah?" cebik Rahel berlinang air mata. Ia sama sekali tidak bisa menahan kemarahannya saat Nico mengatakan sikap acuh Tuan Angga kepada Alisa.
Tuan Angga akhirnya menarik tubuhnya ke arah Rahel. Wajahnya merah menyala menahan kemarahan pada gadis yang sedari tadi mencercanya.
"Kamu ingin tau?" cetus Tuan Angga dengan nada penuh penekanan. "Karena Alisa bukan siapapun di keluarga kita," imbuh Tuan Angga menjatuhkan tatapan serius kepada Rahel.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com