Rahel mengangguk lembut, senyuman kecil menghiasi bibir gadis yang mengenakan sweater berwarna purple itu. "Mungkin karena inilah ayah menyukai Mas Bima!" tutur Rahel dengan nada bercanda.
"Ah, kamu bisa saja," balasnya seperti sedang menahan senyuman. "Karena yang pasti, aku sudah bisa mendapatkan hati Tuan Angga dan sekarang aku tinggal mencari cara bagaimana untuk mendapatkan hati putrinya," imbuh lelaki itu, sekilas menatap pada Rahel.
Rahel tersipu malu. Meskipun tidak ada debaran jantung seperti saat ia berada di samping Nico. Mungkin saja jika yang mengatakan kalimat itu adalah Nico. Hati Rahel kini pasti telah melambungkan tinggi dalam fatamorgana.
___
Hampir satu jam mobil berwarna putih yang telah melewati jalanan berliku-liku milik Bima telah tiba di depan sebuah butik ternama di kota Bandung. Udara di pusat kota Bandung tidak sedingin di tempat tinggal Rahel. Meskipun cahaya matahari, masih saja malu-malu untuk menyinari.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com