webnovel

Prologue

Hari yang sangat cerah begitupun dengan suasana hati Aletta yang tampak bahagia dengan keluarga barunya.

Ya, tepat 2 Tahun setelah ibunya meninggal, kini ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki seorang putri yang jarak umurnya hanya terpaut 4 tahun lebih tua dari Aletta, namanya Cantika.

Aletta kini melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas terbaik di kota Jakarta begitupun juga Cantika. Hanya saja Cantika sudah memasuki semester 4 sedangkan Aletta masih berstatus mahasiswa baru.

Tapi sayangnya kebahagian yang dirasakan Aletta hanyalah kebahagiaan sementara yang hanya terlintas begitu saja lalu pergi tanpa aba aba.

"Ayah, kapan kita sampai?" rengek Aletta seraya menyandarkan kepalanya di kaca jendela mobil.

"Sebentar lagi sayang, ada apa? Apa kamu lelah?"

"Tidak, hanya ingin cepat cepat bertemu kak Cantika aja."

"Sekarang pengen ketemu awas saja kalo pas sudah ketemu malah berantem," timpalnya.

"Bukannya begitu, ada pekerjaan kampusku yang ingin aku tanyakan sama kak Cantika."

"Kenapa harus bertanya? Kamu kan bisa belajar sendiri, apa jangan jangan kamu gak pernah belajar ya?"

"Ayah kau ini, gak boleh negative thinking sama anak sendiri," Aletta mempoutkan bibirnya kesal.

"Bukannya emang begitu kebiasaan mu dari dulu? Jangan sok kalem di depan bunda!!" ejeknya diselingi tawa kecilnya.

"Kalian ini, begitu aja pake berantem!!"

"Ayah emang suka begitu Bun, suka bikin emosi terus marah marah sendiri, makanya cepat tua."

"Heh dasar anak durhaka!! Mau uang jajan kamu ayah kurangi?"

"Tuh kan Bun, baru aja aku mingkem udah marah marah." ejek Aletta sembari menahan tawanya.

"Hari ini sangat cerah ya sayang?"

Bunda mengarahkan layar ponselnya keluar untuk mengambil beberapa foto pemandangan pagi ini.

Jalanan yang sangat damai walaupun di sisi kanan dan kiri terdapat jurang tapi tidak menutup keindahan alam pagi ini.

Aletta membuka kaca mobilnya. Matanya memejam saat hembusan angin segar yang menyapu setiap inci wajahnya. Dia tersenyum bahagia setelah sekian lama melewati masa masa tersulit dalam hidupnya.

"Ahhhh aku ingin tetap seperti ini selamanya!!" gumamnya dengan senyuman yang terukir sangat indah.

"Ah ada apa dengan mobil ini?"

Seketika raut wajah Aletta berubah saat Ayah berteriak panik.

"Sayang ada apa?"

"Ayah kenapa dengan mobilnya?" tanya Aletta mulai cemas saat mobil yang ditumpanginya mulai oleng.

"Re-rem nya tidak berfungsi!!"

"Apa?" teriak Aletta dan bundanya secara bersamaan

"Tapi bagaimana bisa rem nya tidak berfungsi? Bukannya tadi sudah kau cek sebelum kita berangkat?"

Aletta berkeringat dingin. Gadis itu memegang sabuk pengamannya kuat kuat sambil merapalkan beberapa Doa yang dia bisa.

"Jangan!! Aku mohon jangan terjadi lagi!!" pintanya dalam hati.

"AYAHHHHH AWASSSSS!!" Aletta berteriak saat ada truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan dan,

"AHHHHHHHHHH."

BYURRRRRRRRRR

"Ahhhh."

"Bangun!! Jam segini malah teriak teriak gak jelas," bentak Cantika.

"Kenapa kau ini selalu menyusahkan aku saja huh!! Jika bukan karena mu, Bunda pasti masih ada disini dan aku juga tidak perlu mengurus gadis menyebalkan sepertimu!!"

"Kak, semua ini bukan salahku. Ayah dan Bunda kecelakaan bukan karena aku!!" ucap Aletta sembari mengusap air yang baru saja disiram oleh Cantika ke wajahnya.

"Bohong!! Jika dulu kau tidak meminta apapun dari mereka, mereka pasti tidak akan meninggal."

"Kak, kau salah paham. A-aku juga tidak tau kenapa itu semua bisa terjadi. Ini semuanya sudah takdir, aku mohon jangan salahkan aku terus menerus karena aku juga sangat kehilangan mereka."

"Bohong!! Kau pasti sudah merencanakan semua ini dari awal kan? Kau pasti memiliki rencana untuk membunuh Bunda kan Karena kau tidak mau Ayahmu menikah lagi, iya kan?"

"Aku membencimu Aletta, pergi dari rumahku sekarang juga!!" bentaknya.

Cantika dengan sengaja mendorong Aletta hingga menabrak sebuah kaca lemari yang ada di sampingnya sampai kaca itu pecah dan salah satu pecahan itu tidak sengaja menggores lehernya hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak.

"Akhh hiks hiks, kak Cantika tolong aku!! Sakit, ini sangat sakit," teriak Aletta sambil memegang luka itu sangat erat.

"Urus saja dirimu sendiri!! Aku malah berharap kau segera mati karena kehabisan darah," sarkasnya lalu melenggang pergi meninggalkan Aletta yang terduduk kesakitan sendirian.